Chapter 3 : Kasur

8.4K 723 96
                                    

Mocca's PoV

Malam Halloween, kota Mejiktorn, tepatnya di dalam istana milik Raja Hallow Mixolydian.

Lho? Kok aku ada di tempat tidur?

Kasur ini terlalu luas hanya untuk seorang saja. Dan juga terlalu mewah. Seprai merah tebal yang hangat, ada tiga sampai empat bantal, dua guling, beberapa boneka kelinci hitam dan putih tersusun di dekat bantal yang tadi aku rebahi, dan selimut tebal biru yang menutupi setengah badanku.

Selain kasur yang beratap dan bertirai pada bagian setiap sisi kasur, di luar tempat tidur terdapat barang-barang mahal lainnya. Seperti meja dan kursi yang berkualitas luar biasa bagus, lukisan, foto keluarga Mixolydian terpampang di tengah dinding, lemari kaca yang berisi banyak boneka kelinci, dan sisanya lemari pakaian.

Semua boneka di sini bertelinga kelinci. Apa Hallow suka kelinci? Lucu juga.

Kepalaku berpikir keras untuk mengingat kejadian sebelumnya. Terakhir yang aku ingat, aku berada dalam pelukan Hallow. Hei, kenapa aku bisa ... tunggu dulu. Tidak mungkin kalau dia membawaku ke ... INI KAMARNYA!!!

Aku langsung bangun dan duduk, menenangkan pikiranku yang selalu saja memikirkan hal-hal yang kelewatan. Hallow tidak mungkin seperti itu. Dia Raja yang baik dan kompeten. Aku tahu dia itu sepertinya cukup mesum dan keterlaluan, tapi tidak mungkin dia akan benar-benar melakukan hal yang tidak diperbolehkan oleh orang yang belum mencukupi umur. Entah kenapa tubuhku bergetar takut. Berharap Hallow punya tujuan lain meletakkanku di kamarnya.

"Anda ternyata sudah sadar, Nona Mocca," kata seorang wanita berpakaian pelayan wanita hitam-putih berhiaskan bercak darah tipuan pada bagian celemek. Rambutnya coklat dikepang dua. Tangannya membawa sebuah nampan berisi secangkir minuman yang entah minuman apa.

Penampilan Halloweennya lumayan mengundang takut. Separo wajahnya didandan menjadi seseram mungkin, memakai kacamata retak, dan bercak darah. Menyeramkan. Tidak seperti badut hantu konyol yang aku lihat
sebelumnya.

"Apa aku ada di kamar ... tidak mungkin, kan?" tanyaku memastikan dugaanku kalau aku berada di kamar Hallow adalah sebuah kesalahan yang fatal.

"Nona ada di kamarnya Raja Hallow. Saat ini Raja terlihat sibuk di ruang kerjanya. Raja mengerjakan pekerjaannya dengan terburu-buru pada malam Halloween ini. Ada apa Raja jadi gasak-gusuk seperti itu, ya?" cerocos wanita maid itu sembari menekan bagian tengah kacamata.

Ternyata benar, ini di kamarnya Hallow. Aku tidak terkejut, reaksiku hanya menghela napas berat. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa Raja itu ingin sekali aku menjadi istrinya. Cinta? Aku masih tidak mengerti dengan hal itu.

"Kau tahu bagaimana aku bisa ada di sini? Dan, siapa namamu?" tanyaku lagi.

Dia meletakkan nampan yang dia bawa ke nakas. Kemudian duduk di samping tempatku duduk di sisi tempat tidur.

"Nama saya Hella. Nona bisa berada di kamar Yang Mulia Raja karena Anda digendong oleh Raja dari awal masuk ke dalam istana sampai ke sini. Sudah tiga hari Raja pergi keluar dan baru saja pulang ke istana dengan penampilan lusuh lantaran bercak darah di lengan kanan dan terdapat perban yang mengelilingi lengannya. Saya takut sekali akan terjadi apa-apa pada Raja. Kata Raja kami semua tidak perlu mencemaskannya. Dan kata Raja, Anda ini tamunya. Nona tahu kenapa Raja bisa mendapat luka di lengannya? Ini pertama kali Raja mendapatkan luka. Raja seorang pemanah dan berpedang yang hebat. Saya penasaran siapa yang berhasil melukai Raja," kata Hella mencerocos panjang yang membuatku bengong sesaat.

Giliranku yang mencerocos. Aku pun menceritakan awal aku bertemu dengan Hallow dalam keadaan terluka parah. Sesekali Hella mengangguk-angguk mendengarkan ceritaku. Sampai aku mengatakan Hallow ingin aku menjadi istrinya.

Mocca HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang