Selepas Hujan Reda

192 13 0
                                    

Titis gerimis sedang mencari jalan untuk kembali ke lautan, ketika kehadiranmu perlahan-lahan tidak lagi bisa kurasakan. Lubang di jalan tengah menjadi muara sementara bagi kawanannya yang terlupakan, ketika namamu menggema dengan hebat dalam hati dan isi kepalaku.

Memang, aku adalah yang kamu tinggalkan. Namun, bagiku tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Cerita tentang kita terus berjalan, bukan? Meski wujudnya remah-remah, tapi alurnya masih dan akan selalu terarah. Kamu percaya itu, kan? Kamu percaya bahwa peranmu tidak akan pernah tergantikan?

Hei! Siapa pula akan menyangka, bila pagi itu kita akan bertemu? Siapa pula akan mengira, bila ada istilah yang akhirnya mengikat kamu dan aku? Siapa pula akan menduga, bila malam itu kamu akan meninggalkanku? Dan, siapa pula akan merasa, bila kamu menemuiku di hari itu?

Tentu, banyak hal berubah, setelah aku mengenalmu. Banyak hal berubah, setelah kita sama-sama memendam rasa. Banyak hal berubah, setelah kamu tiba-tiba pergi. Dan, banyak hal berubah, setelah kamu memperkenalkanku dengan Ara.

Terima kasih, karena telah mengizinkanku untuk menjadi bagian penting dari hidupmu. Terima kasih, karena telah mempercayaiku untuk menjaga kehangatan dalam keluargamu. Terima kasih, atas segala pemberianmu; nasehatmu, intuisimu, pandanganmu, dan hal-hal lainnya yang...

Ah! Hujan akan benar-benar berhenti kali ini. Rain, kumohon datanglah kembali esok hari.

I Hate RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang