23. Perayaan Idul Adha

3K 442 217
                                    

Serial HAMASSAAD – 23. Perayaan Idul Adha

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2016, 13 September

*****

Berangkat bakda Isya, mereka tiba di Bandung sekitar pukul sebelas malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berangkat bakda Isya, mereka tiba di Bandung sekitar pukul sebelas malam. Disambut pelukan Fatima, Saad terlihat sekali semringah. Sementara Hamas mencium tangan ayah sahabatnya selayaknya orangtuanya sendiri.

Santun.

Setelah tahajud, keduanya pun terlelap dan tidur hingga Subuh menjelang. Bersiap sampai kemudian tiba waktunya shalat Eid. Di depan rumah Saad sudah tertambat satu ekor sapi yang cukup gemuk berwarna kulit cokelat dan dua ekor kambing serupa tapi tak sama; yang satu milik Fatima dan yang satu milik Nisa, adik dari Indra.

Dua gadis ini menabung uang jajan mereka selama setahun agar bisa ikut berkurban tahun ini dengan kambing atas nama masing-masing. Sementara satu ekor sapi adalah gabungan dari tujuh nama berbeda, keluarga Saad dan keluarga Indra.

"A Hamas harum sekali," kata Fatima begitu keluar rumah dan menyongsong dua orang pemuda yang tampak bersih dan rapi, berdiri memerhatikan kambing-kambing dan sapi. "Bau kambingnya jadi ngga ada."

Saad tergelak, "Mandi parfum kali si Hamas..."

"Parfum mahal, Pat," Hamas menaikkan sebelah alis, "maklum aja dah..."

"Ipat―eh ada Kang Saad sama Kang Hamas, aduh meuni kasep-kasep euy," Nisa yang berteriak dari rumahnya terlihat terbahak sendiri, lalu segera menutup mulutnya karena dilihatnya Fatima tertawa.

"Harum lagi, Nis!"

"Iya atuh," kata Nisa, "orang Jakarta mah kan harum-harum ..." tambahnya. "Nisa info ke Kang Indra dulu nya. Nuhun..."

Nisa langsung masuk lagi ke dalam rumah, taklama terdengar suara indah Indra yang memenuhi jagat raya. Saad senyum-senyum sambil geleng-geleng kepala. Pun demikian Hamas.

"Gokil si Indra," kata Hamas, "bacotnya ngalahin suara anak boiben!"

"Kang Indra mah napasnya panjang, A," kata Fatima, "beberapa kali menang kompetisi baca Quran gitu..."

Hamas manyun. Paling bete ada cewek bangga-banggain cowok lain di dekatnya. Hancur sudah harga dirinya...

"Kambing lo cakep juga, Pat," kata Hamas kikuk, akibat mencoba mengalihkan perhatian.

"Nanti yang potong si Hamas ya, Pat," kata Saad.

"Dih, kaga ah, Ad. Ogah! Kaga siap gue," tolak Hamas.

"Iya, A... belajar. Pas sembelihnya itu kan yang sunnah," kata Fatima. "Ipat juga mau, cuma nanti suka ngga tega. Yang ada kambingnya Ipat lepasin, hehehe..."

"Lu aja kaga tega, Pat... apalagi gue. Hati gue ini murni..."

"Hush, apa hubungannya sama sembelih. Kan sunnah-nya di sana, Mas," tambah Saad lagi.

[✓] HAMASSAAD Ukhayya HabibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang