= Tak Akan Terganti = 7

432 59 4
                                    

Icha memijit keningnya yang terasa pusing dan mulai membuka matanya. Melihat sekeliling di mana tempatnya berada sekarang. Lumayan gelap,sepi dan agak menakutkan. Di sudut ruangan Icha melihat seorang cowok sedang duduk di sebuah kursi sambil memejamkan matanya,tidur. Mungkin.






Icha mencoba berdiri dan berjalan mendekati satu - satu nya orang yang ada di sana selain Icha pastinya. Tadinya sih Icha mau berteriak,tapi saat orang itu membuka matanya dan langsung tersenyum ke arahnya suara Icha mendadak hilang. Yang ada Icha malah ikut cengengesan karena salah tingkah.

" Lo udah bangun ?. "
" Emang gue tadi tidur ya ? ." Jawaban yang lebih ke pertanyaan sebenarnya. Jujur saja Icha gugup setengah hidup saat cowok di depannya terus melihat ke arahnya.
" Lo emang gak tidur sih,tapi pingsan. " Mata Icha membesar,pingsan ? Jangan - jangan ? Icha mengecek tubuhnya yang syukurnya masih memakai pakaian lengkap. Gaun pertunangan nya masih utuh.




Pertunangan ? Icha baru ingat kalau hari ini adalah hari pertunangannya dengan Stefan. Trus kenapa dia bisa ada di sini ? Di tempat asing bersama orang asing ?
" Lo siapa ? Kenapa gue bisa ada disini sama lo ?. "
" Lo gak inget ?. "
" Apa ? ."
" Lo kan lagi di culik. " Mulut Icha melongo mendengar kalau dia di culik. Kalau di culik nya sama cowok ganteng ini sih gak masalah kali ya. Tapi.....

" Lo nyulik gue ? Lo mau minta tebusan sama bokap gue gitu ?. "
" Gue gak butuh duit bokap lo. "
" Trus kenapa lo nyulik gue ?. "
" Sebenernya bukan gue yang nyulik lo,tapi temen - temen lo yang nganterin lo kesini. "
Icha kembali mengingat - ingat kejadian sebelum ini.
Tadi dia di jemput sama Rasya , Brandon dan Verrel. Trus waktu di jalan tiba - tiba mulut Icha di bekap dan ia tak sadarkan diri. Waktu bangun dia sudah ada di sini bersama orang yang dia gak kenal sama sekali.






" Jadi lo orang yang kerja sama sama Rasya CS buat nyulik
gue ? ".
" Kita gak ada niat buat nyulik lo kok,buat apa juga nyulik nek lampir kaya lo. " Rasya muncul dari balik pintu di ikuti Verrel dan Brandon.
" Trus kenapa kalian nyekap gue di sini ?. "
" Kita nyekap lo disini buat ngulur waktu. Sampai pertunangan Stefan sama Yuki kelar. "
" WHAT ?? Eh kalian udah gila
ya ?! Yang harusnya tunangan itu gue sama Stefan,bukan Yuki. "

" Lo tu bego atau gimana sih,kan tadi kita udah bilang kita sengaja nyulik lo biar Stefan gak jadi tunangan sama lo. " Kali ini Brandon yang menanggapi.
" Gak. Gak boleh. Stefan itu cuma boleh tunangan sama gue. Bukan sama cewek jadi - jadian itu. "
" Oy !! Yang cewek jadi - jadian itu elo kali. Enak aja ngatain sepupu gue. "





" Eh Verrel,lo suka kan sama
Yuki ? Trus kenapa lo malah bantuin mereka buat ngegagalin pertunangan gue sama Stefan ? Bukannya ini harusnya jadi kesempetan buat lo deketin
Yuki ?. " Verrel duduk di lantai,menyandarkan punggungnya di dinding.

" Gue emang suka sama Yuki. Tapi sebatas temen doang. Gue sadar kalo sebenernya gue itu deketin dia cuma buat manas - manasin Stefan aja. "
" Gue gak ngerti sama otak kalian. Pokoknya gue gak mau tahu,lepasin gue sekarang. "
" Emang lo di iket minta di lepas. Kalo mau pergi ya pergi aja,acara nya juga kayanya udah selesai. "


Icha melihat jam di tangannya,jam 12. Acara pertunangannya harusnya jam 10 tadi. Sambil mengomel Icha berlari keluar dari ruangan yang ternyata sebuah kos - kosan yang entah di mana alamatnya. Icha berlari ke jalan raya sambil menggeret gaun panjangnya yang sudah kotor. Icha langsung menyetop taksi yang kebetulan lewat.

*

*

*

* 2 jam yg lalu *






" Bagaimana ini,kemana Icha ? Pertunangannya sudah akan di mulai. "
" Ya mana saya tau Om,kan Icha anak Om. " Stefan menjawab malas pertanyaan yang seharusnya bukan di tujukan untuk nya. Papa Icha terus mondar mandir tak jelas menunggu kabar dari putrinya. Senyum terpaksa terlukis di wajahnya ketika Yuki hadir bersama Ayah nya,Tuan Takeshi Kato.

☆ Cast's On Story☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang