BAB 5 - Meet Again

387 56 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir masa orientasi peserta didik baru di sekolah Raina. Ia tampak begitu bersemangat, ditambah kejadian kemarin siang bersama Alfian, yang membuatnya susah tidur semalaman. Beruntung kemarin mama dan adiknya sedang tidak berada dirumah, jadi ia terbebas dari segala pertanyaan dari mamanya mengnai laki-laki yang mengantarkannya pulang kemarin.

Seperti hari-hari sebelumnya, peserta didik baru memang harus datang lebih awal. Tapi rasanya itu tidak masalah bagi Raina. Mengingat hari-hari membosankannya akan berakhir. Raina tampak begitu santai dirumah, tidak seperti dua hari kemarin, ia sangat tergesa-gesa, hari ini justru ia malah terlihat malas-malasan

"Lho kok masih di rumah Re, udah jam segini lho Re,nanti terlambat" tegur mamanya

"Iya ma, Raina berangkat ya" ia mencium tangan mamanya lembut

"Hati-hati ya sayang"

**

Raina tau benar jika hari ini ia akan terlambat. Tetapi masa bodoh lah, sesekali terlambat tidak apa, hitung-hitung buat pengalaman.

Benar saja, saat sudah sampai di depan gerbang sekolahnya, beberapa siswa seniornya sudah melototinya, Raina hanya berjalan santai ,tidak menggubrisnya.

"Kamu tau udah jam berapa ini?" tanya salah satu seniornya

"Maaf kak terlambat" jawab Raina singkat

"Masuk ke kelasmu sekarang, taruh barang-barangmu dan bergegas ke halaman untuk mendapatkan hukuman"
Raina hanya menurut pasrah, ia berjalan gontai menuju kelasnya. Sedangkan seniornya sedaritadi hanya berteriak ke arahnya untuk bergerak lebih cepat lagi. Namun Raina tidak memperdulikannya.

Saat sudah memasuki kelasnya, Raina mendapatkan tatapan heran dari teman-temannya. Tidak biasanya ia datang terlambat. Raina melangkahkan kakinya masuk menuju kearah tempat duduknya. Disana sudah ada Lilian yang menatapnya bingung. Raina memang duduk satu bangku dengan Lilian sejak pertama kali MOPDB.
"Terlambat Rain?" tanya Lilian

"Kaya yang lo liat" jawab Raina singkat lalu melangkah pergi meninggalkan kelasnya. Ia berjalan menuju halaman sekolahnya, tempatnya begitu luas dan rindang. Ia tidak akan merasa kepanasan jika disuruh untuk berdiri selama berjam-jam, mengingat sekolahnya itu memiliki banyak pohon-pohon besar dan rindang disetiap halaman sekolah itu. Tetapi lain halnya jika ia disuruh berdiri tepat di halaman upacara, meskipun tempat itu terlihat indah karena begitu banyak rumput yang tumbuh subur dan rapi karena selalu dipotong jika rumput itu sudah tumbuh memanjang, tempat itu terasa panas karena tidak ada pohon ditengah-tengahnya. Yang benar saja ada pohon di tengah-tengah halaman untuk upacara bendera.

Raina berjalan kearah seniornya yang sekarang sudah berdiri didepan UKS dengan beberapa siswa yang terlambat, ia bergegas mensejajarkan posisinya dengan siswa lain yang sedang dihukum karena datang terlambat atau karena atributnya kurang lengkap, atau mungkin juga karena hal lain. Ia tidak peduli, ia hanya berharap tidak akan mendapatkan hukuman berat hari ini.

Sepertinya harapan Raina tidak berjalan sempurna. Semua siswa yang berbuat kesalahan, mulai dari datang terlambat, atribut tidak lengkap, dan sejenisnya dari hari pertama MOPDB, dikumpulkan menjadi satu. Mengingat hari itu adalah hari terakhir MOPDB. Mereka di suruh untuk memunguti sampah-sampah yang ada di lingkungan sekolah, termasuk dipermalukan untuk menyanyikan lagu-lagu konyol yang Raina tidak tau. Setelah itu mereka juga harus berpanas-panasan di halaman upacara selama satu jam. Hari yang sial, padahal tadi pagi Raina sudah mempersiapkan diri untuk mendapatkan hukuman, tidak disangkanya hukuman itu akan semenyebalkan ini.

Setelah acara hukuman itu selesai, semua peserta didik baru dipersilahkan untuk duduk didepan panggung yang sudah dipersiapkan untuk acara pentas seni dalam rangka penutupan acara masa orientasi penerimaan peserta didik baru itu.

Rain-a.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang