"Seokjin oppa! Disini!" Pekikku tak sabaran. Lihat bagaimana dia berjalan itu. Menyeret kaki seperti kakek-kakek.
Kulihat dia mendesah pelan. "Kau minta aku cepat. Tak lihat seberapa besar ransel ini, huh?"
Aku hanya tertawa kecil sambil menggumamkan kata maaf kepadanya. Aku menunduk dan memetik sebuah bunga warna ungu cantik.
Saat sibuk mengagumi cantiknya bunga kecil itu. Aku terkejut saat sepasang lengan kekar melingkar di perutku. Jantungku berdegup tidak normal.
"Ah, lihatlah, bunga itu saja tak seindah dirimu." Gumamnya tepat di telingaku.
Oh, ayolah! Siapa yang tidak meleleh diberi kalimat semanis itu?
Aku melepas pelukannya dan berjalan mendahuluinya. Aku hanya tak mau dia mendengar kuatnya suara degup jantungku. Itu saja.
"Hei, honey.." Panggilnya. Aku menjawabnya dengan gumaman sekedarnya. "Kita akan berhenti dimana? Ini terlalu jauh."
Aku mendengus pelan. Kutolehkan kepalaku kepadanya dan menunjuk sebuah tanah yang bersih dari ilalang. "Disana saja."
"Oh, baiklah."
Aku membantunya memasang tenda kecil disana. Kemudian menggelar tikar di dekat tenda untuk kami bersantai siang ini.
Kami tidak akan menginap. Hanya sampai sore saja. Lagipula, hutan ini buatan dan di khususkan untuk wisata atau camping.
"Ah, disini sejuk juga." Ucapnya sambil menghirup udara. Ya. Benar juga, pohon rindang mengelilingi kami.
Aku memandangi wajahnya dari samping sini. Aku tertawa dalam hati melihat wajah seriusnya membuatkanku satu cup ramen.
"Aku tahu aku tampan. Jangan menatapku seperti itu." Aku mengerjap sebentar. Kemudian tertawa diikuti olehnya.
"Oppa."
"Ne?"
"Kau tidak mendengar suara gemuruh di perutku?" Dia menoleh kepadaku sambil menahan tawa. Uh. Lihat betapa menyebalkannya dia.
"Menyebalkan." Gerutuku. Dia tertawa dan mengacak pelan rambutku, mencubit pipiku dengan tenaganya—aku tak bisa bilang dengan gemas, karena cukup sakit pipiku.
"Nah, kau lapar?" Aku mengangguk. "Cium dulu."
Aku memasang ekspresi jijik yang dibuat-buat. Dia mencubit hidungku dengan gemas. Dia hobi sekali mencubit.
"Ya sudah. Ayo makan!"
"Ayo!"
***
Ini sudah ketiga kalinya ia tersenyum memandangiku. Uh! Tak tahukah ia kalau aku salah tingkah sendiri? Aku malu bukan main.
"Kau ada permintaan untukku karena kesuksesanmu?" Tanyaku berusaha mengalihkan perhatian. Tapi gagal. Dia malah memelukku. Membuatku sulit mengetik pesan singkat kepada temanku.
"Ayolah, oppa. Kau membuatku sulit mengirim pesan." Dia malah mengecup pipiku cepat. Bagus. Sekarang wajahku panas. "Oppa—"
"Mianhae chagi-ya.." Dia mengusap pipiku. Uwah! Aku makin yakin kalau wajahku sudah semerah kepiting rebus.
"Kenapa kau sibuk dengan pesan itu? Lebih penting dariku? Oke." Aku meliriknya yang merajuk membelakangiku. Aku menghela napas. Kemudian memeluknya dari belakang, menyandarkan kepalaku di punggung lebarnya.
"Maaf." Ujarku. Tanganku merambat di pinggangnya dan—
"Aw!" Dia terjengit dan aku tertawa puas. Ia menjentikkan jarinya di dahiku. "Kenapa malah mencubitku?"
"Salah siapa merajuk seperti itu? Aku kan hanya meladeni teman yang bertanya soal tugas." Ocehku. Dia menaikkan kedua alisnya.
"Jadi siapa yang salah?" Tanyanya. Aku menunjuk hidungnya, dia menaikkan sebelah alisnya. Kemudian menghela napas pasrah. Aku menang lagi!
"Jawab aku dulu yang tadi."
"Yang mana?"
"Ish." Aku mendesis. "Permintaan."
"Oh! Ya!" Dia menjentikkan jari. Kemudian aku agak bingung karena tiba-tiba ia menatapku lekat-lekat. Aku hanya bisa menahan napas.
"Marry Me."
Apa? Aku tidak salah dengar 'kan?
"A-apa? "
"Just marry me, honey." Ujarnya lembut dan halus namun menuntut. Aku menatap kancing bajunya sejenak. Kurasa, aku juga butuh sesuatu yang serius. Aku mengangguk pelan.
"Thank you," ia memelukku erat. Aku tersenyum senang.
Setelah beberapa menit berpelukan. Ia melepaskan itu dan mendongak ke atas. "Kita pulang ya?"
"Apa?" Aku mengerutkan kening. "Lalu kenapa memasang tenda?"
Dia terkekeh pelan. Kemudian mengecup pelipisku sekilas. "Karena aku mencintaimu."
Aku memukul dadanya pelan. Jujur aku tersipu. " Ugh! Dasar. Aku juga mencintaimu."
_______________________________
Note :
Hai kalian semua~ *tebarbunga*
Ucapan terimakasih selalu kusertakan kepada kalian yang baca ini *love sign pke jari*
Veyluv akan sangat berterimakasih lagi
Kalau kalian menyertakan vomment unyu kalian disini ≧﹏≦Siapa tahu nih ya.. bisa lebih baik ke depannya.
Ugh>< love ya~*cium peluk dari oppa bangtan*
-vey- 🐬
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE BTS
FanfikceTidak apa-apa jika ingin membaca, hanya saja diharapkan memperhatikan kondisi fisik dan mental. Imajinasi yang begitu tinggi dapat menyebabkan jantung berdebar kencang, timbul rasa ingin memiliki, serta pahitnya kenyataan yang tidak bisa dihindari...