Sudah 10 menit Alfian dan Dimas sampai di warung kopi dekat sekolahnya. Namun Damar belum juga muncul. 4 menit yang lalu Alvin sudah datang. Saat Alfian bertanya Damar dimana, Alvin hanya menggelengkan kepala.
Alvin dan Damar memang tidak satu kelas, tetapi kelas mereka bersebrangan. Harusnya Damar melihat ia saat melewati kelasnya tadi.
5 menit kemudian, Damar mendatangi ketiga sahabatnya yang sudah berada di warung kopi itu, mereka tidak hanya bertiga. Ada beberapa siswa lainnya juga disana.
"Mar" seru Alfian
"Hmm" jawab Damar,sesaat setelah ia duduk di sebelah Alfian. Sembari menyesap sebatang rokoknya
"Lo ada masalah?"
Damar diam, tidak menjawab. Ia hanya memainkan asap rokoknya, tanpa melirik ke arah Alfian. Alfian juga hanya diam. Tidak bertanya lagi, hingga akhirnya Damar mematikan rokoknya yang tinggal setengah.
"Nggak ada"
"Mar" kata Alfian sembari menatap Damar lekat-lekat
Damar hanya tersenyum. Ia sangat tahu, sekuat apapun ia menutup rapat-rapat masalahnya. Alfian pasti akan tau. Lagi pula jelas terlihat memar di ujung bibirnya. Ia tidak dapat mengelaknya lagi
Damar menatap langit-langit ruangan itu. Ia menghembuskan nafasnya yang sarat akan kegelisahan.
"Damon" kata Damar tiba-tiba
"Ngapain lagi itu bajingan?" kini Dimas yang menanggapi
"Dim" bentak Alfian
"Apa lagi Yan? Lo mau belain Damon lagi? Lo udah lupa soal Ivon? Bahkan sampai sekarang kita nggak tau Ivon dimana" ucap Dimas dengan nada tinggi
Alfian memejamkan matanya, jelas ia mengingat Ivon. Sahabat kecilnya yang dulunya juga sekolah di tempat yang sama seperti mereka. Namun karena Damon menjebak Ivon, sampai sekarang Alfian dan sahabat-sahabatnya tidak tahu dimana Ivon berada. Dulunya mereka selalu bersama kemana-mana. Bahkan mereka ber-lima dianggap gangster paling ditakuti di sekolahnya. Namun semua berubah semenjak Ivon pergi. Dulunya Ivon adalah pimpinan di geng mereka.
"Gue yakin Ivon nggak kenapa-kenapa Dim" kata Alfian
"Itu pendapat lo kan Yan? Apa sekarang lo tau gimana dan dimana Ivon?"
"Udah" potong Damar tiba-tiba
"Jangan ngeributin Ivon lagi" tambahnya"Nggak ada gunanya lo marah-marah Dim" imbuh Alvin
Dimas hanya Diam. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Udah deh" kata Alfian
"Lo kenapa sih Mar?" imbuhnya lagi"Berantem" jawab Damar singkat
"Kenapa?" tanya Alvin
"Banyak" jawabnya
"Apanya yang banyak?" tanya Dimas tiba-tiba
"Masalahnya" jawab Damar singkat
"Hubungannya sama Damon apa?" Alfian ganti bertanya
"Si dia mah ngefitnah gitu"
"Fitnah gimana?" Alvin bertanya
"Fitnah gue udah ngeroyok dia, dia ngadu sama anak-anak sekolah barunya, bawa-bawa nama sekolah juga" jawab Damar
"Kenapa?" Alfian bertanya
"Nggak tahu, mau ngelawan lo kali Yan. Terus umpannya gue" jawab Damar
"Iya bangsat emang" kata Dimas tiba-tiba
"Ladenin gak?" tanya Alvin
"Ladenin" Dimas yang menjawab
