Chapter 8: Kamar Terkutuk (1)

3.1K 346 26
                                    

Hari ini aku sengaja berangkat lebih awal ke tempat kerjaku. Alasannya adalah karena aku belum belanja bulanan sehingga kulkasku masih kosong. Akhirnya aku putuskan untuk makan di kafetaria hotel saja bersama dengan yang lainnya. Selama 2 minggu ini, aku tak bertemu dengan Erick. Aku tak tahu dia menghilang kemana dan bocah menyebalkan itu pun tak menghubungiku sama sekali. Setelah malam pengakuan itu, tidak ada lagi cctv yang rusak. Namun shift malam jadi sangat membosankan.

Oh ya aku juga sempat bertanya mengenai sejarah hotel ini dan aku menemukan fakta yang cukup mengejutkan. Hotel ini dulunya bernama Hotel La Chateu, tempat dimana Aldric Barthelemy melakukan aksi penembakan terhadap para bangsawan Perancis di masa itu. Setelah kejadian itu, La Chateu Hotel menjadi sangat sepi. Para tamu yang menginap di hotel ini berkata bahwa mereka selalu mendengar teriakan dan tangis sedih yang datang entah dari mana. Karena sebab itulah La Chateu bangkrut dan kosong selama 20 tahun hingga akhirnya pada tahun 1990, hotel ini dibeli oleh Anthony Alcander, ayah Erick.

La Chateu pun dipugar habis – habisan, namun selama renovasi banyak sekali hambatan dan kendala yang terjadi. Bayangkan saja 8 tahun hanya untuk renovasi yang tak kunjung selesai. Ia pun kembali ke Paris tapi ia tak sendirian. Saat itu Anthony mengajak Erick yang masih berusia 8 tahun. Rencananya beliau akan menjual hotel itu pada seorang bilyuner asal Rusia.

Aku ingat saat itu Erick mengajakku untuk ikut karena kami berdua memang sedang liburan sekolah. Tapi aku menolaknya karena saat itu aku ingin menghabiskan waktu bersama ayah dan ibuku di Metropolis.

Aku benar – benar ingat cerita Erick dua minggu yang lalu saat berada di apartemenku.

"Saat itu aku benar – benar takut! La Chandelier yang dulu benar – benar sangat mencekam dan menakutkan bahkan saat itu aku sempat merengek pada ayahku untuk segera pergi meninggalkan tempat itu. Darren! Tempat itu dihuni oleh sesuatu yang sangat jahat."

Erick juga bercerita padaku bahwa saat renovasi hotel, banyak sekali pekerja yang mengalami kecelakaan kerja hingga mengakibatkan waktu renovasi menjadi semakin lama dari target yang dijanjikan.

"Apa semua itu gara – gara ulah Aldrick?"tanyaku penasaran.

Erick menggelengkan kepalanya, lalu ia berkata,"Darren, bumi yang kita pijak ini sudah berusia cukup tua. Coba bayangkan sudah berapa banyak kejadian atau peristiwa mengerikan yang terjadi di bumi ini entah itu akibat dari peperangan, pembangunan sebuah gedung atau infrastruktur maupun wabah penyakit yang menelan banyak korban jiwa."

"Jadi maksudmu banyak peristiwa yang berakhir tragis bahkan sebelum La Chateu terbentuk? Jadi semua yang dikatakan Paquito benar."ujarku.

"Apa saja yang Paquito ceritakan padamu?"tanya Erick padaku.

"Mengenai si Florien Fabien yang katanya dibunuh di dalam mansionnya sendiri. Ia ditemukan dengan bagian wajah yang telah dikuliti."

"Hanya itu?"tanya Erick padaku. Aku hanya mengangguk lalu kembali melahap potongan pizza yang ada ditanganku. Erick pun melanjutkan ceritanya,"Kau tahu saat aku berusia 8 tahun, Aldric membantuku untuk menyegel jiwa – jiwa tersebut agar tenang dan tidak menganggu para pekerja saat melakukan renovasi hotel."

"Kau menyegelnya?"tanyaku lagi. "Dan setelah itu La Chandelier beroperasi sebagai hotel pada umumnya? Lalu dimana kau menyegel 'sesuatu' yang kau maksud tadi?"

Ekspresi wajahnya terlihat sangat serius. "Di sebuah ruangan yang tidak boleh dibuka oleh seorang pun."

Sampai detik ini aku masih bertanya – tanya dimana ruangan yang dimaksud oleh Erick. Aku yakin ruangan itu terdapat di La Chandelier. Ya sudahlah, aku akan bertanya padanya nanti ketika kami bertemu. Lebih baik sekarang, aku mengisi perutku dengan sup kentang ini.

The Haunted Hotel of La ChandelierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang