Serial HAMASSAAD – 13. Perbedaan
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2016, 26 Agustus
-::-
"Ada seorang pria menemui 'Aisyah dan di pagi hari ia telah mencuci pakaiannya (yang terkena mani). Kemudian 'Aisyah mengatakan, "Cukup bagimu jika engkau melihat ada mani, engkau cuci bagian yang terkena mani. Jika engkau tidak melihatnya, maka percikilah daerah di sekitar bagian tersebut. Sungguh aku sendiri pernah mengerik mani dari pakaian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian beliau shalat dengan pakaian tersebut."
( HR. Muslim no. 288 )
♥
"Salamu'alaykum!" teriak Hamas dari balik pintu.
Tak seberapa lama, pintu rumah dibuka, dan ada Saad di sana.
"Hujan-hujanan ke sini, Mas?" Saad membuka pintu lebih lebar, dan menunggui Hamas yang nampak sibuk membuka jas hujannya yang berwarna merah. Motor Hamas terparkir manis di pinggir jalan kecil persis di depan kontrakan Saad, terguyur hujan sedang.
"Nanggung, Ad," kata Hamas. "Udah dikit lagi sampe, eh ujan."
Dia lalu masuk, menutup pintu dan menggibaskan bajunya yang agak lembab. Hanya ujung kaki celananya saja yang basah akibat terciprat air hujan dari gilasan pengendara motor lain sepanjang perjalanan ke sini.
Saad meninggalkan Hamas di depan, untuk ke dapur dan membuatkannya teh hangat. Ini baru jam delapan pagi, dan Saad baru saja selesai menyantap sarapan dan merendam pakaian. Dia sendiri ada kelas di jam satu siang nanti.
"Emangnya lo libur hari ini?" tanya Saad begitu dia kembali dengan segelas teh manis hangat di tangan. Tubuhnya merunduk demi meletakkan gelas berisi teh itu di atas meja, sementara Hamas mulai mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
"Libur. Semalem dapet info di grup, katanya Bu Ren kaga masuk. Melahirkan kali tuh dia," kata Hamas dengan fokus terarah pada isi tasnya. Gerakannya terhenti, Hamas menoleh pada Saad. "Tapi ntar gue ikut lo aja ke kampus dah. Mayan, kali ketemu Wina. Aheeey!"
Hamas cekikikan, sementara Saad geleng-geleng kepala prihatin.
*Ternyata masih ada Wina di antara mereka. Hhhhzzzz!*
Wajah semringah Hamas tercetak begitu sebuah PSP keluar dari dalam tasnya. "Jiiir, tahu kaga, Ad? Gue nemu ini PSP di tumpukan buku lama yang mau gue buang. Maenan pas SMA nih!"
Saad hanya mengiyakan, sebab dilihatnya Hamas begitu gembira. Dia sendiri tidak terlalu suka dengan games-gadget begitu. Buang-buang waktu, menurutnya.
"Ya udah, gue tinggal ngga papa nih ya?" Saad beranjak, "Gue mau nyuci baju dulu."
Hamas angguk-angguk kepala. "Oke, mabro!"
Sepeninggal Saad, Hamas mulai asik dengan PSP-nya. Dia memilih selonjoran dengan posisi menyamping di sofa, lalu menumpukan kepalanya pada pinggiran sofa sebagai bantal. Dan larut di sana untuk beberapa lama.
Hingga kemudian kehadiran Saad mengusik konsentrasinya.
"Udah dhuha belum, Mas?" tegur Saad begitu dilihatnya Hamas masih berkutat dengan PSP. "Oi!" teriak Saad begitu mendapati pertanyaannya tidak digubris.
"Ape sih, Ad?" Hamas menyahut tapi pikiran dan tangannya masih tersambung pada PSP.
"Jam sembilan nih, antum udah dhuha belum?" Saad kali ini bertanya sambil mencolek pundak Hamas yang tertutupi kaus kelabu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HAMASSAAD Ukhayya Habibi
SpiritualeSeason 1 Hamas : "Weh, sebagian bab diunpublish, yang mau lengkap, beli dong novelnyeheheew!" Saad : "Tapi dahulukan yang penting ya." Hamas : "Lah, kita kaga penting, nyet???!" Saad : "Astaghfirullaahal'adzhim..." *elus...