Seminggu telah berlalu, Hermione dipaksa mendekam dipenjara. Ia nampak Stress dan sangat Kacau, Lingkaran hitam nampak dibawah matanya. Tubuhnya kurus, Seminggu ia hanya memakan beberapa sendok nasi. Ia tidak menerima pengunjung, Sekalipun Harry dan Ron.
Harry, Ron dan Mrs Weasley terus mencari bukti bahwa Hermione tidak bersalah. Sementara Draco? Dia masih mendekam didalam kamarnya selama seminggu lamanya. Ia menyalahkan dirinya atas hal ini. Ada sesuatu yang salah, Draco tau itu. Tapi dia masih diam. Dan terus berkata ada yang salah.
Pancy kini tersenyum puas, Namun tidak ada yang tau itu. Ia berulangkali datang ke Malfoy Manor hanya untuk membuat Draco memakan makanannya dan memikat hati Mrs.Malfoy
Kini, Kembali kepada Draco didalam Ruangan yang terkunci itu. "Aku tau ada sesuatu yang salah, Tapi apa?"
Draco masih duduk disudut kasurnya. Ia membuka-buka bukunya. NEWT dibatalkan karena keputusan Prof Mcgonagall. Seluruh siswa diliburkan. Mcgonagall sama tidak percayanya dengan keputusan Kementrian Sihir. Ia memutuskan untuk membantu Harry dan Ron mencari bukti. Hogwarts Kosong hanya untuk seorang Hermione.
"Kau masih disana Drac? Ayolah keluar" Pansy berteriak dari luar. Tak lama, Pintu itu dibuka oleh Pansy dengan mantra Alohomoranya. Disana, Draco dengan rambut pirang acak-acakannya duduk sembari membulak balik buku dengan gusar.
"Kau kenapa lagi Drac? Slalu seperti ini, Dia hanya Hermione oke"
Draco menoleh spontan dan menatap mata Pansy dengan kesal. "Kau siapa hah? Untuk apa selalu datang kesini!?"
"Aku siapa? Hei Drac jangan lupa ya, Ayahmu berhutang janji denganku."
Draco mendengus kesal. Ia selalu kalah jika Pansy mengeluarkan kata-kata itu. Benar, Ayahnya pernah berjanji akan Menikahkannya dengan Pansy apabila keluarga Pansy mau menyelamatkan Draco dan Momnya. Itulah kenapa, Draco slalu tak berdaya olehnya.
"Baiklah, Apa maumu!?" Masih dengan tampang sok Coolnya. Pansy memutar bola matanya dan tersenyum picik. "Kapan kau Melamarku,Sayang?"
Draco terkejut, Bahkan disaat dia sedang seperti ini. Pansy masih memikirkan Pertunangan Sialan itu?
"Nanti dibicarakan."
"Jawaban yang selalu sama, Nanti itu kapan Dracc?" Pansy mendelik dan duduk disamping Draco. Tangannya berusaha menggenggam tangan Draco yang terasa dingin.
"Aku sedang letih."
Pansy berdiri dan pergi meninggalkannya, Sendirian. Seperti biasanya, Ia kembali termangu dalam kamarnya.
Beralih ke Harry, Pria itu sudah kalang kabut mundar mandir membuat laporan penuntuttan keluarga Draco. Ia mengambil beberapa camilan dan pergi menghampiri Ron dan Ginny yang tengah berdebat diruangan itu.
"Kalau bukan Karena kau, Hermione tak akan pergi!" Ginny mengumpat menyalahkan Ron. Ron merasa tidak terima dan membalasnya
"Hei, Apanya? Kau saja memaksa ikut bukan, Kau tau kan, Kau yang membawa Mione kesini. Kalau Mione pergi itu berarti salahmu, Bodoh."
"Hei, kalian selesaikan Argumen kalian atau aku tendang kalian keluar agar berargumen bersama babi-babi Pink itu. "Harry berteriak ditengah ruangan. Ron dan Ginny tersentak kaget. Mereka lalu pergi dan melanjutkan pekerjaan mereka masing masing.
"Malfoy, Kunci dari semua masalah ini adalah Malfoy Dan Gadis yang bersamanya." Harry tersenyum ia mengambil Sapu terbang Nimbus 2002-nya.
"Mau kemana sayang?" Mrs Weasley mendekati Harry. Ia mengelus punggung Harry perlahan.
"Aku ada urusan sebentar, Bolehkah aku pergi."
Mrs.Weasley tersenyum lalu mengangguk. Bersamaan dengan anggukan itu. Nimbus 2002 itu pergi terbang mengudara bersama pengendaranya
"."
Ting... Nong..Bel Malfoy Manor berbunyi. Seorang wanita separuh baya membukakan pintunya. Ia nampak terkejut.
"Mr.Potter, Silahkan masuk."
Pria itu tersenyum lalu masuk bersamaan dengan wanita itu."Apa Draco ada?"
Mrs.Malfoy tersenyum dan mengangguk singkat. Perempuan itu menunjuk Lorong Malfoy Manor. "Sebelah kanan Pintu berwarna Hitam kecoklatan."
Harry mengangguk, Ia berjalan sesuai petunjuk. Dilihatnya Pintu bertuliskan Mr.Draco Malfoy. Ia sempat mengetuk pintunya sebentar lalu membuka pintunya asal. Ia masuk dan mematung ketika melihat Draco disudut kasur dengan tampang acak-acakkan dan lumayan Bau.
"Wow…Lihat ini, Draco yang Kacau!?Kau kenapa Huh? Menyesali perbuatanmu yang asal tuduh itu terhadap Hermione?"
Draco menoleh kaget. Tak lama kemudian ia kembali menunduk. "Aku mengakui itu"
Harry terperangah, Mungkin baru kali ini ia melihat seorang Malfoy tak berdaya. Tapi ini bukan saatnya. Ia masih membutuhkan seseorang untuk diajak berbicara atau lebih tepatnya Diintrogasi.
Mari Mulai
"Kenapa kau hanya diam disana?"
"Dimana?"
"Ditempatmu duduk sekarang, Bodoh!Jangan buat aku Naik Pitam"
"Lanjutkan"
"Apa maksudmu Lanjutkan?"
"Kau sedang Mengintrogasikukan Potter?"
"Shit! Mari To The Point"
"Kenapa kau menjebak Mione?"
"Aku tidak menjebaknya"
"Lalu? Apa maksud surat Kementrian Sihir ini?"
Harry menunjukkan surat Kementrian sihir itu. Draco masih diam selama beberapa menit, Sampai
"Bagaimana perasaanmu jika melihat ibumu mendekam dipenjara selama satu minggu tanpa makan dan tanpa mau dijenguk?"
Draco menoleh, Ia sedikit kesal dengan kata-kata introgasi Harry yang terlalu membawa-bawa nama Ia dan Ibunya.
"Justru kami yang dijebak"
"Bohong!"
Harry mulai Naik pitam, Ia tidak rela bahwa Sahabatnya akan mendekam di penjara jahanam itu beberapa hari lagi.
"Hei Potter, Untuk apa aku mengurung diri, Jika bukan karena aku merasa ada yang tidak benar disini? Untuk apa Potter?"
"Masa bodoh! Sekarang Fikirkan cara agar Mione bebas!" Harry mulai merasa malas berbicara banyak. Ia meninju meja disampingnya dan menatap Draco dengan rahang yang tegang.
"Kau Fikir aku tau?"
"Kau tau dari mana bahwa dia pemimpin Death Eaters huh!?"
"Pansy"
"Ceritakan padaku tentang malam itu"
"Pansy datang malam sekali, Saat Hermione sedang dikamarnya, Ia mulai berbicara dengan serius sekali bersama ibuku. Awalnya aku tidak menghiraukannya dan memilih untuk tidur. Namun tepat saat aku hendak masuk kamar, Ibuku menghampiriku dan menceritakan semua yang diceritakan Pansy kepadanya. Awalnya aku juga tidak percaya, Namun ketika aku memeriksanya, Disana aku melihat Hermione tengah mengacungkan tongkat Voldemort ditangannya, Pemimpin Death Eaters memiliki tongkat Voldemort, Karena memang Tongkat itu hilang saat kematian Voldemort."
Harry terperangah
"Aku rasa, Aku tau ulah siapa ini"
Draco menoleh dan kali ini diikuti ekspresi tak percayanya yang sangat berlebihan.
"Mari cari tau, Kita temui Anggota Death eaters itu"
"Siapa?"
"Tentu saja kawanmu Malfoy, Bersiaplah kutunggu didepan."
Dengan itu, Mereka berangkat bersama sapu terbang mereka. Azkaban Kami Datang
TBC…
cape Nih wkwk,Vote makanya 😂
Btw,Apakabar ama Dramione nya ya:v
Ntar dlu deh wkwk bentar lagi End nih soalnya 'ups'
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramione-Love Story [COMPLETED]
Fanfiction[Completed] Hermione J Granger. Draco L Malfoy. Mereka berdua dipertemukan oleh waktu,Waktu yang kadang baik dan kadang buruk.Hanya sekedar Love Story untuk mengingatkan kalian,Seberapa Besar Cinta Draco kepada Hermione. Read And Leave A Vomment...