Author's PoV
"Lapor, Yang Mulia!!" desak dua prajurit kerajaan Mixolydian di ruang kerja Raja Hallow.
Hallow yang sedang sibuk dengan lembar-lembar kerjanya di meja mengangkat wajahnya dari hadapan tumpukan pekerjaan dan mendapati dua prajurit yang biasa bertugas memberikan laporan tentang keadaan di luar istana.
"Silakan," ucap Hallow dengan tegas memberikan izin kepada kedua prajurit itu memberikan laporan.
Kedua prajurit itu berlutut. Berusaha mereka menyembunyikan ekspresi mereka yang sebenarnya. Tapi, keringat sudah benar-benar bercucuran.
"Kami mendapat kabar! Kerajaan Phrygian beserta kota Phrygistorn diserang secara tiba-tiba oleh kerajaan Ferlendian!" ucap salah satu prajurit sebelah kanan dengan tegas memberitahukan laporan malam terbaru itu.
Hallow terkejut luar biasa. Ia sampai rela menjatuhkan puluhan lembar penting yang ia susun di tangannya ke lantai tanpa sengaja. Ia beranjak dari kursinya dan berdiri menghadap kedua prajurit itu.
"Apa?!"
Kedua prajurit itu takut melihat raja mereka dan tetap memilih berlutut dengan kepala menunduk.
"Ampun, Yang Mulia!" kata kedua prajurit itu bersamaan.
Kepala Hallow langsung dibuat pusing berkat laporan itu. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi. Ini sudah malam. Kerajaan Ferlendian menyerang kerajaan Phrygian. Pasti ada maksud kenapa kerajaan Ferlendian malah menyerang kerajaan Phrygian yang tidak memiliki masalah apa-apa dengan kerajaan Ferlendian. Kalau ada, itu artinya...
"AKU PERINTAHKAN SEMUA PASUKAN UNTUK BERJAGA-JAGA! LENYAPKAN SEMUA PASUKAN VAMPIR YANG DATANG KE KOTA MEJIKTORN DAN ISTANA! JANGAN PERNAH BERIKAN MEREKA AMPUN!"
Hallow yakin, Ratu Mona Ferlendian tidak meninggal semudah pada saat ia menewaskan Ratu Mona di dalam raga Mocca.
Perintah itu sudah ia katakan dengan lantang tanpa keraguan. Kenapa ia memerintahkan itu? Karena ia tahu, Ratu Mona tidak hanya akan menyerang kerajaan Phrygian. Sasaran empuk Ratu Mona adalah kerajaan Mixolydian.
Prajurit yang satunya bersuara. "Tapi Yang Mulia, bukankah Ratu Mona sudah--"
"Tidak. Dia tidak mungkin mati secepat itu. Sebelum dia pergi ke neraka, sepertinya dia ingin bermain-main dulu di dunia ini sekali lagi. Dan aku akan mengajaknya bermain. Sebuah permainan yang terakhir kali untuknya," potong Hallow. "Agar itu terwujud, aku memerlukan kalian semua sebagai pendukungku. Segera laksanakan perintahku!"
"Segera, Yang Mulia! Sesuai dengan yang Anda inginkan!" balas keduanya bersamaan.
Kedua prajurit itu memberi hormat dan berlenggang pergi dari ruang kerja Hallow. Sementara Hallow memasang jubah birunya. Mahkota raja sudah sedari tadi terpasang gagah di atas kepalanya. Lupakan soal pekerjaan di meja. Malam ini juga, ia juga harus bergerak cepat.
Hallow melangkah tegas dan terburu-buru keluar dari ruang kerjanya dan menelusuri lorong istana untuk menuju kamar, di mana Mocca sedang belajar pelajaran sekolah. Saat ia mengingat bahwa pasukan vampir bergerak memberantas kota Phrygistorn, ia sangat khawatir dengan kota Mejiktorn. Jika kota Mejiktorn juga berhasil dihancurkan oleh musuh, ia telah merasa sangat gagal menjadi seorang pemimpin mereka. Dan merasa malu sudah membiarkan penduduknya mati sia-sia.
Tapi, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kalau kota hancur, maka Akademi Housran dan rumah keluarga Lixadian juga ikut hancur. Ia tidak ingin itu terjadi, karena itu akan membuat Mocca sangat sedih. Ia tidak suka melihat Mocca bersedih. Ia ingin Mocca bahagia. Ia sadar betapa sulitnya mempertahankan kebahagiaan yang telah didapatkan. Tapi, selama ia bisa membuat Mocca senang, itulah keinginan terbesarnya sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mocca Hallow
Fantasia[15+] Pada hari yang menyenangkan sekaligus hari ulang tahun, bagaimana jika hari istimewa itu menjadikan sebuah hari yang menyeramkan sekaligus menyedihkan? Contohnya pada hari Halloween. Di kota Mejiktorn, tempat tinggal para penyihir yang mempuny...