14. Merasa Bersaudara

4.2K 555 249
                                    

Serial HAMASSAAD – 14. Merasa Bersaudara

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2016, 29  Agustus

-::-

Latihan basket hari ini cukup menguras tenaga, dan Hamas sudah kembali segar setelah membersihkan diri dan berganti pakaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Latihan basket hari ini cukup menguras tenaga, dan Hamas sudah kembali segar setelah membersihkan diri dan berganti pakaian. Dia mengacak rambutnya yang masih basah di depan loker tempatnya menyimpan barang-barang. Baju basketnya teronggok di dalam plastik di dekat kaki.

Loker terbuka dan Hamas bergegas mengambil tasnya, kemudian ponsel dan berdiam sejenak untuk melihat notifikasi yang ada di layar ponselnya.

Ada pesan masuk dalam aplikasi whatsapp-nya.

Saad Ibnu Umar

13.52 : Dmn?
13.53 : Gw udh ga ada kelas
14.07 : Lo dah kelar blm kelasny? Mau gw tgg atw gmn?
14.10 : Mas?
14.25 : Y ud gw balik dl y
14.59 : Jgn lp Asaran

Hamas tersenyum lebar membaca serangkaian chat yang dikirimkan Saad. Di sudut layar ponsel terlihat menunjukkan pukul 15.01 yang berarti pesan terakhir dikirimkan beberapa saat lalu, ditambah keterangan akun whatsapp Saad adalah online.

Saad sedang aktif dengan ponselnya.

Jadi Hamas mengetikkan beberapa baris huruf setelah menutup pintu loker dan menggeret kakinya ke satu kursi panjang yang ada di antara loker-loker lainnya. Beberapa temannya memanggil Hamas, sekadar pamitan untuk pulang lebih dulu. Hamas hanya menyahut dengan mengangkat tangannya, lalu fokus lagi dengan ponsel.

15.01 : Baru klar lthn bakset
Lu di rmh? Gw k stu ye?
Tp laper
Td bukanny nungguin sih
Gw beli naspad aj dh
Makan bedua elu?

15.01 : G usah. Gw kenyang
15.02 : Beli buat lo aj
Gw baru makan jam 2an
Tadi beli warteg

15.02 : Warteg mana nampol dah
Udah, gw beli 2

klo lu kaga bais
gw yg sikat
Ok

15.03 : Ok aj lah
Asaran dl baru balik

15.03: ok bosku


Hamas cengangas-cengenges terus sepanjang chat, dan kegiatannya terusik ketika mendapati sesosok teman basketnya berdiri di hadapan. Menatapnya dengan serius.

"Eh, elu, Dan," sapa Hamas. Dia mematikan layar ponselnya, lalu memasukkannya ke saku kemeja kotak-kotak yang sebagian kancingnya terlepas, sementara di bagian dalam tubuhnya dilapisi kaus kelabu.

"Sibuk ngga lo?" tanya Dani, sosok yang berdiri di hadapan Hamas itu. Dani adalah teman setim basket Hamas. Mereka sudah saling kenal sejak Hamas bergabung dengan tim basket. Dan Dani setingkat lebih dulu dibanding Hamas dalam jenjang kuliah.

[✓] HAMASSAAD Ukhayya HabibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang