Hallow's PoV
Awalnya, aku bingung. Tiba-tiba saja aku melihat kegelapan. Apa aku tertidur? Pingsan? Tidak mungkin. Aku kan sedang bersama Mocca. Perang masih berlanjut. Barusan, tidak ada terjadi apa-apa padaku.
Aku baru menyadari, ternyata tubuhku sedang dirasuki oleh jiwanya Mona Ferlendian. Aku bisa melihat merasakan diriku tertawa dan mengucapkan kata-kata yang tidak pernah kupikirkan untuk Mocca. Dan tentu saja itu bukan aku, melainkan Mona Ferlendian. Dia membuat tanganku mengarahkan pedangku ke arah Mocca. Ini tidak bisa dibiarkan. Tidak akan kubiarkan dia menguasai tubuhku. Apalagi untuk membunuh istriku.
Dari hasratku menghentikan tanganku mengarahkan pedang ke dada Mocca, tanganku pun berhenti maju. Berusaha keras aku melawan Mona. Dan dia pun menyebutku brengsek. Ha. Dia pikir dirinya tidak brengsek?
Aku merasa kesakitan pada bagian kepalaku ketika melihat Mocca sedang dikepung oleh banyak senjata. Dan pada titik batas, Mona memilih menutup mata. Menjatuhkan tubuh ini ke tanah. Aku tahu Mocca pasti sangat mengkhawatirkanku.
Jangan khawatir, Mocca. Aku tidak akan tumbang semudah ini. Aku akan membuat Mona pulang ke neraka. Dan kupastikan ia akan merasa amat menyesal.
Kini, diriku berdiri di lantai tanpa lantai. Aneh, ya? Di sini hanya penuh dengan warna hitam. Terlihat seperti di sebuah ruangan yang tak berarti. Aku tahu sekarang bagaimana gambaran mimpi Mocca ketika dia mengisahkan tentang sisi lain. Dan ternyata sisi lain itu adalah jebakan sialan dari Mona. Dia memanfaatkan kematiannya dengan masuk ke dalam tubuh Mocca dan menyamar menjadi bagian darinya. Sama seperti apa yang dia lakukan sekarang kepadaku.
Aku melihatnya. Dia berwujud sepertiku. Dia sedang duduk dengan kaki lurus ke depan sambil menengadah ke atas. Menyebalkan sekali. Rasanya seperti melihat diriku sendiri.
Kakiku melangkah santai ke arahnya. Selagi melangkah, tak ada serangan apa-apa darinya. Sampainya aku di dekatnya, dia melihatku dan tersenyum.
"Hai!"
Astaga, suaranya sama persis sepertiku! Semakin menyebalkan.
"Kau mengesalkan. Bisakah kau berwujud menjadi dirimu sendiri saja? Kau membuatku muak," kataku tak acuh.
Dia tertawa.
"Tidak bisa," balasnya langsung berhenti tertawa dan segera merebahkan diri. "Aku lebih suka berwujud sepertimu, karena aku dapat lebih merasakan kalau kau adalah milikku seutuhnya saat aku menjadi dirimu."
Menggelikan.
"Kau tidak bisa menjadi diriku selamanya, karena kau adalah perempuan," kataku asal berkata.
Dia mendadak bangun dari rebahannya.
"Apa?! Jadi, kau mau membuatkan tubuh baru untukku?"
KAPAN AKU BERKATA BEGITU???
"Kau itu sudah gila. Dunia ini akan baik-baik saja selama kau tiada. Tapi, kau datang kembali dan mengganggu kami. Apa yang sebenarnya kau inginkan?"
Pertanyaanku sudah cukup jelas. Dan Mona harus menjawab pertanyaanku itu agar masalah ini cepat selesai.
"Kau ingin tahu apa yang aku inginkan?" Mona berdiri menghadapku. Mata biru itu berganti warna menjadi merah darah. Itu adalah manik matanya yang sebenarnya.
Aku menatap malas.
"Haruskah aku mengulangi pertanyaanku agar kau tidak bertanya lagi??" Dia membuatku tambah kesal setiap dia mengatakan sesuatu. Nada bicaraku juga kian meninggi.
"Hmm, tidak perlu. Aku akan menjawab pertanyaanmu," ucapnya.
Dia melangkah mendekat padaku. Seperti waktu telah mengizinkan Mona untuk menampakkan dirinya yang asli, dia telah mengubah dirinya dalam sekejap menjadi seorang gadis berambut panjang semata kaki berwarna hitam dan merah, gaun kerajaan seorang ratunya yang berwarna hitam, mahkota ratu berada di puncak kepalanya, dan mata merahnya menatap tajam kepadaku. Tangannya menyentuh wajahku dengan lembut. Sentuhan itu membuatku ingin sekali memotong tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mocca Hallow
Fantasy[15+] Pada hari yang menyenangkan sekaligus hari ulang tahun, bagaimana jika hari istimewa itu menjadikan sebuah hari yang menyeramkan sekaligus menyedihkan? Contohnya pada hari Halloween. Di kota Mejiktorn, tempat tinggal para penyihir yang mempuny...