The Light of My Life

39.9K 1.7K 16
                                    

"Sudah kau siapkan gaunnya?" Tanya seorang wanita berpakaian serba putih. "Sudah.. Make upnya juga sudah selesai, perempuan ini sangat cantik.. Mungkin ia seorang model," jawab seorang perempuan lain sambil merapikan anak-anak rambut Sherley.

Sherley menerjapkan matanya berulang kali saat menyadari bahwa ada yang menyentuh tubuhnya. Ia langsung membuka matanya dan menatap tubuhnya.

"Aaaa!!!" Teriak Sherley saat menyadari bahwa tubuhnya hanya ditutupi oleh sebuah selimut tipis. "Tenang nona, kami tidak akan menyakitimu," ucap seorang wanita berpakaian putih itu sambil terkikik.

"Kalian mau apa?" Tanya Sherley takut. "Nama saya Elisha dan ini rekan saya Lizzy, kami yang ditugaskan untuk mendandani nona," jawab wanita yang lainnya.

"Tapi buat apa?" Tanya Sherley. "Kau adalah calon pengantin nona.. Jadi kau memang harus berdandan," jelas Elisha membuat mata Sherley membulat sempurna.

"William!!!" Teriak Sherley dengan kencang. "Tenang nona, tenang.. Kami tahu anda gugup," ucap Lizzy berusaha menenangkan Sherley.

"Aku harus pergi, dimana bajuku?" Tanya Sherley sambil bangkit duduk. Elisha menunjuk sebuah gaun panjang berwarna putih. Gaun itu begitu indah dan terlihat menakjubkan. Setiap orang yang melihat gaun itu pasti tahu kalau gaun itu bukanlah gaun kelas rendah.

"Mau saya bantu nona?" Tawar wanita itu sambil mengambil gaun itu dan mendekatkannya pada Sherley. "Ehm maksudku baju biasa, apa ada?" Tanya Sherley membuat kedua wanita itu menyernyit bingung.

"Tidak ada baju yang lain nona," ujar Elisha. Sherley menghela napas kesal. "Ya sudah, berikan gaun itu padaku," perintah Sherley.

"Kami akan membantu anda," ujar Lizzy sambil tersenyum ramah. Sherley menarik napas panjang. "Terserah kalian saja," jawabnya pasrah.

Elisha dan Lizzy segera membantu Sherley menggunakan gaun itu. "Nah sudah selesai," ucap Lizzy sambil menatap Sherley bahagia.

"Anda benar-benar cantik, tidak salah tuan William memilih anda menjadi istrinya," ucap Elisha yang langsung diangguki oleh Lizzy. Sherley tersenyum kikuk dan segera mengalihkan tatapannya pada sebuah cermin di hadapannya. Ia tidak menyangka kalau ia bisa menggunakan gaun sebagus itu. Andai kedua orang tuanya ada di situ, pasti mereka akan sangat bahagia.

"Terima kasih, aku harus pergi," pamit Sherley sambil melangkah keluar sambil mengangkat sendiri roknya yang cukup berat. "Akan ku tendang kau sampai ke gurun Sahara, William," batin Sherley geram.

"Eh Sherley, kamu mau kemana nak?" Ujar Mark dan Larissa yang tiba-tiba muncul di hadapan Sherley. "Aduh calon menantu mama cantik banget," puji Larrisa sambil menangkup wajah Sherley.

Sherley tersenyum berusaha menutupi rasa gugupnya. "Apa semua ini nyata?" Pikirnya. "Ada yang harus kami bicarakan Sherley," ucap Mark dengan raut wajah serius.

"Ayo kita bicara di kamar," ajak Larissa sambil membawa Sherley ke kamar yang tadi digunakan untuk tempat make upnya. Sherley duduk perlahan di tempat tidurnya, takut merusak gaun mewah yang ia kenakan saat ini.

"Ada apa ma?" Tanya Sherley gugup. "Ini tentang William, nak," ucap Larissa sambil menghela napas gusar.

"Dia memiliki trauma yang berbahaya," ujar Mark membuat Sherley sedikit terkejut. "Trauma?" Tanyanya sambil memicingkan mata.

"Ya.. Waktu kecil William dan kedua orang tuanya mengalami kecelakaan yang fatal, akibatnya kedua orang tuanya meninggal di tempat," jelas Mark dengan raut wajah sedih.

"Ya aku hanyalah adik dari papa William, namun sejak kecelakaan itu aku mengangkat William menjadi anakku.. Orang tua kandung William adalah Freiderick Skierley dan Sherafine Evangelista," ucap Larissa sambil tersenyum seolah mengerti keterkejutanku.

Teacher In LOVE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang