= Sweet Love =

629 55 1
                                    

Yuki Kato
Stevan William
Meriam Belina
Doni Damara
Sultan Djorgi
Rima Melati



* Happy Reading *




" GAK MAUUUUUU. Pokok nya Yuki gak mau di jodohin. Mama sama Papa tuh kenapa sih maksa Yuki terus. Ini tuh udah jaman modern Ma,Pa. Udah gak jaman di jodoh - jodohin. " Ny. Meri dan Tn. Doni cuma bisa geleng - geleng kepala mendengar ocehan panjang lebar putri semata wayang mereka. Padahal orang tuanya baru bicara beberapa kalimat,tapi balasannya sudah seperti pidato.

" Apa salah nya kamu kenalan dulu sama anak temen Papa kamu. "
" Aduh Ma,sekali enggak tetep enggak. Males ah. "
" Ok. " Yuki dan Mamanya menatap kaget Tn. Doni dengan pikiran yang berbeda. Yuki berpikir kalau Papanya pasti menyerah untuk menjodoh kan nya. Sementara Mamanya bingung dan takut kalau perjodohan antara Yuki dan anak sahabat nya benar - benar di batalkan. Mereka sudah menyepakati perjodohan ini sejak anak - anak mereka masih dalam kandungan. Lalu mau di taruh mana wajah mereka kalau perjodohan ini gagal.





" Pa ? Kok OK sih ?. " Ny Meri tak sadar memukul lengan suaminya. Efek panik dan khawatir.
" Mama tenang dulu,Papa kan belum selesai ngomong. "



" OK Papa gak akan maksa kamu buat nerusin perjodohan ini. Tapi minggu depan,Papa mau kamu bawa pacar kamu ketemu sama Papa dan Mama. Kalau enggak,kamu harus tetep nerima perjodohan dari Papa dan
Mama. "
" Hah ?!! Minggu depan ?? " Cari pacar dimana coba.
" Papa gak mau tahu keputusan Papa udah bulat. "
Yuki melompat - lompat kesal setelah kedua orang tuanya pergi. Tadinya dia pikir dia akan bebas dari perjodohan konyol ini. Nyatanya malah di minta cari pacar dalam waktu singkat.
" Apa aku terima aja ya perjodohannya ? Tapi ntar kalo cowok nya jelek gimana ? Kalo ternyata tuh cowok mirip
kodok ? Atau jangan - jangan botak,kumisan,brewokan ? NOOOOOO . "







Orang tua Yuki yang mengintip dari balik pintu kamar menghela napas pasrah. Putri mereka itu benar - benar parah,mana mungkin mereka menjodohkan putri semata wayang mereka dengan pria yang tampangnya mirip kodok. Apa lagi botak,kumisan,brewokan ? Itu sih Syeh Puji.

*

*

*

" Gimana ? Udah punya calon ?. "
" Belum. "
" Ya udah apa lagi ? Terima aja usul Papa,Papa jamin kamu gak akan nyesel. "
" Gak. Stevan gak mau,Stevan udah gede Pa. Bisa cari calon buat Stevan sendiri,gak perlu di jodohin segala. "
" Ya terus mana ? Ngomong doang udah gede tapi pacar aja gak punya. "
" Papa pikir cari cewek gampang apa. "
" Loh ? Kamu itu anak Papa,ganteng,kaya,baik mirip Papa banget. Masa deketin cewek aja gak bisa. "






' Bruk '





" Aduh ! Astaga Mamaaaa,ini kepala masi di pake. " Tn. Sultan mengelus kepalanya yang terkena lemparan majalah,pelakunya tak lain dan tak bukan adalah istrinya sendiri.
" Terus aja narsis bukan nya nasehatin anak buat jadi calon suami yang baik. Malah bangga - banggain diri sendiri. " Ny. Rima duduk di sebelah Stevan,putra tunggal mereka.




" Lagian anak kita ini aneh banget Ma. Ganteng tapi gak punya pacar,giliran di cari'in dia nolak. "
" Sayang,Mama sama Papa gak maksa kamu buat jatuh cinta sama cewek yang mau kami kenalin. Tapi paling enggak kalian ketemuan aja dulu. " Kali ini Stevan bisa bernafas lega,bicara dengan Mamanya terasa lebih nyaman. Di banding dengan Papa nya yang ujung - ujung nya Papa nya cuma ber narsis ria.
" Mama yakin gak bakal maksa aku ?. " Ny. Rima malah celingukan mendengar pertanyaan anak nya.

Maunya sih memaksa,tapi mereka cukup tahu watak putra tunggal mereka. Semakin di paksa maka Stevan akan semakin menentang. Anak Papa banget pokoknya ( ? )
" Emmm gimana ya. "
" Tuh kan,Mama sama aja kaya Papa tau gak. "
" Gini aja,kalau kamu tetep gak mau di jodohin kamu harus punya calon sendiri. "
" Maksudnya ? ".
" Ya kamu harus punya pacar,dan kenalin ke Mama Papa. Kalau cewek itu pantes buat kamu,Mama sama Papa gak akan maksa kamu lagi. "
" Tapi - ".

" Kamu itu mau nya gimana sih ? Di jodohin nolak,suru cari pacar sendiri gak mau. Cowok kok cemen banget. " Sebagai Ayah Tn. Sultan merasa kecewa dengan Stevan. Kenapa anak nya gak bisa bersikap gentle seperti nya saat muda. * tuhkannarsis*
" OK. Stevan akan bukti'in ke Mama sama Papa kalo Stevan bisa nyari cewek tanpa perjodohan gak penting ini. "
" OK. Papa tunggu bukti nya. "




*


*




*

Yuki duduk termenung di taman tak jauh dari komplek perumahan tempat tinggalnya. Pikirannya suntuk memikirkan dimana dia harus mencari cowok yang harus dia kenalkan ke orang tuanya sebagai pacar. Waktu terus berjalan,hari terus berganti sementara Yuki belum menemukan seorang pun yang menarik hatinya.
" Huaaaa gimana dong....siapa coba yang mau gue kenalin ke Mapa Papa. Gue gak mau di jodohiiiiiin. "




Stevan berjalan lesu sambil menendang - nendang kerikil yang ia lalui.
"Duuuuuh gimana dong,masa gua harus terima di jodohin sih. Apa kata dunia coba kalo di jaman se keren gini masih di jodohin. " Stevan mengacak - acak rambutnya hingga berantakan.  Mungkin karena terlalu stres di tambah berjalan sambil menunduk,Stevan tak menyadari kalau di depannya ada orang yang berjalan dengan gaya yang sama dengannya. Hingga ......





' Bruuug '






" Awww. "
" Aduuh. " Dua orang yang sama - sama terjatuh ke tanah mengusap kening mereka akibat bertubrukan cukup keras. Stevan lebih dulu berdiri dan menepuk - nepuk celana serta bajunya guna mengusir debu yang menempel .
" Lo gak apa - apa ? ." Stevan mengulurkan tangannya berniat membantu.
" Gak apa - apa kok. " Orang yang di tabrak menerima uluran tangan Stevan kemudian berdiri.

Wajah Stevan melongo begitu orang yang ia tabrak mengangkat kepalanya. Memperlihatkan wajah manis dengan mata bulat berwarna cokelat. Cantik.
Beda Stevan beda pula reaksi orang di hadapannya. Matanya berkedip beberapa kali untuk memastikan pengelihatannya. Cowok di depannya benar - benar nyaris sempurna. Kenapa nyaris ? Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan 😇.





" Ah..iya..gue...gue Stevan. "  Stevan mendadak canggung tapi tetap mengulurkan tangannya.
" Gue Yuki. " Untuk kedua kalinya mereka berjabat tangan,kali ini berhasil membuat Yuki salah tingkah.
" Sorry ya,gue bener - bener gak sengaja. "
" Iya. Gak apa - apa kok,gue juga gak ati - ati jalan nya. " Baik Stevan mau pun Yuki tak berani menatap lawan bicara nya. Jangan kan melihat matanya,berdiri berhadapan saja jantung keduanya sudah seperti gunung yang siap meletus.

' Tut tut ' * suara klakson macam apa ini 😵. Kalo pake ' i ' atau ' e ' malah mkn aneh 😂😂😂.

Yuki mengalihkan pandangannya ke arah sebuah mobil yang tak lain adalah mobil Papanya.
" Kamu ngapain di situ ? Ayo pulang. " Yuki berdecak kesal,Papa nya itu merusak suasanya saja pikirnya.
" Mmm gue pulang dulu ya,Bye. "
" Iya. Ati - ati ya. " Stevan menepuk jidatnya saat menyadari gadis yang menarik perhatiannya sudah tak terlihat lagi.
" Begoooo. Gue kan belum tanya nomer telfon atau alamat rumah nya . "

" Tapi gak apa - apa deh,kalo jodoh juga ntar ketemu lagi. " Stevan cengengesan akibat ocehan nya sendiri lalu melangkah pergi.









TBC

☆ Cast's On Story☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang