Chapter 22: Ketika Kita bertemu

1.8K 266 22
                                    


Kepalaku terasa sangat berat. Rasanya sakit sekali seperti vertigo yang berkepanjangan. Aku pun membuka mataku perlahan.

“Apa yang terjadi?” tanyaku sambil memegangi kepalaku yang masih berdenyut.

Dihadapanku terdapat kloset duduk dan tepat disampingnya adalah bath up dengan tirai yang terbuka. Tidak salah lagi, aku berada di dalam kamar mandi yang pastinya di salah satu kamar di La Chandelier.

Aku masih bingung kenapa aku bisa tidak sadarkan diri di tempat ini. Aku tidak mungkin dengan sengaja tidur di toilet. Sampai pada akhirnya, seluruh rekaman kejadian di dalam kepalaku kembali berputar.

Bagaimana aku bertemu Sherrin di bar dan sampai pada akhirnya aku terdampar disini.

Kini bayangan mengerikan tentang sosok Sherrin kembali menghantuiku. Aku tidak mau bertemu dengan mahluk mengerikan itu lagi.

Aku bangkit dari tempatku duduk lalu meraih gagang pintu dan membukanya. Satu hal yang pasti, aku tidak ingin berada di tempat ini dan kembali bertemu dengan Sherrin yang mengerikan itu.

Aku merasa sangat lega ketika pintu kamar mandi terbuka. Aku dapat melihat Sissy yang masih tertidur diatas ranjang dengan sangat pulas. Aku pun berjalan ke arahnya.

"Sissy ! Bangun !"Ujarku sambil mengguncang tubuhnya berkali – kali. Sayang sekali usahaku gagal. Ia tertidur sangat pulas. Sepertinya ia tidak akan bangun sampai besok pagi.

Samar – samar aku kembali mendengar rintihan pelan dari dalam kamar mandi. Bulu kudukku kembali meremang. Aku merasakan suhu di kamar ini seperti menurun drastis, padahal mesin penghangat di ruangan ini menyala.

Aku kembali mengguncang tubuh Sissy, tapi rasanya sia – sia saja. Ia tertidur sangat pulas, kalau begini apa boleh buat. Aku akan membiarkannya tertidur disini.
Maafkan aku, Sissy !

Aku keluar dari kamar itu dengan tergesa – gesa sambil berlari menuju lift yang berada tepat di ujung lorong. Aku menekan tombol lift. Pintu lift pun terbuka. Aku bergegas masuk ke dalam lift yang kosong itu.

Tiba – tiba saja lift yang kunaiki meluncur dengan sangat cepat. Shit ! Jangan – jangan lift nya rusak ! Aku pun menekan tombol emergency, tapi tidak ada respon apa pun. Tombol itu seperti tidak berfungsi sama sekali. Tak terasa air mata meluncur dari kedua mataku. Aku pasrah ! Aku tidak tahu harus berbuat apa.

Pintu lift terbuka ! Dihadapanku berdiri seorang pria bermantel hitam. Rambutnya berwarna keemasan. Kedua bola matanya berwarna biru langit yang cerah. Pria ini sangat tampan. Ia tersenyum padaku.

"Kau baik – baik saja ? " Tanyanya padaku dengan suara yang lembut.

Pria asing itu berjalan mendekati ku. Lalu ia memelukku.

"Jangan takut ! Aku akan melindungimu."

***

Yang penting apdet kan yaaa..
Walaupun isinya kentang goreng crispy
Daripada gak apdet ntar dikira hiatus
Trus dikutuk sama warga wattpad
😭😭😭

The Haunted Hotel of La ChandelierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang