= Sweet Love = 2

479 59 1
                                    

Sejak pulang dari taman tadi Yuki tak pernah berhenti tersenyum. Kalau saja kedua orang tuanya melihat tingkah putri mereka,mungkin mereka sudah mengira kalu anak gadis nya sudah gila. Bayangkan saja,Yuki terus tersenyum saat makan,mengerjakan tugas sekolah,mandi bahkan pup.

Wajah tampan Stevan lah yang membuatnya seperti orang yang baru menang undian. Yuki menutup wajahnya dengan bantal saat teringat bagaimana tangannya dan tangan Stevan bersentuhan. Baru berjabat tangan saja sudah membuat Yuki hampir pingsan saking groginya. Yuki baru sadar kalau dia belum sempat minta nomor hp Stevan.

" Yaaah....kapan lagi dong bisa ketemu pangeran bule. "




*

*

*



Tn Sultan dan Ny Rima mendadak merinding melihat pemandangan aneh di hadapan mereka. Bukan setan atau hantu,tapi anak laki - laki mereka yang bertingkah aneh sejak tadi. Stevan terus memandangi tangan kanan nya dan sesekali mencium - cium nya. Dan jangan ketinggalan senyum lebar yang tak pernah hilang di wajahnya.

Orang tua Stevan sampai berpikir apa mungkin anak mereka jadi stres begitu karena mau di jodoh kan ? Atau Stevan jadi gila karena tak bisa mendapat kan pacar dan dengan terpaksa harus mau di jodoh
kan ? Memikir kan itu membuat orang tua stevan merinding. Apa kata dunia kalau putra tampan mereka saru - satunya gila ?






" Stevan . "
" ........ "
" Stevaaaan. "
" ....... "
" SEEETEEEVVAAAAAN. "


' GUBRAK '


" Aduuuh Papa apa -apa'an sih,kita tuh di rumah bukan di hutan. " Stevan sewot dengan sang Papa yang tiba - tiba berteriak sampai membuatnya terjatuh dari kursi.
" Biar kamu juga tau,kita ini lagi di rumah bukan di rumah sakit jiwa. "
" Eh ?. "
" Ah eh ah eh. Kamu kenapa dari tadi senyum - senyum gak jelas gitu ? . "
" Masa sih ?. " Tn . Sultan memandang istrinya yang memasang wajah bingung sepertinya. Karena lagi - lagi Stevan memandangi tangannya sambil senyum - senyum.

" Stevan. "
" Iya Pa . "
" Kalau orang tua ngomong itu di perhati'in,jangan di cuekin. " Kesal karena tak di gubris, Ny. Rima menarik tangan Stevan dan menggenggamnya.
" Mama apa - apa'an sih. "
"Dengerin Papa kamu mau ngomong. "
" Tapi tangan Stevan. "
" Tangan kamu gak akan mama gigit kalau kamu dengerin Papa kamu baik - baik. " Stevan tahu mamanya sedang serius,jadi dia memilih mengalah.





" Kenapa lagi sih Pa. "
" Harusnya yang tanya kenapa itu Papa. Kamu kenapa sih hari ini aneh banget. "
" Aneh gimana ?. "
" Sejak kamu pulang tadi Papa sama Mama perati'in kamu senyum - senyum terus sambil liatin tangan kamu. Kenapa ? Tangan kamu abis di jilat
kucing ?. "
" Enak aja. " Tn. Sultan menahan tangannya agar tak melempar koran ke kepala anak nya. Jawaban nya sama sekali tak membantu.

" Ya terus kamu kenapa ? Stres karena gak bisa dapet pacar yang mau di kenalin ke Mama sama Papa. "
"Ada kok. " Ny. Rima berpandangan dengan suaminya,merasa penasaran.
" Siapa ? Terus kapan kamu ngenalin dia ke Mama sama
Papa ? "
" Ya ampun Pa,sabar dong. Baru juga kenal. "
" Kamu itu harus gerak cepet sebelum cewek inceran kamu itu di tikung orang. " Stevan berpikir sejenak,benar kata Papanya. Kalau dia tidak bertindak cepat mungkin saja Yuki akan di ambil orang. Yuki itu gadis yang cantik,pasti banyak cowok yang menyukainya.


" Gimana ?. "
" Apa nya yang gimana Ma ?. "
" Ya langkah kamu selanjutnya ? Kalau kamu gak bisa dapetin cewek itu dalam waktu seminggu,mau gak mau kamu harus nerima perjodohan yang udah Mama sama Papa tentuin. "
" Enggak enggak. Stevan gak mau di jodohin. "
" Makanya cepetan bawa pacar kamu kesini. "
" Gak segampang itu Ma,baru juga kenal. "
" Halah bilang aja kamu takut di tolak. "
" Diiih Papa kalo ngomong suka asal. Mana mungkin sih cowok super ganteng kaya Stevan di tolak. "
" Gak di tolak,tapi gak berani nembak. Cemen. "
"Udaaah dong,ni anak sama bapak berantem mulu kerjanya. Pokoknya kamu harus secepetnya bawa pacar kamu kesini. Semua keputusan ada di tangan kamu Stevan. "
" Iya Ma,Stevan tau.

*

*

*

Sejak saat itu Stevan jadi sering ke taman tempat dimana dia bertemu dengan gadis yang sukses membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Ini adalah hari ke tiga Stevan ke sana. Kemarin Stevan juga ke taman,tapi tak menemukan Yuki di sana. Jadi Stevan berharap hari ini bisa bertemu dengan gadis pujaan nya dan segera menyatakan cintanya.

Sudah hampir setengah jam Stevan di sana,namun orang yang di tunggu tak kunjung menampak kan diri. Stevan memutuskan pulang dan kembali lagi besok. Tapi saat berjalan menuju parkiran matanya menangkap sosok yang sedari tadi di tunggu.








" Yuki. "
" Eh ? Stevan,kok lo bisa di
sini ?. "
" Eee .... iya..gue iseng aja lewat sini. " Yuki tertsenyum lebar mendengar alasan Stevan.
" Ohhh. "
" Lo mau pulang ? Gue anter
ya ?. "
" Eh gak usah,gue bisa pulang sendiri kok. "
" Udah gak boleh nolak,lagian lo keliatan kesusahan kalo harus bawa belanja'an sebanyak ini sendirian. "



Tanpa basa -basi Stevan mengambil plastik - plastik belanja'an dari tangan Yuki.
" Yuk. "
" Makasih ya. "
Di perjalanan menuju rumah Yuki mereka terus ngobrol. Stevan jadi tahu kalau Yuki itu anak tunggal sama sepertinya. Tak sampai sepuluh menit mereka sampai di depan sebuah rumah mewah.


" Kita udah sampai. "
" Ini rumah kamu ?."
"Iya,yuk masuk. " Stevan mengikuti Yuki memasuki rumah dengan gaya Eropa yang bisa di bilang cukup mewah.

" Yuki ?. "
" Eh Mama. " Ny. Meri melihat orang di sebelah anak nya dengan tatapan aneh. Membuat Stevan canggung dan Yuki jadi tak enak dengan sikap Mamanya.
" Ma kenalin,ini Stevan. "
" Sore tante. " Stevan menjabat dan mencium punggung tangan Mama Yuki.
" A...ah...iya. Temennya Yuki ?. " StefKi saling pandang.
" Yaaah...gitu deh Ma. Mama gak mau nyuruh Stevan duduk ?. "
" Astaga sampe lupa,yuk yuk duduk dulu biar tante bikinin tumpeng. "




" Ehh gak usah repot -repot
tante. "
" Gak apa -apa gak repot kok. Kamu mau minum apa ? ".
" Apa aja boleh kok tante. "
" Ok tunggu bentar ya. "


" Sorry ya Stev,Mama aku kadang memang suka aneh. " Sebenarnya Yuki juga bingung dengan sikap Mamanya yang mendadak baik begitu. Karena biasanya kalau Yuki mengenalkan teman cowok nya,Mama nya akan cuek dan langsung mengusir cyantik teman - temannya.
Tapi sekarang Mamanya malah begitu ramah menyambut kedatangan Stevan. Sampai mau di buatkan nasi tumpeng segala. Apa karena Stevan bule ? Karena selama ini teman yang di bawa Yuki rata - rata cowok lokal 😩. *kaya kambing ya *







" Iya gak apa - apa kok. "
" Minuman datang,nih silahkan di minum. "
" Makasih tante. "
" Jadi kapan kalian mau
nikah ?. " Pertanya'an Mama Yuki sukses membuat Stevan tersedak minuman nya.
" Ihhh Mama apa - apa'an sih. "
" Hehehe Mama becanda keles,ya udah tante masuk dulu ya. Kalian ngobrol aja. "
" Iya tante. "


" Makasih ya lo udah bantuin gue. "
" Iya sama - sama,gue juga makasih udah di ajak makan malem bareng keluarga lo. Masakan nyokap lo enak
banget. "
" Kapan - kapan lo boleh ke sini lagi kok. Ya kalau lo gak sibuk. " Sadar atau tidak ucapan Yuki itu adalah undangan tak langsung untuk Stevan.
" Beneran ? ". Yuki mengangguk semangat.
" Waaah gue bisa hemat beras di rumah kalo gitu. " Mereka tertawa lucu akibat ucapan Stevan yang seolah - olah jadi manusia paling melarat di dunia.






" Ya udah gue balik dulu ya. "
" Okay,ati -ati ya. " Yuki berdiri di depan pintu sampai Stevan genar - benar tak terlihat. Ingat !! Stevan meninggalkan motornya di parkiran taman tadi. Jadi dia harus jalan kaki untuk mengambil motornya. Salahkan Yuki yang kurang peka untuk menawari Stevan membawa salah satu mobil di bagasi nya 😲.




" Anak kita udah gede ya Ma. "
" Gede badan doang dia mah,otak nya masi belum jadi. "
Tn. Doni tertawa mendengar omelan istrinya. Wajar saja itu terjadi melihat kelakuan putri mereka yang jauh dari kata dewasa.








TBC

☆ Cast's On Story☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang