Author's PoV
Keenam pelayan itu berdiri dari
lututan mereka. Masing-masing tangan kanan mengepal dan mengarahkannya pada dada kiri mereka. Gerakan itu menjadi jawaban mereka sebagai bawahan selain melalui mulut."Baik, Yang Mulia!!" jawab mereka berenam serempak dan mereka pun bergerak untuk melaksanakan perintah dari raja.
Beethov, Greethov, Hella dan Colla keluar dari kamar. Sementara Reo dan Ai sudah siap dengan senjata mereka masing-masing. Bagi Ai, garpu dan pisau sudah menjadi senjata terbaiknya. Sedangkan Reo menggunakan pedang.
PRANG!!
Tiba-tiba saja, terdengar suara pecah kaca yang nyaring, membuat keempatnya terkejut dan menoleh ke arah jendela. Reo dan Ai langsung siaga berdiri di depan Mocca dan Hallow.
Empat pasukan vampir berjubah hitam dan berpakaian prajurit besi berwarna hitam masuk ke dalam kamar melalui jendela. Mata mereka merah menyala, menandakan kalau mereka adalah vampir dan bukan penyihir ataupun manusia. Mereka ditugaskan melenyapkan Raja dan Ratu Mixolydian oleh pemimpin mereka. Tentu saja Reo dan Ai tidak akan membiarkan itu terjadi.
Reo menghunuskan pedangnya dan menyerang mereka. Sedangkan Ai menjaga Mocca. Hallow juga ikut menghunuskan pedangnya dan ikut menyerang.
Saat Reo dan Hallow menyerang, ada yang tidak beres dari keempat vampir itu. Padahal sudah ditebas bahkan ditusuk. Tapi, kenapa keempat vampir itu tetap bisa bangkit dan menyerang?
"Mereka tidak bisa mati!" kata Reo seraya tetap bersikeras melenyapkan mereka, namun hasilnya tetap sama saja.
Hallow mendecih. Istana berhasil dimasuki oleh musuh. Bahkan musuhnya tidak bisa mati. Ia memutuskan mengeluarkan sihirnya dan membuat penghalang untuk memisahkan keempat vampir itu dari mereka.
"Plitrada!"
Sebuah dinding penghalang tercipta memisahkan dari keempat vampir itu. Namun, ia terkejut melihat mereka berusaha menghancurkan dinding transparan biru itu dengan menabrakkan diri ke penghalang dari sihir Hallow itu. Retakan pada dinding itu telah menyadarkan Hallow kalau ia harus menyuruh kedua penjaganya dan Mocca untuk segera keluar dari kamar ini.
"LARI!"
Hallow menggenggam tangan Mocca dan menariknya untuk berlari bersamanya. Reo dan Ai juga ikut berlari sesuai apa yang diperintahkan Hallow.
"Sepertinya mereka pasukan vampir yang sudah mati dan dihidupkan kembali," kata Ai sambil tetap berlari. "Benar-benar mengerikan!"
"Mereka lebih kuat dibandingkan saat mereka masih hidup," kata Reo menambahkan. "Sekarang, bagaimana cara mematikan mereka lagi? Mereka sedang mengejar kita!"
Mendengar Reo mengatakan itu, Hallow melirik sebentar ke belakang. Benar yang dikatakan Reo, keempat vampir itu mengejar. Bahkan jumlah mereka bertambah banyak. Melihat itu, Hallow mempercepat langkah larinya.
"Aku dan Mocca ingin ke ruang pakaian! Kalian berdua tetap serang mereka sambil temukan kelemahan mereka! Jika aku dan Mocca sudah masuk, jangan sampai mereka masuk ke dalam ruangan!" titah Hallow.
"Laksanakan, Yang Mulia!" jawab Reo dan Ai bersamaan.
Mereka berdua berhenti berlari dan menyerang pasukan vampir itu untuk memberikan peluang kepada Mocca dan Hallow agar tetap berlari tanpa ada yang menghalangi. Sampailah mereka di ruang pakaian, di mana Colla sedang membuatkan baju pernikahan.
Di dalam juga ada Hella memasang tampang gelisah. Melihat Mocca dan Hallow masuk, ia menarik napas lega dan menghampiri mereka dengan memberi hormat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mocca Hallow
Fantasi[15+] Pada hari yang menyenangkan sekaligus hari ulang tahun, bagaimana jika hari istimewa itu menjadikan sebuah hari yang menyeramkan sekaligus menyedihkan? Contohnya pada hari Halloween. Di kota Mejiktorn, tempat tinggal para penyihir yang mempuny...