Chap-19

6.5K 624 34
                                    

Troli itu terbawa mengikuti pemiliknya. Ia melangkah terlalu cepat. Beberapa Pria dan wanita didepannya bahkan hampir tertabrak. Rasa semangatnya mengalahkan rasa khawatirnya dipandang aneh oleh orang lain.

"Mione, Santailah sedikit, Sana kau duluan saja."

Hermione melangkah cepat memasuki dinding platform 9/4 itu. Ia menaruh Trolinya kedalam antrian Troli dan mengambil tas kecil serbagunanya. Ia memasuki kereta tua itu perlahan dan berjalan mencari Kompartemen kosong.

Sebuah Kompartemen kosong dihadapannya membuatnya tergiur untuk segera menempatinya. Ia masuk dengan riang. Tak lama, Buku-buku mulai banyak tersebar dalam Kompartemen itu.

"."
Hermione Pov...
Kereta Hogwarts sudah berjalan berjam-jam. Harry dan Ginny sudah tidur dihadapanku, Mereka ingin satu Kompartemen denganku. Biarlah, Toh mereka tak banyak mengganggu. Aku bahkan masih bisa memfokuskan diriku dengan Sarapan Ilmuku ini.

"Perhatian, Pemberhentian Berikutnya…Hogwarts Tercinta"

Aku tertawa mendengar pengumuman dari Goblin pekerja itu. Segera mungkin aku memasukkan semua buku-buku dan catatanku. Kunormalkan posisi dudukku dan mempererat peganganku kepada bangku merah ini.

"Ciiit…"

Harry dan Ginny jatuh dari bangku mereka. Sementara aku, Masih kokoh dengan peganganku. Mereka terbangun dan mengaduh kesakitan. Aku hanya tertawa dan pergi mengambil barang-barangku. Sungguh, Aku rindu sekali dengan Rumah Lamaku.

Para murid disepanjang jalan terus melirikku dan berbisik-bisik setelah itu. Perasaanku jadi tidak enak. Apakah ada yang salah dengan penampilanku?

Aku menyebutkan sandi Gryffindor dengan benar. Tak lama pintu itu terbuka, Aku masuk dengan perlahan. Beberapa murid terlihat bersantai diruang rekreasi asrama Gryffindor.

Aku menggenggam tasku erat. Perlahan tapi pasti, Kulangkahkan kakiku. Suasana Asrama Gryffindor berbeda kali ini. Mereka mulai berbisik dan memandangku kesal. Aku bingung, Ada apa sebenarnya?

"Hei! Seenaknya saja, Kau bukan bagian dari asrama ini lagi. Pergi sana Pecundang!"

Astaga! Ada apa ini sebenarnya. Aku menoleh dan mendapati segerombolan wanita itu tengah memandangku sinis.

"Maaf? Kau bicara dengan siapa?"

Wanita itu berdecih dan melangkah mendekatiku. "Aku berbicara dengan Nona Granger! Apakah kau tau? Ia telah mengacaukan sekolahku. Ia telah memperlambat Newt! Apa kau tau Itu!?"

"Apa maksudmu?"

"Ckck, Apa maksudku? Hei Kau, Kau sudah mendekam dipenjara berminggu-minggu. Karena kau, Kami harus menunda Newt! Dan Karena kau juga, Aku jadi gagal melamar pekerjaan lebih cepat!"

"."
Newt sudah berlangsung setengah jam lalu. Para murid mulai sibuk dengan soal-soalnya. Hermione sibuk tersenyum dengan lengannya yang tak kunjung berhenti bergerak, Pertanda sang pemilik lengan sedang menulis dengan cepat.

Harry dan Ron bahkan mulai bisa tersenyum, Newt kali ini tidak sulit baginya, Dibandingkan Owl's nya yang sempat hancur berantakkan karena Weasley Twins itu.

Tak beda halnya dengan Draco, Ia mengerjakan dengan tertib dan bahkan mengisinya dengan ringan. Newt akan berlangsung selama beberapa Jam. Setelah itu mereka akan disibukkan dengan ujian Praktek kemahiran Sihir Akhir.

Satu kata, Menyedihkan. Mereka tidak pernah mengeluh, Karena kesenangan mereka akhirnya terwujud, Yaitu lulus dari Hogwarts!Pastinya keinginan ini yang memicu para murid sempat memusuhi Hermione beberapa waktu lalu.

Karena tidak ada hambatan sama sekali, Newt akhirnya selesai dengan ditandai bunyi Bel Lima kali. Kertas ulangan mereka berterbangan dan menumpuk dengan sendirinya diatas meja Prof.Mcgonagall. Banyak dari murid yang berdesis kecewa karena tidak sempat menyelesaikan ulangan mereka. Tapi Lain, Dengan Hermione.

"Kau tampak senang, Mione?" Ginny menepuk punggung wanita itu. Hermione tersenyum dan terus berjalan riang kearah Aula. Jadwal makan siang akan segera dimulai beberapa menit lagi.

"Aku tidak yakin dengan nilaiku." Ginny mengeluh. Sepanjang jalan, Mereka hanya menertawakan wajah Harry dan Ron saat ulangan tadi. Wajahnya memang tidak apa-apa,Melainkan Ekspresi panik mereka saat mendengar bel berbunyi. Hal ini sukses membuat Hermione berlari menuju toilet belakang sekolah.

Ia berlari dengan riang, Banyak sekali hal yang ingin ia luapkan setelah Newt. Masa bodoh dengan makan siangnya. Ia tidak lapar, dan hanya ingin pergi ke Danau Hitam. Pergi ke toilet hanyalah alasan belaka.

Hermione menghirup udara segar. Ia senang dengan keberhasilannya menjawab soal Newt dengan sangat cepat. Hermione mencari tempat yang tak terlalu mencolok, Ia ingin mendamaikan dirinya. Banyak kenangan dalam danau Hitam ini. Oleh sebab itu, Ia lebih suka merenung, Dll disini.

"Hei"

Hermione terlonjak, Ia menjatuhkan buku tebal dari pergelangan tangannya. "Oh Demi Merlin, Kau!?" Hermione melotot dan melempar buku tebal itu kepunggung Lelaki disebelahnya. Lelaki itu As Draco, Ia hanya meringis dan tersenyum seadanya kepada Mione.

"Kau Tau, Aku bertaruh dengan anak sekelasku, Siapa yang akan mendapat Nilai tertinggi dalam Newt." Draco memecahkan Suasana, Hermione nampaknya mulai tertarik dengan topim pembicaraan. Ia mengalihkan pandangannya dari buku tebal itu.

"Kau memilih siapa?"

"Tentu saja diriku, Masa aku mendukung kau!"

Hermione tampak salah tingkah, Ia menggaruk sedikit Puncak kepalanya yang mungkin tidak terasa gatal. "Maksudmu?"

"Yea, Mereka bertaruh kau yang akan mendapat Nilai tertinggi, Tapi aku tidak terima." Draco mengambil buku tebal itu dan membulak-baliknya seolah sedang membacanya.

"Huh, Kalau begitu, Aku yang menang! Sudah pasti." Hermione tersenyum dengan bangganya. "Hei-hei Berharap ya? Jelas jelas aku!" Draco mencoba meledek. Namun, Alih-alih meladeni, Hermione malah kembali terpaku dengan buku tebalnya, Seolah tidak ada seorangpun disebelahnya.

"Memangnya aku Kucing!?"

"Apa?"

Draco tampak kesal, Sikap Hermione memang belum sepenuhnya berubah, Terkadang ia suka mendiamkan draco tiba-tiba seperti saat ini.

Draco mengusap dadanya perlahan, Ia mencoba mengintip hal apa yang sedang wanita itu pelajari. Ia tau sekali Tipe Granger, Selalu mempelajari apa yang ia baca.

"Mione." Draco menepuk pundaknya. Hermione tampak sangat kaget dengan tepukkan itu. Ia menatap draco kulut dan bersiap mengeluarkan sesuatu kata.

"Kau…Oh Demi Merl--"

Hermione diam membisu, Sebuah benda kenyal menyentuh bibirnya. Ia tau ini perbuatan Draco. Namun, Entah kenapa ia tidak bisa menolak ciuman itu.

Ia terus menikmatinya begitu lama. "Ehem!" Hermione melepas pelukkannya. Ia menoleh cepat kearah Sumber suara. Ginny dan Harry memandang kami dengan tatapan seolah berkata kalian-sedang-apa?

Hermione tampak kikuk, Ia mengambil buku-bukunya dan menyambar tasnya asal. Ia pergi dengan berlari. Seberkas cahaya merah redup terlihat dalam wajahnya yang cantik. Blushing:3

Tbc:v
Eaa udh Newt aja
Tapi Stuck nih?:3 gimana ya lanjutannya?
Mau diapus Sayang 😂
Lanjut dehh asal Vote aja yakk 😘

Dramione-Love Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang