Banyak sekali yang berubah semenjak hujan salju dan insiden dipasar itu. Hermione mulai menghargai keberadaan Draco. Namun masih susah untuk memaafkannya. Tinggal satu minggu lagi, Sampai mereka akan kembali ke Hogwarts dan menyelesaikan NEWT mereka yang sempat tertunda. Harry dan Draco justru berkecil hati dengan Newt itu. Sementara Hermione, Ia justru senang bukan main.
Pagi ini, Draco dan Harry menonton Film Komedi mingguan bersama, Selera humor mereka memang sama. Sementara Hermione dan Ginny masih disibukkan dengan satu buku tebal di genggaman mereka. Minggu-minggu ini tidak akan mereka sia-siakan hanya untuk bermain. Mereka ingin mendapatkan nilai terbaik dalam Newt dan bekerja di Kementrian sihir serta mendapat kedudukan tinggi.
"Mione, Lihat." Ginny menunjuk beberapa baris kata. Hermionepun beralih dari bukunya dan mulai sibuk memecahkan teka-teki dalam buku milik Ginny.
Beberapa ketukkan membuat mereka mengalihkan pandangan dari buku-buku itu. Harry dan Ron mengintip dari balik celah pintu. "Bolehkah kami masuk." "Sure"
Ternyata, bukan hanya mereka yang datang, Rupanya Ferret pirang itu mengekori mereka dibelakang. Hermione hanya mengeluh sebentar dan kembali memfokuskan pandangannya terhadap buku-buku itu.
"Ajari kami Mione." "Apa?"
Harry menatap Hermione dengan tatapan memohonnya. Hermione mau saja mengajarinya, Namun ia berubah fikiran ketika mendengar kata Kami dalam kalimat Harry."Ajari aku, Ron dan Dia"
Hermione menggeleng. Ia tidak ingin waktunya terbuang hanya untuk mengajari mereka bertiga. "Baiklah, Harry dan Ron kalian belajar sama Ginny saja, Biar aku yang belajar bersama Ms.Granger"Hermione sukses mengeluarkan Bola matanya dari tempatnya. Ia kaget bukan main. Sementara itu, Harry, Ron & Ginny tertawa lalu pergi meninggalkan Hermione bersama Draco. Nampaknya, Mereka sudah menyiapkan rencana 'A Week With Draco'
"."
Satu piring Camilan sore dan beberapa gelas Jus Menemani Mereka belajar diruang makan ini. Mr dan Mrs Weasley sengaja pergi dan membiarkan rumah dalam keadaan sunyi. Mereka paham sekali bahwa Harry dll membutuhkan ketenangan agar bisa belajar dengan benar. Newt kali ini harus mereka menangkan dengan nilai sempurna. Karna Masa depan mereka, Tergantung pada Newt."Bagaimana Mantra Bogart Mione?" Harry mengacungkan Pensil ditangannya dan bersiap mengeluarkan sebuah mantra. Mungkin ia ingin menghafal semua mantra dengan Benar.
"Riddikulus." Hermione menjawab. Ia lalu kembali sibuk dengan Buku-buku itu. Berbeda dengan Draco, Ia justru sibuk menghabiskan Camilan dan Jusnya dibanding serius belajar.
"Bisakah, Kau mengunyah dalam diam?" Hermione menyentak, Namun ia masih tidak menoleh dari buku-buku itu. Draco hanya mendengus kesal dan berhenti memakan Camilan itu.
Sore itu, Mereka menghabiskan hampir setengah buku tebal. Hanya Ginny dan Hermione yang serius, Sisanya, Mereka tertawa atau bahkan melemparkan Biskuit dan bergurau.
Kejadian hari itu dianggap cukup menyenangkan bagi Draco. Ia senang karena Hermione mau menganggapnya ada setelah sekian lama. Mungkin ia telah melakukan suatu kesalahan besar. Tapi, ia membutuhkan kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahannya.
Malampun datang, Mereka kembali kedalam kamarnya masing-masing. Karena esok, Masih ada. Harry dan Ron tidur dalam kamar yang sama. Mereka ketakutan setelah menonton Film Hantu idiot di TV itu. Sama halnya dengan Draco. Ia juga tak kunjung memejamkan matanya. Hermione dan Ginny juga tidak bisa tidur. Malam begitu menyeramkan setelah menonton Film Hantu itu.
Harry dan Ron bangun, Mereka memutuskan tidur diruang keluarga. Saat hendak memejamkan mata, Harry mendengar seseorang membanting bantal dan Selimut disampingnya. "Draco!?"
Draco hanya tersenyum miring dan mengambil posisi untuk segera tidur. Namun, Tak lama kemudian, Terdengar suara matras digelar. Harry, Ron dan Draco membuka matanya serentak. Disana, Hermione dan Ginny tengah bersusah payah mendekatkan Matras mereka dengan Matras Harry.
"Lengkaplah Sudah"
Mereka tertawa bersamaan. Mungkin Mereka akan tidur nyenyak malam ini jika bersama. Mimpi buruk tak akan berani menyentuh mereka.
"."
"Hei, Kalian sudah tidur?" Ron memecahkan suasana. Mereka semua membuka matanya perlahan. Tidak ada yang bisa tidur, Bahkan sesudah mereka tidur bersama di ruang keluarga. Tapi tetap saja itu tidak berhasil membuat mereka tertidur atau bahkan mengantuk."Belum, Aku bahkan, Masih terbayang bayang Film tadi." Ginny menyahut.
Ron dan Harry terbangun lalu duduk diatas matras. "Bagaimana kalau Truth Or Dare?" Ujar Harry. Hermione dan Ginny ikut duduk dan mengangguk setuju terhadap pendapat Harry. Sedikit hiburan bisa membuat mereka mengantuk.
Seketika itu juga, Draco sudah datang dengan Kertas dan Pulpen ditangannya. "Silahkan"
Harry memutar pulpen itu perlahan. Dan… "Drac!" Draco mendengus, Ia duduk manis disamping Hermione dan berkata "Dare"
"Aku bahkan belum bertanya, Baiklah kau kutantang untuk Meminta Maaf kepada Hermione"
Draco kaget bukan main. Begitu juga Hermione, Ia bahkan tersedak begitu mendengarnya. "Seorang Malfoy meminta maaf? Ckck Mari kita Lihat." Ron menaikkan sebelah Alisnya dan memandang Draco Remeh.
Hermione tampak kaget ketika Draco mengambil tangannya. "Hermione, Aku tau aku terlalu berlebihan, Terlalu bodoh dan Terlalu cepat percaya kepada Orang lain. Tapi Kumohon, Maafkan aku dan berilah aku kesempatan kedua."
Semua tercengang, Begitu juga Hermione. Ia bahkan hampir tumbang kalau saja tidak ditangkap oleh Draco. Semua tertawa dan bertepuk tangan senang, Kecuali Hermione dan Draco tentunya.
"Ayo Lanjutkan"
Merekapun bermain sampai larut malam, Banyak tawa dan canda diantara mereka. Bahkan Suara Burung hantupun tak lagi terdengar, Suara itu terkalahkan oleh suara tawa mereka. Dan tiba saatnya permainan terakhir. Sejak tadi, Hermione belum kena dan terus tertawa ketika melihat Harry mati kutu mendapat tantangan untuk mencium kaus kaki Ron. Namun, Harry tetap melakukannya.
Pulpen itu berputar, Terus berputar dengan cepat. Semua tegang menunggu nama siapa yang akan ditunjuk.
"Hermione"
Semua tersenyum, Kecuali Hermione. Ia mendengus kesal dan berkata "Truth".
"Harus Dare Mione"
"Kenapa?"
"Kau harus Dare Pokoknya!" Ginnya nampak senang ketika Mione mengangguk dan menunggu tantangan dari Ginny."Kutantang kau Hermione Granger untuk Mencium Draco Malfoy selama 5 Menit"
Semua tercengang, Begitu Juga Hermione. Namun, Draco lalu memunculkan senyumnya dan mengedipkan sebelah matanya kepada Ginny.
"T-tapi--"
"Lakukanlah, Apa kau tidak tergoda dengan bibirku yang seksi ini?"
Hermione Menatap Ginny garang lalu menoleh kearah Harry. Nampaknya ia meminta dukungan Harry untuk tidak melakukan hal ini terhadapnya.
"Lakukanlah Mione"
Hermione meringis kesal. Pandangannya teralihkan menuju Ferret Pirang disebelahnya. Ia tengah tersenyum dan menatap Hermione dengan tatapan menggoda.
Hermione maju Satu langkah.
Ia menatap Bibir Draco lekat-lekat. Mungkin temannya tak pernah tahu, Bahwa ia pernah merasakan bibir itu.Sebuah bibir kemerahan itu menyentuh bibir pucat nan kenyal itu. Suara nafas tertahan terdengar dari segala sudut. Ciuman mereka begitu panas dan sangat lama. Seberkah cahaya kembali menyala dalam diri Hermione.
Cahaya yang telah lama Redup
Kini Kembali MenyalaTbc:v
Absurd ya?Yadah:v
Maafin ya Baru update,Abisnya eikeh Sibuk cekola:v Doain ya semoga Rapotnya Nilai Bagus semua amiin 😂🙏
Vote...
Vote...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramione-Love Story [COMPLETED]
أدب الهواة[Completed] Hermione J Granger. Draco L Malfoy. Mereka berdua dipertemukan oleh waktu,Waktu yang kadang baik dan kadang buruk.Hanya sekedar Love Story untuk mengingatkan kalian,Seberapa Besar Cinta Draco kepada Hermione. Read And Leave A Vomment...