Serial HAMASSAAD – 7. Bangkrut
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2016, 11 Agustus
-::-
"Ay, lo cakep juga ye kalau diliat-liat..." Hamas masih aja ngoceh padahal Ayu mukanya sudah laksana kepiting rebus.
"Ngga usah gombal deh, Mas. Ngibul aja lo..." kata Ayu sembari membenahi kacamatanya. Padahal hatinya senang. Padahal dadanya meletup-letup. Padahal dia ingin sekali loncat ke atas meja dan teriak sekencang-kencangnya biar seisi perpustakaan tahu; Did y'all hear that? I'm fcking awesome!
Tapi ngga mungkin. Mau dikemanain harga dirinya coba?
"Seriusan," kata Hamas lagi. Matanya beberapa kali melirik lembar tugasnya yang sedang diisi dengan rapi oleh Ayu. "Cewek cakep banyak. Tapi yang cakep plus pinter, langka banget tahu, Ay..."
Ayu makin susah menarik napas. Semisal dia mati sekarang, kayaknya dia rela deh. Eh.
Tapi cewek emang gitu. Kalau dipuji, mereka bakalan bilang; Ah bisa aja... bohong kali... padahal mah aslinya pengin dipuji berulang-ulang.
"Nih, selesai," kata Ayu dengan mengangkat dagu, tapi matanya sibuk melihat ke arah kertas, tidak berani menatap langsung Hamas yang duduk tepat di hadapannya. Hamas menerima kertas dengan luar biasa senang hati.
"Wow! Kece banget dah ah!" kata Hamas senang. "Makasih ya, Ay!" Tangannya iseng mengarah pada kepala Ayu dan mengacak rambutnya sekilas. Ayu ngeles, padahal dalam hati dia menikmatinya.
Duh, udah kayak film Korea, batin Ayu.
"Woi!"
Suara Saad membuat keduanya menoleh. Beberapa pengunjung perpustakaan juga ikut-ikutan menoleh. Saad melirik mereka dengan tatapan tak enak. Kakinya perlahan terayun menuju Hamas.
Dan Ayu makin salah tingkah begitu menyadari Saad, yang hari ini tampil manis dengan kaus belang hitam-putih, dan celana jeans yang bagian kakinya digulung demi mengikuti sunnah Nabi, mendekat ke arahnya.
Gila, yang satu anak basket, dan yang satu anak rohis. Dua-duanya paling tenar sekampus ini. Dan keduanya sekarang ada di dekatnya? Di dekatnya gitu loooh! Gimana Ayu ngga baper. Rasanya mau pingsan!
Etapi kalau pingsan nanti digendong ke ruang UKS sama Hamas atau Saad ya? Hmmm...
"Dicariin dari tadi," kata Saad sembari menepuk pundak Hamas.
"Sama siapa?" tanya Hamas. Tangannya bergegas melipat lembar tugas yang barusan diisi Ayu. Kalau ketahuan Saad, bisa habis dia dinyinyirin.
"Sama gue lah," kata Saad cepat. "Masa sama satpam kampus."
"Yaelah, kirain sama Wina," balas Hamas. Ayu sampai manyun.
Wina monyet ras mana tuh?
"Kantin yok!" ajak Saad. "Beli bubble tea dulu bisa kali sebelum azan."
"Pinter," kata Hamas. Dia lalu bangkit dari duduknya, membuat Ayu mendongak sampai lehernya sakit. "Ay, makasi lagi nih. Maap ngerepotin!"
"I-iya," sahut Ayu, gelagapan. Matanya patuh mengekor langkah Hamas yang dirangkul Saad menuju pintu perpustakaan. Dalam hati membayangkan kalau dia dipeluk Hamas tuh pasti detak jantung Hamas tidak terdengar. Sebab yang terdengar pasti kruyukan perut lapar Hamas.
Ayu kan semampai. Semeter tidak sampai.
Heh!
Kampus ramai di jam sebelas pagi ini. Beberapa mahasiswa memasang tampang jutek karena kelas mereka mendadak ujian. Beberapa lagi memasang wajah cerah dan kusam karena dosen mereka tidak masuk. Hamas dan Saad sendiri ada kelas lagi nanti sekitar jam satu siang. Sekarang waktunya istirahat...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HAMASSAAD Ukhayya Habibi
EspiritualSeason 1 Hamas : "Weh, sebagian bab diunpublish, yang mau lengkap, beli dong novelnyeheheew!" Saad : "Tapi dahulukan yang penting ya." Hamas : "Lah, kita kaga penting, nyet???!" Saad : "Astaghfirullaahal'adzhim..." *elus...