Chapter 15: Cermin Terkutuk!

2.9K 329 25
                                    


Sekarang aku, Selina dan Erick berada di dalam lift. Kami bertiga harus segera menuju puncak gedung La Chandelier, tempat dimana jiwa Marissa disekap oleh Florien. Aku merasa lift ini berjalan sangat lambat. Aku pun menoleh pada Selina yang berdiri tepat disebelahku, lalu memberanikan diri untuk bertanya mengenai siapa itu Florien. Saat aku akan menanyakannya, Selina menoleh dan tersenyum padaku.

"Aku akan menceritakan siapa sebenarnya Florien."ujar Selina padaku kemudian ia menoleh kearah Erick "Yah!Walaupun kau sudah lebih dahulu mengetahuinya Erick." Mata Selina menerawang jauh. Berusaha untuk mengingat setiap detail sejarah masa lalu seorang Florien Fabien.

Pada tahun 1673, hiduplah sepasang suami istri miskin bernama Damian danLaura Fabien. Mereka bekerja sebagai petani kecil di sebuah ladang anggur yang terletak di Mittelbergheim. Kota kecil yang menjadi salah satu penghasil wine terbaik di Perancis. Kehidupan di desa itu sangat damai dan tentram. Penghasilan yang diperoleh Damian dan istrinya Laura, sebenarnya lebih dari cukup, apalagi tuntutan hidup di Mittelbergheim tidak terlalu tinggi seperti diParis.

Namun, Damien selalu merasa kurang dengan apa yang telah dimiliki olehnya. Akhirnya ia pun bertekad untuk hijrah ke Paris dengan harapan dapat merubah taraf hidupnya menjadi lebih baik. Damien bekerja pada seorang politikus bernama August sebagai seorang pelayan. Berkat keuletan dan ketangkasannya dalam bekerja. August pun menjadikan Damien sebagai tangan kanan dan kepercayaannya. Pembawaannya yang supel dan ramah membuat orang – orang elit di Paris menyukainya.

Setahun kemudian, ia memboyong sang istri, Laura untuk tinggal bersamanya di Paris. Kehidupan mereka berdua cukup glamor. Hampir seminggu sekali Damien dan Laura mengadakan pesta di rumahnya. Damien pun makin populer dikalangan elit Perancis sampai pada akhirnya ia berkenalan dengan seorang pria berkebangsaan Italy bernama Rafael Vermiga.

Rafael adalah seorang pedagang barang antik yang sering melakukan penjelajahan ke wilayah Asia. Ia juga gemarmengoleksi barang – barang antik dari berbagai negara yang dijelajahi olehnya.Sebagai tanda perkenalan, Rafael pun mengundang Damien untuk berkunjung kerumahnya. Damien pun mengiyakannya. Ia cukup tertarik untuk melihat koleksi barang antik yang dimiliki oleh Rafael, apalagi Rafael juga mengatakan padanya bahwa barang – barang antiknya memiliki sejarah. Sejak saat itu, mereka berdua pun bersahabat. Suatu hari, Rafael yang baru saja kembali dari pelayarannya langsung menuju rumah Damien.

"Damien! Kau harus melihat ini!" ujarnya dengan tatapan mata yang berbinar – binar. "Aku yakin kau akanmenyukainya."

"Tapi... aku sedang menemani Laura. Ia sedang hamil anak pertamaku. Aku tidak dapat meninggalkannya sendiri disini."jawab Damien dengan raut wajah penuh penyesalan. "Bagaimana jika pekan depan saja?"

"Oh ayolah! Ini tidakakan memakan waktu lama."lalu Rafael menatap Laura yang sedang duduk di sofa sambil merajut baju kecil untuk bayinya yang akan lahir sebulan lagi. "Nyonya Fabien bolehkan saya meminjam suami anda selama dua jam saja?"

Laura hanya tersenyum. Lalu ia mengangguk pelan. Pertanda bahwa iamenyetujui permintaan Piere. Damien pun hanya pasrah dan mengikuti langkah Rafael menuju kereta kuda yang akan membawa mereka berdua ke sebuah mansion megah milik Rafael.

Sesampainya disana, Rafael membawa Damien ke sebuah ruang bawah tanah, tempat dimana ia menyimpan seluruh koleksi barang antiknya. Damien merasakan hawa dingin yang sangat tidak enak hingga membuat sekujur tubuhnya merinding.

"Apa yang ingin kauperlihatkan padaku?" tanya Damien penasaran.

"Benda itu ada disana."

Rafael berjalan menuju sebuah benda berukuran besar. Bentuknya oval  setinggi sekitar dua meter. Benda itu ditutup oleh kain berwarna putih. Rafael berdiri disamping benda itu dan menatap Damien dengan semangat. Lalu ia menyibakkan kain putih yang menutupi benda tersebut.

The Haunted Hotel of La ChandelierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang