Chapter 19: Hantu?!

2.6K 306 66
                                    

"Logikanya jika portal tersebut terbuka, maka mahluk – mahluk yang terkurung di dalamnya juga akan keluar." Ujar Damian sambil menatap Lao Feng. "Monsieur, apakah kau dapat menutup portal tersebut?"

Lao Feng terdiam. Namun tatapan matanya mengarah pada Erick dan Darren yang tergeletak tak sadarkan diri diatas sofa. Lalu ia tersenyum, "Itu tergantung mereka."

"Lalu jika mereka tidak berhasil apa yang akan terjadi?" tanya Kisa dengan nada panik.

"Mati!"

Mati?! Amigos dios?! Aku belum mau mati apalagi banyak sekali hal yang belum aku lakukan dalam hidup ini.

"Jangan menakuti kami seperti itu Monsieur Lao ! " ujar Kisa dengan raut wajahnya yang kesal. "Sebaiknya kita mencari jalan keluar agar tetap hidup!"

"Ya! Ucapan Kisa ada benarnya juga." Tambah Damian.

Tiba – tiba terdengar suara raungan yang cukup keras disertai dengan angin kencang. Angin kencang tersebut membuat lampu gantung di kamar ini berayun dengan kencang hingga akhirnya terjatuh dan pecah begitu saja. Kini mata kami beralih pada tubuh Marissa yang terikat diatas ranjang. Marissa mengalami kejang. Mulutnya mengeluarkan busa yang begitu banyak. Damian melangkah maju mendekati tubuh Marissa yang sedang kejang lalu dengan cepat menyumpalkan sapu tangan ke dalam mulut gadis itu agar lidahnya tidak tergigit oleh giginya sendiri.

Suara raungan dan angin kencang tersebut menghilang begitu saja, menyisakan keheningan yang benar – benar mencekam.

"Apa itu?" tanya Kisa dengan suara yang sangat pelan. Aku menggeleng perlahan karena ketidaktahuanku.

Lao Feng menatapku dengan tatapan mata yang tidak dapat kuartikan sama sekali.

"Segelnya telah terbuka."

"Apa maksud anda Monsieur?" tanyaku penasaran.

"Segel yang menyegel seluruh arwah jahat di tempat ini telah terbuka. Kini mahluk – mahluk itu akan meneror tempat ini."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanyaku pada Monsieur Lao.

Damian beranjak dari tempatnya duduk lalu berlari menuju pintu keluar sebelum Lao Feng melumpuhkannya dengan sebuah pukulan telak. Kini pria bertubuh besar itu terbaring tak sadarkan diri di lantai.

"TIDAK ADA YANG BOLEH KELUAR DARI RUANGAN INI!" Teriak Lao Feng sambil menatapku dan Kisa dengan tatapan yang mengerikan. "Jika pintu itu terbuka, maka Erick, Darren dan gadis itu tidak akan selamat. Begitu juga dengan kalian dan seluruh orang yang ada di tempat ini."

"Jadi sampai kapan kami harus berada di sini? Aku tidak ingin mati disini Monsieur Lao." Ujar Kisa dengan tatapan mata yang penuh amarah bercampur dengan ketakutan.

"Aku tidak tahu! Tapi aku juga tidak akan tinggal diam dan membiarkan hal ini terjadi begitu saja."

Lao Feng berjalan kearah kursi yang terletak tepat di depan ranjang Marissa. Lalu ia pun duduk di kursi itu. Sebelum matanya terpejam, Lao Feng berkata, "Apa pun yang terjadi! Jangan pernah biarkan pintu itu terbuka!"

***

"Renata, aku sudah tidak kuat lagi." Ujar Sissy sebelum ia menelungkupkan wajahnya di meja bar. Malam ini kami berdua minum bergelas – gelas minuman beralkohol. Lumayanlah untuk menghilangkan rasa penat terhadap kerjaan kantor. Kekesalanku kepada Erick pun perlahan memudar. Alkohol memang benar – benar manjur untuk memperbaiki moodku.

Aku menarik tubuh Sissy lalu membaringkannya diatas sofa. Kami berpindah ke lounge VVIP yang lebih private beberapa saat setelah melihat Baron Huntington dan Mikayla Pierce meninggalkan tempat ini. Kami berdua butuh tempat private untuk sekedar bergosip dan membahas hal – hal sepele namun hanya boleh diketahui olehku dan Sissy saja.

The Haunted Hotel of La ChandelierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang