Angry

46.3K 2K 10
                                        

Akhirnya kedua manusia yang selalu bertolak belakang itupun sampai di sekolah. Mereka dapat menarik napas dengan santainya walaupun bel sekolah telah berbunyi satu jam yang lalu. Dan itu berarti mereka terlambat.

"Senam, goyang.. Masa depan kan datang.. Capai ilmu setinggi monas.. Kelak nanti aku kan dewasa, dunia kan berjoget bahagia," Sherley sedang bernyanyi sambil menggerak-gerakkan kepalanya sesuai irama. Headset putihnya telah melekat pada kepalanya.

Sementara William hanya diam sambil memperhatikan tingkah wanita itu. Wanita yang bisa berubah senang dalam sekejap dan ia juga bisa tiba-tiba sedih dalam sepersekian detik.

William menghela napas, dia tidak boleh terlalu dekat dengan wanita itu. Dia harus sadar kalau di sini dia hanya bertugas untuk melindunginya, tidak lebih. Tidak ada perasaan maupun harapan apapun untuk ke depannya.

"Sampai kapan kamu akan bertingkah seperti orang gila, Sherley?" Sindir William sambil melepaskan headset Sherley.

"Sampai Garry (siput SpongeBob) bisa bicara," jawab Sherley asal. "Sampai monas joget bahagia juga, Garry ga akan bisa bicara," jawab William sambil membuka pintu mobilnya dan melangkah keluar meninggalkan Sherley.

"Fiuhhh.. Aku cape dengan semua ini, kenapa aku harus selalu berpura-pura bahagia di depan orang padahal hatiku terasa hancur?" Gerutu Sherley sambil melangkahkan kakinya keluar dari mobil William.

Dia menggenggam erat tas ranselnya dan berjalan dengan santainya memasuki kawasan sekolah.

"Sherley," panggil seseorang mengejutkannya. "Hai Keyco, kenapa kamu ga masuk ke kelas? Kamu bolos ya??" Jawab Sherley sambil memaksakan ekspresi bahagia.

"Enggak kok.. Aku cuma mau minta tolong, hari ini aku ada tugas fisika.. Kamu bisa bantu aku??" Tanyanya dengan tatapan penuh harap.

"Tentu," jawab Sherley mantap. "Makasih Sher," ujar Keyco sambil tersenyum.

"Kalau begitu bagaimana kalau kamu membantu aku sekarang??" Tanyanya. Tapi Sherley baru teringat bahwa dia tidak seharusnya membantu muridnya mengerjakan tugas, itu namanya melanggar aturan sekolah.

"Ada apa Sher?" Tanya Keyco bingung. "Enggak.. Aku lupa, hari ini ada tes Inggris," ucap Sherley sambil berpura-pura panik.

"Benarkah?" Tanyanya dengan ekspresi sedikit kecewa. Sherley mengangguk sambil menunduk. "Maaf Key, lain kali pasti aku bantu," ucap Sherley.

"Ya ga apa-apa.. Mau aku antar ke kelas?" Tawarnya yang langsung Sherley tolak. "Ga usah Key, aku harus melapor ke guru piket dulu karena terlambat," ujar Sherley.

"Oh begitu.. Ya sudah hati-hati Sherley," balasnya sambil melangkah meninggalkan Sherley. Sherley menarik napas lega.

"Pagi Sherley," sapa seseorang tepat saat Sherley menaruh tangannya pada gagang pintu yang akan membawanya ke dalam ruangannya dan William.

"Hai Darvin," sapa Sherley balik. "Apa kita bisa bicara?" Tanyanya.

"Tentu," jawab Sherley sambil tersenyum.

Darvin segera menggenggam tangan Sherley dan membawanya menuju taman belakang sekolah.

"Aku baru tahu kalau kamu juga suka datang ke sini," tutur Sherley. "Ya, kadang cuma tempat ini yang bisa memberikanku ketenangan.. Ya kau tahu, di sekolah tidak pernah ada ketenangan," ucap Darvin sambil tertawa.

"Hahaha ya.. Dulu saat aku masih sekolah, aku adalah siswa nomor satu yang paling sering bolos pelajaran, tentu selain pelajaran fisika," ujar Sherley.

"Tapi sayangnya otakmu terlalu cerdas Sher, jadi ga masalah kalau kamu bolos," balas Darvin. "Ya begitulah.. Mamaku selalu bilang kalau mau pintar harus berani mencoba hal-hal baru, seperti berani membolos saat pelajaran, berani mengerjai guru, berani melawak saat upacara," ujar Sherley sambil terkikik. Dia jadi mengingat semua kenakalannya saat sekolah dulu.

Teacher In LOVE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang