Mocca's PoV
Malam Halloween pun berlalu lambat namun berjalan terasa cepat, hingga pagi pun datang membawa hari yang tidak bisa aku duga seperti dulu.
Ya, dulu.
Pada malam itu, lebih tepatnya saat orang-orang tengah merayakan hari Halloween, pada saat itu juga hampir seluruh kota mengenalku sebagai seorang penyihir tanpa memiliki kekuatan sihir.
Mereka tidak tahu, selama ini sihir telah menyesatkan mereka yang selalu melebih-lebihkan penggunaan sihir secara tak sadar.
Mungkin memang hanya aku yang tidak dianugerahi sihir. Takdir memilihku untuk dijadikan sebagai bahan hinaan semua orang. Singkatnya, aku disebut sebagai manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan sihir apapun.
Sihir biasa atau pun sihir yang hanya bisa digunakan pada satu keadaan saja. Menurut buku pelajaran sihir yang pernah aku baca di perpustakaan sekolah, sihir terbagi menjadi dua jenis, antara lain sihir biasa dan sihir khusus.
Sihir biasa adalah kekuatan sihir yang bisa dikatakan sihir yang terbilang biasa saja, namun jika pemilik menginginkan sesuatu yang lain, bisa saja sihir itu biasa menjadi sesuatu yang luar biasa. Contohnya Hallow menggunakan sihirnya untuk memunculkan kereta labu kemudian menghilangkannya setelah digunakan. Lalu Pangeran Jeky menghilangkan dirinya dan pergi ke tempat yang dia mau. Tidak lupa menyebutkan sebuah mantra yang berguna untuk mengeluarkan kekuatan sihir mereka.
Sihir khusus adalah kekuatan sihir yang hampir sama persis dengan sihir pada umumnya. Ada dua faktor yang membuat sihir ini berbeda, antara lain dari segi penggunaan dan kegunaan. Sihir ini tidak perlu menyebutkan mantra apapun. Jika pikiran menginginkan sihir itu keluar, maka keluarlah sihir itu. Sihir ini hanya punya satu kegunaan tersendiri sesuai dengan bakat pada setiap penyihir yang mendapatkan sihir khusus. Dengan kata lain, sihir khusus hanya mempunyai satu fungsi dan tidak lebih.
Baru saja aku membuka kedua mata dan tengah mengumpulkan kesadaran, aku langsung disuguhi oleh pemandangan pagi hari yang tak biasa. Lantas aku bangkit dari rebahan dan melotot kaget. Apa yang telah aku lihat?
Hallow dan ... siapa nama lelaki berambut kuning keemasan itu? Aku lupa namanya. Mereka tengah beradu pedang, namun tidak lihat tempat.
Masih dalam posisi rebahan, Hallow tengah bersusah payah menahan pedang lelaki yang berada di atasnya itu dengan pedangnya. Mereka terlihat sedang mengadu kekuatan pedang masing-masing.
"Kau curang, Jeky! Mengajakku bertarung tapi seperti ini, kah, peraturan barunya? Bertarung di mana pun dan kapan pun kau mau?" ucap Hallow.
Oh iya, namanya Jeky. Jeky Phrygian.
"Kaulah yang curang! Aku pikir tidak ada senjata di sampingmu! Terutama di bawah kolong tempat tidurmu!" balas Jeky sambil tetap mendorong pedangnya ke pedang Hallow. Seketika Hallow tersenyum asimetris.
"Aku memang selalu menyediakan satu pedang di kamar. Selain di kamar, aku juga menyiapkan satu pedang di ruangan lain. Kecuali dapur, karena senjata di dapur adalah pisau dan alat penggorengan. Jadi, kau tak bisa berbuat curang dalam hal pertarungan padaku," ungkap Hallow tampak meangkuhkan diri.
Hallow mendorong pedangnya lebih kuat, diikuti badannya yang mulai bangun sedikit demi sedikit. Sedangkan Jeky mulai kesusahan, terlihat dari ekspresinya berubah tidak santai. Sampai pada akhirnya, Hallow menang kuat dan menebas pedang lawan, Jeky melompat turun menjauhi serangan Hallow yang terbilang cepat dan kuat itu.
Jeky menyimpan pedangnya ke sarung pedang di sebelah pinggang kiri, kemudian mengeratkan jas putih yang masih saja terdapat bercak darah. Hei, bukankah hari Halloween sudah selesai?

KAMU SEDANG MEMBACA
Mocca Hallow
Fantasia[15+] Pada hari yang menyenangkan sekaligus hari ulang tahun, bagaimana jika hari istimewa itu menjadikan sebuah hari yang menyeramkan sekaligus menyedihkan? Contohnya pada hari Halloween. Di kota Mejiktorn, tempat tinggal para penyihir yang mempuny...