Mine

39.2K 1.7K 17
                                    

Sherley berlari, matanya menjelajah ke seluruh ruangan. Mencari sosok yang sangat ia butuhkan saat ini. Ia membutuhkan pelukan yang dapat menenangkannya saat ini, dan hanya Darvin selama ini tempat ia melabuhkan segala rasa sakitnya. Pandangannya berhenti saat melihat seorang pria dan wanita yang sedang berpelukan dengan mesra. Air mata kembali jatuh dari maniknya.

"Darvin," panggilnya terdengar lirih. Pria itu membalikkan badannya dan menatap Sherley panik. "Sherley ini tidak seperti yang kamu lihat," ucap pria itu sambil menggenggam tangan Sherley. Sherley segera menghempaskan tangan Darvin kasar.

"Kamu jahat!!! Kau jahat, Darvin! Aku membencimu!" Teriak Sherley histeris. "Sherley dengarkan aku dulu," ucap Darvin dengan tatapan memohon.

"Selama ini aku percaya kepadamu! Tapi kamu malah mengkhianati aku, Darvin! Aku menyesal! Aku menyesal sudah percaya padamu!" Teriak Sherley.

"Dengar Sherley.. Aku tidak bermaksud menyakiti kamu, hanya saja..." ucap Darvin menggantungkan kalimatnya. "Hanya saja apa Darvin?" Tanya Sherley sambil menatap Darvin tajam.

"Dia memang kekasihku, sejak kita belum bertemu," jawab Darvin membuat Sherley merasa seperti dihempaskan dari lantai atas sebuah gedung. "Maafkan aku.. Ini Sylvia, dia orang yang aku cintai selama ini," lanjutnya sambil merangkul bahu Sylvia.

"Aku ga nyangka kamu setega ini Darvin! Kenapa kamu tega? Kenapa kamu tidak mengatakannya dari awal?! Kenapa harus membuatku menderita dulu?" Teriak Sherley.

"Sebenarnya tujuan awalku adalah untuk menghancurkan William.. Dan satu-satunya hal yang dapat menghancurkannya adalah kamu, Sherley.. Karena dia sangat mencintaimu," ujar Darvin.

"Astaga! Aku benar-benar membencimu Darvin," tukas Sherley. "Maafkan aku," ucap Darvin dengan tatapan bersalah.

"Kau kira kau pantas untuk dimaafkan Darvin? Tidak!" Teriak Sherley frustasi. "Cukup Sherley!" Potong Sylvia.

"Kau mungkin lupa denganku, tapi aku tidak Sherley.. Aku mengingat jelas bagaimana kau menyakitiku dulu, kau membuat aku terpaksa harus berhenti mengajar untuk menenangkan diri," ucap Sylvia.

"Sekarang kau tahukan kalau Darvin tidak hanya menyakitimu, ia juga menyakitiku," lanjutnya lirih.

"Kau harusnya merasa bersyukur Sherley.. Setidaknya Darvin selalu berada di sisimu selama ini, ia tidak membiarkanmu terpuruk seorang diri, dia bahkan memilih untuk meninggalkanku hanya untuk membuat kamu bahagia.. Ya mungkin tujuan awalnya sangat buruk, tapi setidaknya ia menyayangimu, Sher.. Tidakkah kamu bisa melihat kebaikannya sedikit saja?" Ujarnya bagaikan sayatan pedang pada hati Sherley.

Ya Sylvia memang benar. Pria itu memang memiliki niat jahat, tapi ia tidak pernah menyakiti Sherley sedikitpun. Ia memang membenci William, tapi ia tidak membenci Sherley sama sekali. Sebaliknya, Darvin yang selama ini menjaga Sherley, menjadi tempat teraman bagi gadis itu untuk berlindung, menjadi perisai yang menghalau segala hal yang menyakitinya. Sherley sadar, mungkin selama ini ia sangat egois. Ia hanya mau bahagia. Ia tidak peka kepada perasaan Darvin, bahkan secara terang-terangan ia sering mengabaikan pria itu.

Sherley menghela napas sambil tertunduk. Kini ia sadar sebenarnya selama ini ia yang menyakiti Darvin dengan selalu memikirkan William yang sama sekali tidak seharusnya ada dalam pikirannya. Sherley tersenyum miris, berusaha menguatkan dirinya sendiri.

"Maafkan aku.. Aku sadar, tidak seharusnya aku menghakimimu seperti ini, Darvin.. Kamu begitu baik, bahkan kamu tidak pernah menyakitiku.. Terima kasih untuk segalanya.. Mungkin ini saatnya kita mengakhiri semua hubungan kita.. Aku akan berjuang untuk diriku sendiri, begitu pula denganmu.. Hanya berjanjilah untuk selalu bahagia," ucap Sherley membuat Darvin tersenyum.

Teacher In LOVE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang