Serial HAMASSAAD – 46. Obrolan dengan Ipat
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2016, 19 Oktober
-::-
Mereka tiba di Taman Impian Jaya Ancol sekitar jam delapan. Saad meminta Hamas untuk mampir ke masjid di dalam kawasan Ancol, maka jadilah mobil Hamas berhenti di area parkir khusus Masjid Baiturrahman.
Masjid terlihat sepi mungkin memang saat ini bukanlah jam shalat wajib. Jadi Hamas dengan leluasa memarkir mobilnya sebab hanya mobilnya yang ada di sana. Keempatnya turun dengan tangan kosong. Hamas mengunci mobilnya dengan kunci pengendali.
"Mobil A Hamas bagus," puji Fatima sambil berjalan menghampiri Hamas dan Hanun yang berdiri dekat ke pintu masjid. Saad menyejajari langkah adik perempuannya.
"Ah, biasa aja," respons Hamas dengan senyum malu-malu.
Tentu saja mobilnya bagus. Harganya saja selangit, dan ini limited edition. Mini Cooper S Clubman, seri terbaru dengan warna dominan merah. Hanun saja dulu diantar kondangan naik Toyota Vios sudah berbinar-binar wajahnya.
"Kayak yang di pasar malam ya, A," tambah Fatima, kali ini pada Saad. Hamas dan Hanun menoleh.
"Lah, kok yang di pasar malem dah?" tanya Hamas kaget. Dilihatnya Saad terkekeh dan Fatima mendongakkan wajah, bergantian melihat Hamas dan Saad.
"Itu, Mas," kata Saad, "di pasar malam kan ada sewa mobil mainan yang buat bocah. Lima ribu per sepuluh menit. Mirip mobilnya."
Hanun terbahak dan Fatima cengengesan.
"Hanjir, ya masa selevel begituan," sungut Hamas. Sepasang matanya melirik Fatima dengan lirikan sebal. Hanun masih ngakak.
"Udah, Mas, mobil lo tuh pasaran!" kata Hanun, menggamit tangan Fatima dan mengajaknya ke bagian akhwat, untuk menunaikan shalat Dhuha.
Padahal Hamas masih tidak terima. Rasanya mau meneriakkan informasi bahwa mobilnya tuh limited edition, tapi ia tahan. Sebab Saad sudah menepuk punggung hoodie-nya, mengajak Hamas untuk bergegas menunaikan shalat Dhuha empat rakaat.
Di bagian perempuan, Hanun masih saja tertawa.
"A Hamas kayaknya kesal ya, Kak?" tanya Fatima, tak enak hati.
"Jangan dipikirin, Pat. Dia mah emang galauan," sahut Hanun.
Keduanya memasuki ruang berwudhu. Hanun melepas khimar ungu pucatnya, dan Fatima melepas hijabnya juga. Rambut keduanya tergerai setelah lapisan dalam hijab mereka tergeletak di rak besi di dekat kepala.
"Kak Hanun rambutnya panjang banget," puji Fatima. "Kalau ngga hijaban, Kak Hanun kayak masih kuliah."
"Sepantaran Hamas gitu? Dia kan mukanya tua, Pat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HAMASSAAD Ukhayya Habibi
SpiritualSeason 1 Hamas : "Weh, sebagian bab diunpublish, yang mau lengkap, beli dong novelnyeheheew!" Saad : "Tapi dahulukan yang penting ya." Hamas : "Lah, kita kaga penting, nyet???!" Saad : "Astaghfirullaahal'adzhim..." *elus...