Chapter 10: Dunia Kematian!

2.8K 348 17
                                    

Aku terbangun dengan kepala yang berdenyut. Rasanya sangat sakit seperti ada seseorang yang memukul kepalaku menggunakan palu yang cukup besar. Aku mengerjap – ngerjapkan kedua mataku. Samar – samar aku dapat melihat seorang pria yang sedang berdiri membelakangiku. Pria bertubuh tegap dengan mantel panjang berwarna hitam yang dipadukan dengan sepatu boots kulit berwarna senada. Rambut pria itu berwarna pirang keemasan yang panjangnya telah melampaui kerah mantelnya. Ia bersenandung sambil menatap perapian dengan api kebiruan dihadapannya.

Aku pun mulai bangkit dari tempatku berbaring sambil memegang kepalaku yang masih sakit. Kemudian mengedarkan pandanganku kesekelilingku. Ruangan ini tak asing bagiku.

"Kau sudah sadar?" tanya pria itu padaku.

"Dimana aku?"tanyaku padanya.

"Ini ruang kerjaku, Darren. Kau pasti mengingatnya." Jawab Aldrick dengan santai.

"Kepalaku sakit." Erang Erick yang tergeletak disebelahku. Lalu ia pun protes pada Aldrick,"Apa cara masuk kesini harus selalu seperti itu?"

Namun Aldrick sama sekali tidak menanggapi perkataan Erick lalu ia berjalan menuju meja kerjanya. Tangan pucatnya meraih sebuah kalung berbandul jam pasir lalu memperlihatkannya padaku dan Erick sambil berkata,"Ini adalah waktu yang kita miliki!"

Walaupun ukuran jam pasir tersebut sangat kecil. Kira – kira dua kali ukuran ibu jariku tapi aku dapat melihat dengan jelas butiran – butiran pasir yang mulai keluar dari lubang kecil menuju ruang kosong yang ada dibawahnya.

"Waktu kita cukup sempit!"lanjut Aldrick dengan nada serius.

"Lalu apa yang akan terjadi pada kami jika..."Aldrick memotong pertanyaanku sebelum aku sempat menyelesaikannya.

"Kalian harus berhasil! Jika tidak maka kalian akan terkurung di dunia ini bersamaku."

"Intinya kita akan mati, Darren."ujar Erick padaku. "Ayo! Kita harus bergegas!"

Aldrick melemparkan kalung berbandul jam pasir itu padaku. Aku pun menangkapnya lalu mengalungkannya dileherku. Waktu yang kami punya tidak banyak maka kami harus bergegas menyelesaikan misi ini. Kami bertiga pun berjalan menuju pintu keluar, menuju sebuah lift yang tak jauh dari ruangan Aldrick.

Aku dapat merasakan aura muram, kesedihan dan mencekam bercampur menjadi satu dan mengelilingi tempat ini. Samar – samar terdengar teriakan pilu seorang wanita yang cukup menyeramkan tapi aku berusaha untuk tidak mempedulikannya. Walaupun ada sedikit rasa penasaran yang terbersit dalam diriku.

Dari kejauhan, aku dapat melihat seorang wanita bergaun hitam dengan dandanan ala Victorian sedang menghadap tembok sambil meratap. Ratapan pilu yang cukup mengerikan dan cukup membuat bulu kudukku berdiri.

"Jangan hiraukan dia!"ujar Erick yang berjalan di sebelahku dengan amat pelan. "Dia Madam Chateurley, seorang germo yang menyediakan gadis – gadis belia untuk dijadikan gundik para bangsawan dan elit politik. Ia mati dibunuh oleh salah satu pria yang menjadi pelanggannya."

"Lalu ia terjebak ditempat ini?"tanyaku penasaran.

"Kematian yang tidak wajar akan membuat rohmu tersesat di dunia, Darren! Apalagi jika kau masih memiliki urusan duniawi yang belum terselesaikan."ujar Aldrick padaku. "Contohnya aku! Tuhan mengutukku karena aku mengakhiri hidupku apalagi setelah aku melakukan pembantaian berdarah di hotel ini. Dosa yang kulakukan sangat banyak."

Aldrick terdiam lalu kembali melanjutkan perkataannya, "Setiap malam aku harus merasakan sakitnya sakratul maut dan aku harus mengulang setiap adegan dimana aku membunuh semua orang sebelum mengakhiri hidupku sendiri."

Aku hanya diam. Aku tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya harus mengulang peristiwa mengerikan seperti itu berulang – ulang. Kutukan yang sungguh mengerikan.

The Haunted Hotel of La ChandelierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang