Chapter 33 : Bukan

3K 251 7
                                        

Mocca's PoV

“Kau mau ke mana, Hallow?” tanyaku melihat Hallow sudah memakai baju kerajaan beserta jubah dan mahkotanya.

Hallow meraih kepalaku dan mengecup dahiku. Lalu dia pun menjawab pertanyaanku. “Malam ini juga aku harus bertemu dengannya. Ada yang harus kami bicarakan. Dan sepertinya aku akan sedikit terlambat. Jadi, malam ini kau tidur sendiri saja. Jika ada yang kau inginkan, kau bisa memintanya pada Hella. Dia yang akan melayanimu.”

“Aku menanyakan kau akan pergi ke mana. Dan juga, kau ingin bicara dengan siapa?” ulangku sedikit kesal dengan jawaban Hallow seperti menghindari pertanyaanku.

“Ini termasuk dalam pekerjaanku yang seharusnya dikerjakan saat siang. Karena tugas yang diberikan dari sekolah, aku tidak bisa mengerjakan tugas wajibku. Malam pun telah menjadi jam panjangku untuk menuntaskan pekerjaanku. Aku ingin kau mengerti masalahku,” jawab Hallow. “Aku akan pergi ke istana Ferlendian. Sepertinya aku harus menuntaskan sesuatu di sana.”

“Istana Ferlendian? Maksudmu, ke istana kerajaan bangsa vampir itu? Apa yang ingin kau lakukan di sana?”

“Aku tidak bisa memberitahumu, tapi aku bisa membuatmu tidur nyenyak. Slepitrada!” Hallow tiba-tiba saja langsung memberikanku mantra seraya menutup kedua mataku dengan satu telapak tangannya.

“Hallow, kenapa mataku mengant—” Aku tidak bisa menyelesaikan kata-kataku. Entah kenapa Hallow memberikanku mantra tidur. Mataku sudah dibuatnya benar-benar mengantuk. Dan aku yakin diriku sudah tertidur di gendongannya. Membawaku ke kamar dan membaringkanku di sana.

“Maafkan aku, Mocca. Seharusnya tidak begini. Tapi aku tahu bagaimana cara mengakhiri ini.”

🎃

Hanya satu kata untuk saat ini, yaitu membosankan. Karena aku tertidur, aku pun kembali menemui sisi lainku lagi. Tapi, dia tidak berada di ikatan rantai lagi. Sepertinya dia bebas dengan sendirinya. Kini aku melihatnya sedang tiduran di lantai.

“Tidak mau melawan?” tanyaku, membuatnya membuka sedikit matanya melihatku. “Kau tahu aku benar-benar merasa bosan jika terus diam seperti ini. Aku bisa menjadi gila.”

Dia beranjak dari rebahannya dengan tenang. Menyisir rambut dengan jemarinya seraya melihatku dengan tatapan yang menurutku mengherankan. “Aku pikir kau akan bertanya bagaimana aku bisa lepas dari ikatan rantai panasmu itu.”

Aku mendengus. “Aku malas menanyakan hal sepele. Sudahlah lebih baik kita bermain saja atau membicarakan sesuatu! Aku benci bosan!”

“Kalau begitu, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Ini tidak terlalu penting, tapi, sepertinya aku harus mengatakannya karena ini harus kau ketahui,” ucapnya membuatku penasaran.

“Apa itu? Katakan,” balasku tidak sabaran.

Dia tersenyum. “Kau itu bukan diriku dan kau adalah orang lain. Bukan sisi lainku. Sisi lain itu tidak ada. Tidak pernah ada.”

“Oh, ternyata kau belum percaya juga, ya. Aku ini adalah dirimu! Dan kau adalah ak—”

“Kau ingin mengatakan apa? Kau adalah aku? Jangan bercanda. Tidak ada yang sama sepertiku. Mocca hanya satu. Dan itu adalah aku, Mocca Lixadian. Kau siapa? Kenapa kau berwujud seperti diriku? Kau sudah berani mengendalikan tubuhku dan mempermainkan Hallow. Sebelum terlambat, keluarlah dari diriku. Kau bukanlah Mocca Lixadian! Kau orang lain! Bukan aku!”

Sial, ada apa dengan gadis ini? Sungguh keras kepala. Aku mengepalkan kedua tanganku. Kedua tanganku sudah dilumuri oleh sihir apiku. Dia masih saja tersenyum. Memuakkan sekali. Aku melempar api ke arahnya, namun dia dengan mudah menghindari seranganku dengan cara memiringkan kepalanya, seolah sihirku bukanlah tandingannya.

Mocca HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang