Don't Do it Alone

6K 374 5
                                    

Sore menjelang malam, dimana suara ribut dan gaduh yang mengeliliku. Ada tawa yang menggelegar di mansion gedung agensi terkenal ini.

Aku hanya duduk bersandar dan mengotak-atik ponselku. Mengabaikan orang yang tengah duduk di sampingku.

Dia sama sekali tidak bergeming. Tak biasanya dia seperti ini. Aku menoleh ke arahya sekilas dan kembali ke ponselku.

Wajahnya tidak menunjukkan gembira sedikitpun. Bahkan senyumnya, terlihat sangat dipaksakan. Tiba-tiba saja, sebuah tangan mengejutkanku. Hampir saja kujatuhkan ponsel ini. Aku menoleh sebal ke arah si pemilik tangan laknat yang hampir mencelakakan ponselku.

Yang kulihat adalah sebuah wajah yang dipenuhi rasa gelisah itu. Entah kenapa hatiku menjadi lunak dan merasa iba kepadanya. Dahiku berkerut, tangannya menggenggam jemariku lembut.

Tatapannya tidak ke arahku, melainkan ke depan. Kurasa tak ada yang menyadarinya. Dengan cepat kulepaskan kaitan itu. Dia memandangku bingung.

"Kenapa dilepas?" Tanyanya dengan salah satu alis terangkat. Aku mengigit pipi bagian dalamku.

"E..eh.. tidak. Aku ingin menggaruk kepalaku. Hehe" Aku hanya nyengir kuda. Dengan pura-pura aku menggaruk perlahan kepala belakangku yang sebetulnya tidak gatal. Dia tersenyum. Senyum dipaksa.

Dia pun memutuskan pandangannya denganku dan bangkit, berjalan gontai ke arah pemuda yang sedang duduk santai sambil bersenandung merdu. Salah satu telinganya disumpal earphone.

"Jungkook- ah, Tolong bawakan ini sebentar." Ujarnya sambil menyodorkan ponselnya. Jungkook mendongak dan mengangguk. Tangannya meraih ponsel itu.

"Kau ingin kemana, Namjoon hyung?" Tanya Jungkook sambil memandangi punggung Namjoon. Tanpa menoleh Namjoon menjawab.

"Sebentar. Aku ingin mencari udara segar" Jungkook ber-oh ria. Mengabaikan Namjoon yang sudah lenyap dari ambang pintu itu.

Aku hanya melihat mereka dan kembali membuka ponselku. Aku mengantuk, tapi aku tak bisa memejamkan mataku karena dua orang hiperaktif yang selalu membuat gaduh. Mereka Jimin dan Taehyung.

Aku sedikit melirikkan mataku, saat Jungkook berteriak kesal dan hanya mendapat tawa innocent dari dua pria bertubuh tegap itu.

-kakao--

Aku mengecek notifikasi dari aplikasi Kakaotalk yang tengah trend di Korea Selatan. Melihat pesan yang dikirim seseorang untukku.

From:
RaynMonster

Maaf sebelumnya, bisakah nanti kita bertemu?
Aku ingin mengobrol denganmu. Kalau kau mau, kita bertemu di Taman dekat dorm.

For RaynMonster :
You

Okay... Pukul 19.00 yaaa
                                               Read 18.35

[Pukul 18.55]

Aku segera berdiri dan meraih jaket tebalku. Aku tahu diluar cukup dingin. Aku membungkuk pada setiap orang yang kutemui di depanku. Sambil terus berjalan keluar, aku beberapa kali melirik arloji di tangan kananku.

Aku melihat seseorang duduk di bangku putih ditemani kerlap-kerlip lampu Taman yang Indah. Aku menghampirinya.

"Oh? Duduk sini" Ujarnya sambil menepuk bagian kosong bangku itu. Aku mengangguk dan duduk berjarak di sampingnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanyaku ragu. Aku menatapnya yang masih memandang datar udara di hadapannya.

"Tidak begitu penting, sih. Tapi, aku sedang ingin mengobrol denganmu." Ia menoleh dan tersenyum manis kepadaku. Ah, tenanglah wahai jantungku.

IMAGINE BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang