Warning typo•••!
Happy reading ♡Tak seperti biasa rumah terasa sepi. Sejak kejadian pagi tadi, aku merasa aneh. Aku melangkah masuk dan membuka tirai jendela di ruang tamu. Apa mungkin dia ketiduran?
Aku berjalan masuk ke arah kamar. Pintunya bahkan ditutup. Kutarik kenop pintu itu tapi terkunci.
"Hoseok—"
"Kemana saja kau?"Tanyanya dari kamar dengan tajam. Aku menahan napas beberapa detik.
"A-aku.." Belum selesai aku berucap, terdengar kunci yang dibuka. Menampakkan sosok di depanku dengan wajah dingin. Dia menarik tanganku dengan tidak sabaran.
"A-aw!" Pekikku. Dia terdiam. Tangan kananku berdenyut perih. Pria itu memandang plester di ibu jariku. Kumohon jangan sampai dia curiga.
"Kenapa ini?" Tanyanya, kali ini ia memelankan suaranya. Aku menunduk lalu menggeleng.
"Jawab aku, sayang." Aku menarik napas dan menatapnya. Menutup pintu kamar itu dan menguncinya.
"Aku hanya sedikit terluka," Ujarku yakin, "Hanya goresan kecil."
"Jujur." Dia menatapku dalam. Aku hanya mengangguk dan menghela napas pasrah.
"Tadi, aku tak sengaja melihat seekor kucing kecil di atas pohon. Ingin sekali aku membantunya turun. Jadi, aku harus memanjat pohon itu," Jelasku, dia menatapku sungguh-sungguh, menarik pergelangan tanganku perlahan-lahan, untuk duduk di pinggiran kasur.
Dia tersenyum lembut, "Lanjutkan." Aku mengangguk pelan.
"Saat akan turun, tiba-tiba jempolku tergores dahan yang patah. Tapi aku bersyukur kucing lucu itu baik-baik saja." Aku tersenyum kepadanya.
Dia menghembuskan napas lega, lalu menepuk Puncak kepalaku sayang. Aku hanya memejamkan mata sampai dia mengecup keningku lembut.
"Jangan pernah buat aku khawatir lagi, sayang." Katanya sambil menatap mataku. Tangannya bergerak meraba lembut wajahku. Aku mengangguk pelan.
Tapi sebelumnya, aku ingin tahu sesuatu. Ketika aku pergi ke toko tadi, aku memang tidak memberitahunya dulu. Dia langsung masuk ke kamar saat setelah aku tak sengaja merobek uangnya. Aku tahu itu konyol.
Namun, kenapa dia masih mengunci pintu kamar meski tahu aku sudah sampai di rumah? Sebegitu merajuknya ia padaku?
"Em.. Hoseok oppa.. kenapa kau baru membukakan pintu kamar tadi?" Tanyaku hati-hati.
Kulihat dia mematung dan tampak kaget. Kemudian, ia terkekeh malu. Wajahnya merona samar.
"I-tu..uh.. aku.." Dia menggigit bibirnya. Menunjukkan ponselnya kepadaku. Aku menyipit untuk melihat jelas apa isi riwayat di dalamnya. Sedetik kemudian aku langsung membelalak terkejut.
"A-aku.. jadi ingin. Bolehkah?" Tanyanya. Dia menunjukkan smirk nya. Kurasakan wajahku merah sekarang.
Dasar gila! Bisa-bisanya dia menonton itu. Aku merasa wajahku tambah merona hebat saat ia sudah mendorong tubuhku dan mengukungku. Dia tersenyum menggoda, berujar dengan suara rendah dan berat.
"Wanna play?"
"MESUM!!!"
---------------------------------------------------------------
Pendek ewh😰
Maaf yeu~ 🙏
Semenjak masuk sekolah.. jadi jarang buat kek gini😢
Mungkin agak jarang update~ tapi diusahainlah~
Apasih yang gak buat kamu😗-vey-

KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE BTS
FanficTidak apa-apa jika ingin membaca, hanya saja diharapkan memperhatikan kondisi fisik dan mental. Imajinasi yang begitu tinggi dapat menyebabkan jantung berdebar kencang, timbul rasa ingin memiliki, serta pahitnya kenyataan yang tidak bisa dihindari...