BAB 12 - Bad Feeling

306 45 0
                                    

Pagi harinya Raina berangkat kesekolah dengan begitu ceria. Entah apa yang ia rasakan. Semenjak kemarin hatinya begitu berbunga-bunga. Setelah mengantar Raina kerumahnya, Alfian sempat mampir sebentar dan mengobrol dengan Adzka papa Raina yang kebetulan sudah pulang saat Raina dan Alfian tiba dirumah Raina.

Raina juga masih mengingat jelas semua hal yang ia lewati bersama Alfian kemarin. Wajahnya selalu tampak berseri-seri sepanjang pagi.

"Seneng banget deh lo kayanya Ra, sampe senyum-senyum sendiri gitu" ucap Tania tiba-tiba. Mereka sedang melakukan pembelajaran di ruang kelas

"Siapa yang senyum-senyum sendiri dah?"

"Orang bego juga tau kalo dari tadi lo senyum-senyum sendiri Ra"

"Ih lo lama-lama kaya adek gue kalo ngomong Tan"

"Bara maksud lo? Eh gue mau dong Ra sama dia, cakep juga ternyata" ucap Tania asal. 5 hari yang lalu Tania memang berkunjung kerumah Raina bersama Galang dan Afid, dalam rangka mengerjakan tugas kelompok. Namun realitanya mereka hanya bermain-main saja tanpa mengerjakan tugas apapun.

Raina tertawa terbahak "Mana mau dia sama tante-tante kaya lo"

"Tai lo Ra" ucap Tania kesal

Raina hanya terkekeh. Hingga pandangannya terpaku pada sosok laki-laki yang sedang berjalan bersama seorang laki-laki yang juga dikenalinya.

Alfian dan Dimas, Raina tau betul jika dua laki-laki yang sedang berjalan itu adalah Alfian dan Dimas, meskipun mereka berjarak bermeter-meter, namun Raina sudah hafal perawakan mereka. Sepertinya mereka hendak menuju kamar mandi

Saat melewati Raina, Alfian tidak meliriknya sama sekali. Justru malah Dimas yang menyapanya. Alfian selalu saja seperti ini saat di sekolah. Ia tidak pernah menyapa Raina jika sedang banyak orang. Meliriknya pun tidak. Seolah-olah mereka tidak saling mengenal, parahnya lagi seolah-olah kemarin tidak terjadi apa-apa

Raina hanya mendengus kesal. Apa yang membuat Alfian tampak berbeda jika di sekolahan seperti ini. Apa ada hubungannya dengan mantan Alfian itu? Yang Raina sendiri belum tau siapa namanya. Ia tidak sempat bertanya kemarin

"Lo itu kaya bunglon deh Ra, cepet banget kamuflase, tadi senyum-senyum sendiri sekarang muka lo kusut gitu. Kenapa deh lo?" ucap Tania lagi

"Nggak papa Tan, lagi pengen makan orang aja"

"PNS lo yaa?" ucap Tania sengaja

"PMS Tan" ucap Raina kesal

Tania hanya terkekeh saja, ia tidak tau dengan temannya satu ini. Raina, ya, gadis yang benar-benar tidak bisa di tebak.

**

Acara pembelajaran diluar kelasnya sudah berkahir. Raina dan teman-temannya sudah berada di dalam kelasnya 10 menit yang lalu. Saat ini mereka sedang mendengarkan guru biologinya menjelaskan tentang materi baru yang sama sekali tidak masuk dalam otak Raina. Matanya memang terfokus pada papan putih di depannya, namun pikirannya entah sedang berada dimana.

"Ra pinjem bolpoin dong" lirih Galang dari belakang

"Modal dikit kenapa sih Lang" ucap Raina ketus

"Dih PMS lo ya, galak banget"

"Gak" ucap Raina singkat. Hari ini moodnya memang cepat sekali berubah. Bukan karena PMS ,tetapi karena Alfian

"Tau tuh dari tadi galak banget" imbuh Tania

Raina tidak menjawab. Ia hanya diam saja. Ia merogoh ponselnya yang bergetar dari saku bajunya, Raina melihat kedepan was-was, jangan sampai gurunya itu tau jika ia sedang bermain ponsel di jam pembelajaran tanpa seijin guru

Rain-a.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang