Hari sudah menjelang sore, tetapi Alfian dan Bara masih sibuk dengan dunianya sendiri. Sesekali Alfian mengumpat kesal, bagaimana bisa ia di kalahkan oleh seorang anak berusia 13 tahun. Yang tidak lain adalah adik Raina. Padahal selama ini ia yang selalu mendapat jatah makanan dari ketiga sahabatnya karena selalu menang saat bermain PS. Kali ini Alfian harus menanggung malu karena Bara.
"Udah ah Bar capek" Alfian menghela nafasnya panjang, sembari menyenderkan kepalanya diujung bedcover milik Bara. Raina duduk tepat disebelah kepala Alfian, Raina tertawa kecil melihat tampang menyerah Alfian
"Yah gitu aja udahan bang, nggak asik lo ah kaya si Rere"
"Bara lo apaan sih nggak sopan, lagian lo udah 2 jam main PS, masih kurang apa" jawab Raina kesal
"Sekarang belain pacar. Lupa sama adek" ledek Bara dengan muka kesal yang dibuat-buat, untuk menggoda Raina
Pipi Raina seketika berubah memerah karena mendengar kata 'pacar' yang di ucapkan Bara tadi, membuatnya merasakan hal aneh sekaligus malu. Raina memukul lengan Bara, membuat Bara meringis kesakitan.
Sedangkan Alfian hanya tertawa melihat tingkah laku kedua kakak beradik itu. Membuatnya teringat dengan Nova kakak perempuannya, mungkinkah Alfian semenyebalkan Bara dulu, ah mungkin sampai sekarang ia masih menyebalkan bagi Nova.
Hingga suara mama Raina menghentikan aksi baku hantam antara Raina dan Bara saat ini "Rere, Bara, Alfian, turun dulu sini. Kita makan" teriak mama Raina dari arah meja makan
Teriakan mama Raina nyatanya ampuh membuat Raina terpaksa berhenti menghajar adiknya yang menyebalkan itu.
Tunggu, bukan kah tadi mama Raina menyebut nama Alfian? Darimana mama Raina tau nama Alfian? Ah, sepertinya Raina hilang ingatan, bukankah tadi Alfian sudah memperkenalkan dirinya dengan mamanya.Alfian dan Bara sudah turun mendahului Raina, sepertinya sifat mereka sama, membuat Raina semakin pusing. Namun entahlah, Raina merasa begitu nyaman melihat Alfian begitu dekat dengan Bara. Dan rasanya Bara juga merasa begitu nyaman dekat dengan Alfian.
Bara memang memiliki sifat yang jauh berbeda dengan Raina, ia sangat humble dan friendly ,sehingga ia sangat mudah berbaur dengan siapapun, bahkan dengan orang asing sekalipun.
Contohnya seperti dengan Alfian saat ini, Bara baru saja mengenalnya hari ini, lebih tepatnya beberapa jam yang lalu, tetapi ia sudah begitu dekat dengan Alfian, melebihi kedekatan Raina dengan Alfian
Tunggu, memangnya siapa yang dekat dengan Alfian.
Namun memang begitulah sifat seorang Bara Adzkannanda, begitu berbeda dengan Raina yang tertutup dan terkesan tidak peduli. Teman Bara banyak, tentu saja.
**
Alfian dan Bara saat ini sudah menikmati makanan yang mama Raina siapkan, sesekali mereka berbicara, bercanda, bahkan mama Raina tertawa lepas mendengar gurauan Alfian
"Lama banget mbak turunnya" tegur Bara tanpa menatap Raina yang baru saja datang di ruang makannya itu
"Gimana nggak lama, lo aja main ninggalin kamar, itu PS sama makanannya pada nggak diberesin" jawab Raina penuh emosi kepada Bara, sembari menarik kursi disebelah mamanya yang otomatis berhadapan dengan Alfian, mengingat hanya ada empat kursi duduk di meja makan itu
"Hehe, ya maaf. Lagian kan gak ada yang nyuruh elo beberes mbak" bela Bara
Raina hanya menatap horor pada Bara, membuat mama Raina terkekeh melihat pertikaian kedua anaknya itu
"Maaf ya mas Alfian, Rere sama Bara memang tiap hari berantem gitu""Nggak apa-apa tante, ya sama kaya saya, saya kalau dirumah juga suka berantem sama embak"
"Abang punya embak juga?" tanya Bara antusias