Raina membuka matanya malas, rasanya ia tidak ingin beranjak dari tempatnya sekarang ini. Semalam Galang pulang pukul 9 malam. Namun Raina baru bisa memejamkan matanya tepat tengah malam
Semalam Bara juga tidak pulang. Bara mengirimkan pesan jika ia akan tidur di rumah temannya. Dan disini lah Raina sekarang. Tertidur di sofa ruang keluarganya. Mama dan papanya baru akan pulang nanti sore, itu pun juga jika tidak macet.
Raina mengerjapkan matanya beberapa kali. Badannya terasa pegal-pegal. Ia mendudukan dirinya di atas sofa putih itu. Sembari menguap beberapa kali
Setelah merasa nyawanya berkumpul sepenuhnya, ia melangkahkan kakinya menuju kamar tidurnya, ia berniat untuk tidur lagi jika saja tidak ada orang yang terus saja mengetuk pintu rumahnya
Raina mendengus kesal sebelum akhirnya ia membukakan pintunya, siapa yang datang berkunjung sepagi ini. Jelas bukan pagi harusnya, matahari sudah membumbung tinggi di atas.
"Bi Sumiiii" teriak Raina histeris, dipeluknya pembantu rumahnya yang sudah mengasuhnya sejak bayi itu
"Haduh mbak Rere, bibi kehabisan nafas ini" ucap bi Sumi yang masih dipeluk erat oleh Raina
"Ish, ya maaf bi. Kangen tau, bibi kapan nyampe? Kenapa ga minta di jemput?"
"Ih, gatau diri banget bibi kalo minta di jemput majikan. Ha ha ha" jawab bi Sumi dibarengi dengan tawanya, begitu juga dengan Raina
Begitulah bi Sumi, senang bergurau dan bisa dibilang kekinian jika dibandingkan dengan umurnya. Itulah kenapa Raina dan keluarganya sangat dekat dengan bi Sumi
Raina membantu memasukan barang-barang yang bi Sumi bawa ke dalam kamar bi Sumi.
"Ibu sama bapak mana mbak?" tanya bi Sumi yang sekarang sudah berada di dapur rumah itu, tengah menyiapkan makanan untuk Raina
"Pergi ke Jogja bi" jawab Raina yang tengah terduduk di kursi meja makannya, menikmati susu segar yang tadi sempat di berikan oleh bi Sumi
"Ngapain?"
"Ada acara nikahan bi, itu loh, anaknya om Farid, mbak Zaza"
"Owalah, mbak Zaza udah nikah to"
"Iya bi" ucap Raina sembari menghabiskan susu putihnya
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar, Raina dan bi Sumi hanya saling tatap.
"Siapa tuh mbak?"
"Ya mana Rere tau bi, orang Rere disini sama bibi, palingan Bara. Semalem nggak pulang dia"
"Oh, yaudah bibi buka pintu dulu ya"
"Oke bi" ucap Raina sembari memakan roti isi dengan selai cokelat kacang yang baru saja di siapkan oleh bi Sumi
Raina menghabiskan sisa roti isinya yang tinggal seperempat bagian. Tiba-tiba bi Sumi datang menghampirinya
"Mbak, dicari temennya tuh"
"Siapa bi?" tanya Raina menolehkan kepalanya
"Nggak tau, pokoknya ganteng mbak" ucap bi Sumi sembari mengedipkan matanya. Membuat Raina tertawa terbahak. Mungkin saja Alfian, atau bisa saja Galang -lagi.
"Udah di suruh masuk bi?"
"Udah kok, itu lagi duduk di ruang tengah"
"Bilangin bentaran ya bi, Rere mau mandi dulu"
"Iya mbak"
Raina bergegas menuju kamar mandi di dalam kamarnya. Setelah merasa cukup rapi dan wangi, Raina bergegas menuju ruang tengah, dimana seorang laki-laki yang kata bi Sumi -ganteng, sedang menunggunya. Ia sendiri tidak tau siapa yang datang, karena memang ia tidak mengecek ponselnya sama sekali. Jika laki-laki itu Alfian, Raina bersumpah ia akan mengabaikannya