BAB 8 - Raina Adzkannisa

339 45 0
                                    

Raina melangkahkan kaki memasuki koridor sekolahnya, ia berjalan menuju kelas barunya, ini adalah kelas permanennya hingga kelas 12 nanti. Ia sangat gugup, bagaimana jika ia tidak punya teman nantinya.

Raina memasuki ruang kelasnya dengan gugup, tiba-tiba ada seorang gadis berpawakan sedang, tidak gemuk dan tidak terlalu tinggi menghampirinya

"Eh lo Raina kan? Anak sepuluh 4 yang nyanyi kemarin? Kenalin gue Tania Anjaswari, panggil aja Tania"

"Eh iya, Raina Adzkannisa, panggil aja Raina atau cukup Ra aja"

"Oke, lo udah ada temen duduk Ra?"

"Belum"

"Duduk sama gue aja ya, itu di sana, meja nomor dua dari belakang" jawab Tania sembari menunjuk bangkunya

Raina menganggukan kepalanya, sepertinya tidak sulit juga mencari teman. Ia tidak perlu bergantung lagi pada Lilian, namun tetap saja. Lilian adalah teman paling terbaiknya hingga nanti, pikir Raina

Tania menggiring Raina untuk segera duduk di kursi sebelahnya, sebelum duduk Raina tersenyum,ia menganggukan kepalanya ,bermaksud untuk menyapa. Bangku dibelakangnya memang di duduki oleh dua anak laki-laki yang salah satu diantaranya Raina rasa pernah melihatnya

Raina mendudukan bokongnya di kursi sebelah kiri Tania, ia merasakan ada yang menepuk-nepuk pundaknya, lelaki di belakangnya rupanya

"Boleh kenalan?" begitu sapanya

Raina tersenyum "Boleh"

Laki-laki itu mengulurkan tangannya, mengajak Raina untuk bersalaman.
"Gue Galang Pramodya, lo bisa manggil gue Galang" ah ya, Raina ingat. Laki-laki dibelakangnya itu adalah laki-laki yang membuat para wanita berteriak histeris karena aksinya saat bernyanyi dan bermain gitar saat pensi kemarin

"Raina, Raina Adzkannisa"

"Gantian gue dong Lang, kenalin gue Afid Saputra" ucap laki-laki disebelah Galang yang saat ini sudah menyambar tangan Raina dari tangan Galang

Raina terkekeh "Udah denger nama gue kan ya lo"

Ketiganya tertawa, begitu juga Tania yang melihat aksi perkenalan mereka bertiga

"Eh asik nih kita kalo jadi sohib" ceplos Afid tiba-tiba

"Setuju" jawab Galang

"Boleh tuh" jawab Tania dan Raina berbarengan. Membuat Tania dan Raina saling tatap, kemudian mereka tertawa bersama

Tidak berselang lama bel sekolah berbunyi, kelas yang tadinya ramai karena banyak anak yang saling bersapa tegur satu sama lain menjadi hening. Acara perkenalan mereka terhenti karena tidak berselang lama guru baru mereka sudah datang

"Anjir, on time banget ini guru" bisik Galang

"Kelewat on time ini malah" timpal Afid

**

Jam pertama pelajaran hari ini sudah usai, Raina dan ketiga teman barunya menarik nafas lega. Hanya dengan bertemu selama 90 menit sudah cukup untuk mengetahui jika guru barunya itu adalah guru killer di sekolahnya.

"Galak sial, gak bisa gerak gue"

"Ini baru satu Tan" timpal Galang dari belakang

"Eh apa deh lo Lang, dibilang jangan manggil gue Tan. Berasa di panggil tante gue" protes Tania sembari memutarkan badannya kearah Galang, Tania berusaha memukul Galang dengan bolpoinnya, meskipun jelas saja tidak sampai karena Galang duduk dibelakang bangku Raina, yang tentunya tidak dekat jika dibandingkan dengan posisinya sekarang

Rain-a.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang