Chapter 43 : Gagal

2.5K 229 5
                                    

Author's PoV

Mocca tersenyum manis melihat dua buah lilin berbentuk angka 1 dan 7 di kedua tangannya. Sekarang, ia berada di dapur membantu Ai dan Lof menyiapkan kue ulang tahun.

Mocca kaget ketika melihat sebuah kue ulang tahun yang bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tubuhnya yang standar.

"Apa ini?" protes Mocca tidak setuju melihat tinggi kue bertingkat tersebut.

"Kue, Yang Mulia." Jawaban Lof yang malah membuat Mocca mendengus sebal. Ai yang melihat kekesalan Mocca, lantas menginjak sebelah kaki Lof.

"AW!! Kak! Lof salah apa sih sama Kakak? Selalu saja kaki!" tegur Lof tidak terima kakinya selalu diinjak-injak.

Mocca berjalan menjauh dari kue dan memilih berhadapan dengan Ai dan Lof. Mereka berdua lantas menunduk takut.

"Kenapa kuenya tinggi sekali? Apa Hallow bisa memakan sebanyak ini? Aku saja tidak bisa, lho! Apalagi dengan nafsu makan Hallow yang kadang labil. Kalian ingin membuat Hallow cepat mati, ya?" Mocca tidak marah. Dia hanya ingin mengatakan isi pikirannya terhadap kue ulang tahun Hallow.

Ai dan Lof semakin menunduk. Kemudian berakhir berlutut. Mocca terkesiap melihat kedua remaja kembar itu berlutut di depan kakinya. Apa dia terlalu keras mengucapkan kata-katanya? Mocca khawatir mereka akan takut berhadapan lagi dengannya.

"Ampun, Ratu," balas mereka berdua bersamaan meminta ampun kepada calon ratu mereka.

Mocca panik, menggaruk kepalanya sampai rambutnya menjadi kusut. Dia berjongkok untuk menyuruh mereka berdua berdiri.

"Ka-kalian kenapa berlutut di hadapanku? Berdirilah kembali. Jangan takut padaku. Aku tidak bermaksud memarahi kalian. Aku hanya mau kalian mengerti sebelum mengerjakan. Lihat kue itu. Terlalu besar untuk seorang Hallow yang tidak terlalu doyan makan. Biar aku katakan. Sebelum membuat makanan spesial, akan baiknya kalian pahami dulu tentang raja kalian. Jika tahu raja kalian tidak terlalu bisa makan banyak, maka jangan membuat makanan yang berlebihan. Cukup dengan porsi yang sewajarnya. Mengerti?"

"Mengerti, Yang Mulia Ratu." Mereka menghela napas lega dan kembali berdiri melihat senyuman cantik Mocca.

"Baguslah. Kalian pisahkan kue ini dan susun dengan ukuran sewajarnya. Lalu, sentuhan terakhir dariku adalah menancapkan lilinnya." Mocca memamerkan dua lilin putih berukir biru di genggamannya.

Lalu, aku akan memulai sandiwaraku, lanjut Mocca di dalam hati.

* * *

Hallow sudah selesai mengerjakan pekerjaan mendadak itu. Ia berkeinginan mencari Mocca untuk memberitahukan tentang hari ini adalah tanggalnya dilahirkan di dunia ini. Tapi sebelum itu, ia menghadap ke dinding yang dipasang bingkai foto berukuran besar yang memuat sebuah foto kerajaan Mixolydian. Foto itu menggambarkan Raja Dargan memakai mahkota kerajaan dan memegang tongkat kerajaannya, Ratu Ween di samping Raja Dargan duduk anggun di kursi berbahan emas, dan Pangeran Hallow berdiri di tengah-tengah Raja Dargan dan Ratu Ween. Foto itu dipasang 2 tahun yang lalu sebelum dia menjadi raja.

Hallow berlutut di depan foto besar tersebut. Melepas pedang dari pinggangnya, meletakkan pedang itu ke lantai. Seolah foto itu harus dihormati layaknya menghormati orang bangsawan yang lebih tinggi, Hallow melakukan itu demi Ayah dan Ibunya yang telah tiada.

Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Hallow. Hanya berlutut, setelah itu ia bangkit kembali dengan memasang pedangnya lagi di pinggangnya. Ia beralih menghadap pintu. Senyuman Hallow terkembang hangat seraya menyembulkan kepala dari pintu.

Mocca HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang