Serial HAMASSAAD – 30. Tanya Jawab
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2016, 27 September
-::-
"Assalamu'alaykum wa rahmatullaah," kata si gadis berhijab ungu pucat tersebut. Koor jawaban salam terdengar silih berganti. "Nama saya Quin, mau tanya, A..."
"CIYEEE..."
Koor barusan sukses membuat akhwat bernama Quin itu mengatupkan bibirnya dengan tangan kiri selagi tangan kanannya memegang mikropon. Kekehan malu-malunya terdengar sebelum ia kemudian melanjutkan.
"Saya mau tanya, apa yang sebaiknya kita amalkan di saat kita sedang galau ya? Misal, mengetahui sahabat baik kita akan menikah..."
"Hmmm..." koor dari sisi ikhwan menjeda pertanyaan gadis bernama Quin ini.
"Rasanya sedih, karena biasa melangkah dalam ketaatan bersama-sama, kemudian dia harus menikah karena sudah bertemu jodohnya. Bukan berarti sedih dia menikah, bukan, A..."
"Hmmm..." koor lagi-lagi terdengar, kali ini justru dari sisi akhwat.
"Calon suaminya juga pria baik, tapi hati tetap aja, kurang ridha," lanjut Quin. "Terima kasih sebelumnya. Wassalamu'alaykum."
Sahutan jawaban salam terdengar silih berganti. Saad memposisikan mikropon dekat ke bibirnya, dan dengan senyum kecil, ia mengawali jawaban.
"Obat galau, banyak. Zikir, sedekah, membantu dan membahagiakan orang lain," kata Saad. " Ada doanya juga, diriwayatkan di hadits Imam Bukhari; Allaahumma inni a'uudzubika minal hammi wal hazani; Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari gundah gulana dan rasa sedih," jelasnya. "Untuk permasalahan, ehem," Saad berdeham, lalu terkekeh pelan, "sahabat baik yang biasanya bersama kita dalam berketaatan, kemudian memutuskan menikah..."
Hamas tergagap ketika sepasang mata Saad terarah padanya, sebelum kemudian mengerjap dan beralih pada pasang mata di sisi ikhwan lainnya. Dan mau tak mau, Hamas berharap Saad menjawab perihal ini dengan sangat jelas. Karena bagaimanapun, Hamas sempat galau mengetahui Saad kenal dengan gadis bernama Mutia.
Itu baru kenal dengan seorang gadis kan?
Bagaimana jika suatu hari Saad memutuskan menikah?
Damn...
"Cari kawan baru lagi," kata Saad.
Hamas melongo. Sementara hadirin lainnya ada yang terkejut dan ada yang angguk-angguk kepala. Quin, si penanya tadi, kini sibuk menggenggam erat jemari seorang gadis berkerudung hijau lembut yang duduk tepat di sebelah kanannya. Sementara gadis tersebut balas mengusap-usap punggung tangan Quin.
"Saya ngga bercanda, anti harus cari kawan baru lagi," kata Saad. "Riwayat Abu Dawud; Dua orang lebih baik dari seorang, tiga orang lebih baik dari dua orang, dan empat orang lebih baik dari tiga orang. Tetaplah kamu dalam jamaah. Sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak akan mempersatukan umatku kecuali dalam petunjuk hidayah," lanjutnya. "Makanya kita harus memperluas pertemanan dengan orang-orang shalih. Jangan mau dimakan srigala. Sebab sesungguhnya srigala hanya akan memangsa domba yang terpisah dari kawanannya. Perbanyak teman shalih itu perlu, karena ngga selamanya teman baik kita akan selalu bersama kita. As we do, they have their own lives, too..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] HAMASSAAD Ukhayya Habibi
EspiritualSeason 1 Hamas : "Weh, sebagian bab diunpublish, yang mau lengkap, beli dong novelnyeheheew!" Saad : "Tapi dahulukan yang penting ya." Hamas : "Lah, kita kaga penting, nyet???!" Saad : "Astaghfirullaahal'adzhim..." *elus...