Remember

4.1K 292 11
                                    

Chapter special his POV.

BGM : Just One Day-BTS
(Emang nge-feel? Dicoba ajaaa)

Happy Reading

Aku ingat bagaimana wajah gugupmu saat kita pertama kali berjumpa. Kau bahkan tak berani menatapku sedikitpun. Entah kenapa aku jadi merasa seberapa menyeramkannya aku?

Aku kira kau begitu karena takut padaku, ternyata, aku melihat semburat malu di pipimu. Dan itu menggemaskan.

Apa kau ingat saat pertama kali kau membelalak saat aku menggenggam tanganmu? Oh, itu bukan satu-satunya yang kuingat.

Kau bahkan berkata, "Maaf, Jungkook-ssi. Jangan menatapku seperti itu."

Well, aku harap bisa memotretmu saat itu.

Berharap menyimpan fotomu dan menatapnya di ponselku agar aku terus mengingat wajahmu. Aku sempat gusar, apa aku akan terus bersamamu?

Namun, suatu ketika duniaku terasa berhenti. Semua benar-benar berhenti termasuk jantungku.

Kau bahkan kembali. Dan membuatku tak henti-hentinya menunjukkan senyumku. Aku yakin, aku sudah tampak seperti orang gila.

Ah, aku takut kau malu saat mengingat yang satu ini.

Kau tiba-tiba berlari ke arahku dan memelukku. Kemudian kau menggumamkan kata takut berulang-ulang. Dan ketika kutanya, "Apa kau baik-baik saja?"

Kau menoleh takut dan menunjuk seekor anjing kecil yang menggonggong kecil. Padahal, anjing lucu itu diikat oleh pemiliknya.

Kau pasti akan mengatakan, "Aku tidak suka anjing. Meski itu lucu."

Kau sungguh menggemaskan.

Hingga saat ini, aku bahkan saat membuka mata selalu mendapatimu tersenyum dan sekedar menyentuh pipiku atau merapikan anak rambutku. Mengecupku tulus.

Dan aku berhenti memikirkan tentangnya sejenak. Datang tepat waktu. Menginterupsiku sebentar. Pintu kamarku terbuka. Mataku terasa sangat lelah untuk membuka. Bahkan kemeja yang kukanakan belum lepas. Hanya bisa bersandar di kepala ranjang.

"Daddy, see! Aku baru saja mendapatkan nilai bagus bahasa inggris!" Oh, lihat siapa jagoan tampan yang mirip denganku ini.

Dan ia bilang apa? Bahasa inggris? Itu bagus. Seusianya aku bahkan hanya tau yes dan no. Dia seperti mamanya. Cerdas.

Aku tersenyum dan mengusak pelan puncak kepalanya yang satu genggaman tanganku. "That's awesome! Apa ingin daddy membelikan ice cream karena mendapat nilai bagus, hem?"

"Of course!" Aku hanya terkekeh dan membiarkan jagoanku naik dan mengecup pipiku lalu turun dan menghampiri seseorang yang mengisi hatiku sepanjang hari.

"Kau tidak ingin mandi dulu, suamiku?" Aku melihatnya berjalan ke arahku. Dan malaikat cantik di gendongannya. Ia duduk di pinggir ranjang. Menatapku dengan pangkal hidung berkerut. Aku melihatnya seperti—apa-apaan dengan bau itu, uh?

Entahlah, menebak jalan pikiran wanita cantik ini agak payah.

"Oh, apa Putri cantikku sedang tidur?" Aku berusaha mencium Putri kecilku. Tapi istriku justru mendorong pipiku dengan telunjuknya. Membuat kepalaku menoleh ke samping.

Untung saja aku sangat menyayanginya.

"Tidak! Daddy  itu bau! Dan sebaiknya mandi." Dia berbalik arah keluar dari kamar. Aku mendengar sayup-sayup dirinya menanggapi celoteh riang anak sulungku di kamar buah hatiku.

"So, anak tampan mommy dapat nilai besar? Wah! Good job, boy!" Aku hanya bisa tersenyum. "Nah, sekarang, jaga adik dulu, okay?"

"Okay!"

Suara langkah dan kenop pintu terbuka. Aku melirik ke arah pintu. Kulihat ia melepaskan ikat rambutnya, dan menyisir rambutnya lagi lalu mengikat rambutnya lagi. Aku tak tahu untuk apa ia melakukan itu. Padahal, tadi tak terlalu berantakan.

Bagaimanapun dia, tetap selalu cantik dan menawan di mataku.

Dia masuk mendekat ke arahku. Ia tersenyum dan tanpa ragu aku membalasnya. "Jadi?" Aku menaikkan sebelah alis mendengar pertanyaannya.

"Daddy Jungkookie yang bau ini tidak mau mandi, begitu?" Kedua tangannya bersedekap.

"Aku malas. Kau tau aku lelah." Aku bisa melihatnya memutar mata tinggi. Apa ada yang salah? Hei, aku baru saja pulang dari acara musik. Bahkan dari pagi, dan baru pulang sore ini.

"Tapi kau bau." Sinisnya. Aku menatapnya. Sangat ingin aku berkata padanya—kau sungguh tidak peka. Finally, dia menghela napas. "Ah, baiklah, mari baby raksasa ini akan mommy mandikan. Apa perlu bebek karet, baby?"

"Kalau begitu, bawakan aku bebek asli."

"Tidak perlu, kau sudah sangat bau seperti bebek." Aku tidak tersinggung, sungguh. "Jadi kurasa tidak perlu."

Kami berdua tertawa. Aku hanya tersenyum lebar saat ia mencubit hidungku pelan. Kemudian. Mengecup pipiku. Aku balas menggendong tubuhnya, you know, bridal style.

"Aku mencintaimu." Dia tersenyum saat kukecup pelan keningnya. Dia mengangguk dan makin mengeratkan pelukan tangannya di leherku.

"Baiklah, aku sangattt mencintaimu. Nah, mari baby Jungkookie akan mommy mandikan."

"Let's go, mom!"

Aku akan mencintaimu sampai nanti. Kapanpun, selama aku ada di sisimu. Jujur, aku tak ingin kehilanganmu.

I love you my children's mom.

Terimakasih sudah menjadikanku prioritas dan meluangkan sedikit waktumu. Terkadang dengan khawatirmu yang sedikit menyebalkan itu, justru makin membuatku yakin bahwa kau memperdulikanku.

Sekali lagi,

Seorang Jeon Jungkook selalu mencintaimu.

Dan dapatkah kau selalu tinggal disisiku?

_________________________________

Anggep aja gaun yg di mulmed itu,

Gaun yg kalian pke waktu nikah.

Dah?

Sama Jungkook.

Puas?

Isheuuu... maapin klo misal alurnya mirip sama yg sebelumnya😅
Otak lgi buntu tapi ngebet bgt pen apdet, maapin vey yak?😁

Don't forget to vomment, dear 😄

Vey🍉

IMAGINE BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang