[Special Chapt.]-I Like It; pt.2

2.4K 289 17
                                    

Ini sudah hampir seminggu setelah obrolan singkat di kafe tempo hari. Tapi, selama hampir seminggu itu juga Jimin lebih sering mengirimimu chat dan berbincang banyak lewat telepon. Dia sempat bertanya pasal namamu, karena saat bertemu, ia lupa. Kau juga.

Hari ini, dia mengajakmu bertemu di kafe kemarin. Dan kau menyetujui itu. Lagipula, kebetulan hari santaimu. Tapi kau berpikir, apa Jimin tidak sibuk?

Dengan tergesa-gesa namun perlahan, langkahmu ke arah pintu itu tanpa tergelincir. Kau sudah telat lebih dari 10 menit. Dan kau tak mau membuatnya menunggu.

Saat kau masuk, langsung mengedarkan pandangan tapi tak menemukannya dimanapun. Kau menghela napas sambil bergumam, "ternyata belum datang."

Kau melangkah dan mencari tempat duduk yang lebih dekat dengan pintu. Menunggu dan tak lebih dari 5 menit, orang yang ditunggu datang bersama-tunggu, dia benar-benar membawa beruang.

Matamu sedikit melebar. Mereka nampak sangat tampan hari ini. Atau itu perasaanmu saja? Bukannya mereka selalu tampan setiap hari? Tanyamu dalam hati.

Kau merutuki pemikiran bodoh itu. Kemudian, memandang Jimin dan satu orang lainnya yang duduk di hadapanmu menurunkan masker yang mereka pakai.

"Ah, di luar lumayan dingin," Jimin membuka pembicaraan. "Apa kau menunggu lama?"

Kau terkekeh dan menggeleng, "baru 5 menit kurang."

Kalian memesan minuman masing-masing. Untuk beberapa menit, hening dan canggung. Bukan untuk Jimin, tapi untukmu dan satu orang lainnya disana.

Kau sangat tahu, dia Min Yoongi.

Oh, bagus, sekarang matamu tak sengaja bertatapan dengannya. Membuat Yoongi berdeham pelan, dan mengangkat cangkir, menyesap minuman panasnya. Sedangkan jantungmu sedang mendobrak tempatnya hingga terdengar sampai ke telingamu.

Kenapa mereka hobi sekali membuatku jantungan?

Jimin terbatuk kecil sejenak, kemudian menyenggol siku Yoongi, "hyung, dia si gadis manis yang kuceritakan waktu itu,"

Kau membuka mulut kemudian langsung mengatupkannya rapat, kau sangat tersipu mendengarnya. Yoongi tersenyum tipis ke arahmu, dan kau membuka mulut, "namaku-"

"Aku tahu," potong Yoongi. Jimin tertawa karena hal itu. Dan kau tak bisa menyangkal kalau dirimu merasa sangatlah gugup. Apalagi, tatapan dari mata gelap itu tak henti-hentinya menatapmu dengan buka-bukaan, tak seperti Jimin sebelumnya.

"Oh, iya," kata Jimin. "Kau cocok dengan itu, omong-omong."

Kau melihat ke arah kalung yang tipis warna perak dan liontin kecil berbentuk inisal namamu dengan permata berwarna hijau yang kau kenakan.

Jimin tersenyum jenaka, "aku baru tahu kalau kau mudah merona."

Dan ucapan itu sukses membuatmu tergagap. Oh, gila, lelaki tampan itu benar-benar membuatmu jatuh ke dalam rengkuhan
pesonanya.

Yoongi tak banyak bicara seperti yang kau tahu. Dia lebih memilih diam, menyimak atau sesekali tersenyum simpul. Kau sangat memaklumi hal itu, dia diam karena jika sudah bicara, ucapannya terkadang sangatlah kejutan.

Ponsel Jimin di atas meja berdering, kau mengintip sedikit dan melihat nama yang tertera disana. Taetae. Oh, kau tahu benar siapa itu, jadi kau memilih untuk meneguk minumanmu.

Jimin mengambil ponselnya, agak bingung. Kemudian dia bangkit, "maaf, aku harus angkat telepon dulu."

Kau mengangguk. Menatap Jimin yang keluar dari sana, dan berdiri di dekat pintu masuk. Sejurus kemudian kau kembali, dan bersitatap dengan seorang Min Yoongi.

"Jimin benar," Yoongi memecah keheningan, menatap cangkirnya sekilas lalu mengalihkan ke arahmu. "Kau sangatlah manis."

"Ah, em-terimakasih," gugupmu. Yoongi mengangguk dan tersenyum manis. Sungguh kau bisa terkena diabetes melitus kalau begini.

"Kau dan Jimin sangatlah dekat, benar?" Kau terdiam, lalu tersenyum bingung. "Bisakah akupun sama?"

"Maksud-"

"Jadilah lebih dekat denganku," lihatlah, kegemarannya memotong ucapanmu. Dan berakhir membuatmu membeku. Di dada kirimu, sesuatu melompat-lompat terasa sakit tapi menyenangkan rasanya.

"Baiklah," kau tersenyum tulus. "Akan kucoba. Sebenarnya, aku tak terlalu mudah membuka obrolan dengan orang lain."

"Apa Jimin yang terlebih dahulu?" Tanya Yoongi. Kau mengangguk dan tersenyum malu. Ternyata, berbicara dengan Yoongi tak seburuk yang kau kira. Dia cukup bisa mengimbangi arah pembicaraan.

Dia menggaruk pelipisnya, "aku berbanding terbalik dengannya." Kau menyimak-tidak, tapi memperhatikan wajahnya yang tetap datar saat berbicara, membuatmu tersenyum sendiri. Lelaki yang satu itu berbeda.

Kau tertawa kecil, "benarkah? Itu bagus, mengingat akupun sama seperti dirimu."

Dia tersenyum dan memberimu tatapan teduh, "yang kuingat, kalau ada dua orang yang memiliki kesamaan, berarti jodoh?"

Jantungmu berdegup kuat sejenak, "o-oh, tapi menurutku, jodoh itu kalau saling melengkapi. Ah, itu menurutku saja."

Yoongi terkekeh kecil, "kau pandai menganalisa. Aku menyukai itu."

Huh?

Jimin datang dan kembali duduk. Kau masih terdiam canggung sedikit. Yoongi bertanya kepada Jimin, "apa yang dikatakan anak itu?"

"Dia akan ke Jeju dengan temannya, Bogum," jawab Jimin dan Yoongi mengangguk. Lalu Jimin melihat ke arahmu, "Yoongi hyung tidak merebutmu dariku 'kan?"

Kau tertawa melihat Jimin yang berbicara dengan nada bergurau, tapi, kau bisa melihat seberapa serius saat ia melihatmu. Kau jadi gugup lagi.

"Tentu saja aku akan melakukannya, Jim," kata Yoongi, tersenyum kepadamu. "Lagipula, siapa yang mau dengan lelaki pendek sepertimu?"

Kau terkekeh geli mendengar percakapan itu, apalagi Jimin menggembungkan pipinya lucu. Kau merasa bahagia di antara mereka, tbh.

"Jangan sombong, hyung. Kau bahkan tak lebih tinggi 2 cm dariku," Jimin balas meledek.

Kau terdiam di dalam pikiranmu. Dari awal hingga akhir. Membiarkan tawa dari suara-suara yang khas itu mengalun merdu di telingamu. Matamu tak bisa lepas dari dua ciptaan Tuhan yang sangat sayang untuk disia-siakan.

Terkadang, disaat seperti ini, kau bisa tak peduli, jika kau menjadi gadis paling serakah yang pernah ada.

Astaga, bolehkah aku memiliki keduanya? Aku sangat menyukai mereka.

END


Ini jelek'kah? Maaf ye..
Yang penting Yoongi sama Jimin ganteng.
Dah gitu ajalah.

Eh, tombol bintangnya minta dipencet ★ :v

Thx :)

Vey🐓

IMAGINE BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang