Malam ini Bintang bertaburan Indah menghiasi langit kota Daegu. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahku. Membuat anak rambutku bergerak seiring hembusan angin. Aku melirik arloji silverku. Waktu menunjukkan pukul 18.45 KST. Korneaku menatap langit.
Seseorang memakai hoodie putih dan celana jeans hitam. yang pas dengan tubuhnya, juga snicker berwarna hitam. Tangannya dimasukkan kedalam saku hoodie-nya. Kudengar hembusan napas beratnya. Dia duduk di sebelahku. Lampu-lampu Taman cukup terang untuk melihat siapa yang datang.
"Malam yang Indah" ujarnya sambil ikut memandang ke angkasa. Aku juga masih menatap angkasa. Lengang.
Aku merasa ini memang Indah. Terlebih lagi melihatnya tersenyum ke arah bintang-bintang. Mataku tak lepas dari wajah pucatnya yang terlihat cerah ditimpa cahaya lembut Bulan. Hanya satu kata yang bisa mendeskripsikan dirinya. Manis.
"Yoongi oppa.." panggilku. Pandanganku masih sama. Dia pun menoleh dan menatapku dengan mata sipitnya.
"Ada apa, chagiya?" Tanyanya.
"Bagaimana menurutmu kalau aku terkena diabetes?" Dia menatapku heran.
"Memangnya kenapa?" Tanyanya-lagi.
"Kau terlalu manis dilihat. Ini tidak sehat." Ujarku sambil terus melihat ke arahnya.
"Kenapa masih melihatku?" Tanyanya tampak agak kesal.
"Kau membuatku kecanduan." Aku menghela napas, mengalihkan pandanganku darinya. Menggesekkan kedua telapak tanganku. "Huft, dingin"
Tangan hangat Min Yoongi menangkup kedua tangan mungilku. Meniupkan udara hangat dari mulutnya. Dia menatapku dalam. Bibirnya membentuk lengkung manis. Membuat jantungku berdebar lebih kencang. Aku seperti sehabis mengkonsumsi kokain. Ini efek candu yang diberikan Yoongi kepadaku. Terasa seperti halusinasi.
"Harusnya kau tidak keluar menggunakan kaos panjang seperti ini" Celotehnya sambil terus melanjutkan aktivitasnya menghangatkanku. Aku hanya tertawa kecil. Dia lucu sekali ketika sedang seperti itu. Aku merasa aman dan nyaman saat dia di dekatku. Ada perasaan dilindungi.
"Sampai kapan akan seperti itu?" Tanyaku. Kutujukan untuk aktivitasnya. Dia mendongak.
"Sampai kau merasa hangat" ujarnya singkat.
"Tapi, apa kau tidak lapar? Aku lapar" kataku lembut. Dia tersenyum tipis.
"Kajja, kita makan" Dia segera menarik tanganku. Aku menunjuk sebuah cafe di seberang jalan. Dia mengangguk setuju.
-
"Kenapa kau menyukaiku?" tanya Yoongi tiba-tiba. Aku hampir saja tersedak makanan yang baru ingin kutelan. Yoongi langsung menyodorkan minumanku.
"Memangnya ada apa?" aku bertanya balik setelah minum. Yang kulihat dia memainkan garpunya.
"Sebenarnya aku tidak menyukaimu" aku hampir menelan sendok yang kupegang. Seperti ada petir yang menyambar kepalaku. Hatiku hampir saja menjadi seperti remah-remah roti.
"La-lalu selama ini..." aku menunduk, cairan bening sudah menggenang di pelupuk mataku.
"Benar selama ini aku tidak menyukaimu" Yang kedua kali aku merasa seperti dihantam beribu ton baja. Tega sekali. Tanganku diraihnya, meremas lembut dengan tangan kasarnya. Kucoba menatap matanya, ekspresinya datar. Lalu dia berbisik di depanku "tapi aku mencintaimu"
Kali ini aku benar-benar menangis. Dia langsung berpindah ke sebelah ku dan memelukku erat. Detak jantungnya terasa lebih kuat. Aku tersenyum di sela tangisku.
"Kenapa kau ingin membunuhku Min Yoongi?" Tanyaku sambil melepas pelan pelukannya. Ia memegang kedua lenganku dan menatap penuh arti kemudian tersenyum manis.
"Aku tidak bermaksud begitu."
"Benarkah? Kalau begitu lepaskan aku dan berhenti menatap seperti itu" dia mengerutkan dahi. Tidak mengerti maksudku.
"Jantungku selalu memompa lebih cepat, bisa-bisa aku terkena serangan jantung mendadak" dia terkekeh. Menarik tanganku. Aku pun bangkit dari dudukku.
"Kita mau kemana?" aku terus berjalan mengikutinya. Sekilas kulihat genggaman tangannya.
"Mengantarmu pulang. Ini sudah malam. Dan apa kau mau tetap di cafe itu sampai tutup?" Aku mengerucutkan bibirku. Betapa tidak pekanya dia.
"Kalau kau merindukanku kan bisa lewat VC ." Dia seolah bisa membaca pikiranku. Aku tersenyum sambil melihatnya yang berjalan mendahuluiku.
-
Mobil hitamnya sudah berhenti di depan apartemen ku. Membukakan pintu di sampingku. Menuntunku layaknya seorang ratu. Aku terkadang menyadari Yoongi tidak secuek yang biasa sekilas dilihat. Dia begitu romantis. Aku menyukainya.
"Terimakasih" ujarku. Rasa rindu ini dilampiaskan. Memeluknya, menyandarkan kepala ku ke dadanya. Dia balas memelukku erat.
"Uh.. Aku masih ingin kau disini" rengekku seraya mengeratkan pelukanku. Dia tertawa.
"Apa maksudmu aku menginap? Aku takut terjadi apa-apa denganmu nanti" Dia terus tertawa. Aku melepaskannya dan menatapnya kesal.
"Sembarangan saja" ucapku sinis. Dia masih tertawa hingga matanya terlihat terpejam.
"Makanya aku pulang. Tidurlah, besok kau harus beraktivitas."
" Benar,kau juga jangan kebanyakan ntidur.Ya sudah pulanglah. Dah!" Kataku lalu berlari meninggalkannya yang sepertinya tersenyum geli dan menggelengkan kepalanya.
-------------------––––——--------------------------------
Dis Taim ai wes apdet de cepter
Ngomong apa coba--" pake bahasa alien..
Si author gila , habis minum bay*on..Gimana? Lanjut lagi? Yok! Berangkattt~ :v
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE BTS
FanfictionTidak apa-apa jika ingin membaca, hanya saja diharapkan memperhatikan kondisi fisik dan mental. Imajinasi yang begitu tinggi dapat menyebabkan jantung berdebar kencang, timbul rasa ingin memiliki, serta pahitnya kenyataan yang tidak bisa dihindari...