Nine

982 137 25
                                    

"Hi, Cass!" Gue nyapa Cassie yang lagi duduk di depan rumahnya.

"Hi, Dyl!" Cassie ngelambain tangannya sambil nyamperin gue yang masih di mobil.

"Sibuk gak?" Gue turun dari mobil dan langsung ngelingkarin tangan gue di bahunya.

"Enggak kok"

Kami pun duduk di teras rumahnya. Gue pandang muka Cassie yang lagi tersenyum ke arah gue. Gue pegang dan ngelus punggung tangannya.

"Cass.."

"Iya?"

"Gue.."

"Ya?"

"Gue suka sama lo, Destiny. Destiny Cassiopeia."

Dia diam agak lama. Setelah itu senyum lagi.

"Gue juga, Dyl."

Gue natap dia gak percaya. "Beneran?"

Cassie ngangguk. Gue senyum dan ngelus pipinya, sambil deketin muka dia ke gue. Dia mejamin matanya, begitu juga gue. Wajah kami makin deket dan akhirnya kami--

PLAAAAKK

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi gue. Gue langsung buka mata, muka Cassie digantiin sama muka Thomas yang tinggal beberapa senti lagi dari muka gue. Gue liat tangan kiri gue lagi megangin tangannya dan tangan kanan gue megang pipinya. Ketika sadar itu cuma mimpi, gue langsung loncat dari kasur dan Thomas melototin gue.

"LO NGAPAIN HAH?!"

"Lah lo ngapain megang-megang pipi sama tangan gue? Jangan bilang lo sekarang belok gara-gara gak dapet cewe." Thomas bergidik ngeri. Emang kurang ajar bocah blonde satu ini.

"Anjir lo, Tom. Kalo gue belok pun gue gak bakal mau sama lo."

"Lagi mimpi basah sama siapa lo?"

Gue lempar bantal yang ada di deket gue ke mukanya, "Fuck you, Thomas"

"Fuck.. me?" kata Thomas sambil ketawa terus lari keluar kamar.

"Najis Tom, najis" teriak gue dari dalam kamar, gue bisa denger suara tawa Thomas dari luar.

"Tadi gue denger lu ngigoin nama seseorang loh, Dyl" seru Thomas dan masih ketawa. Sialan.

"Tadi lo bilang apa ya? Ca.. eh bukan. Destiny? Destiny Cassiopeia? Itu Cassie 'kan?" Thomas munculin kepalanya di pintu kamar lalu gue samperin.

"Udah pernah keselek golok belum Tom?"

"Cie mukanya merah. Berarti bener hahahahah" Thomas lari dan langsung gue kejar. Sialan.

"Eh sini lo kampret"

"Mamanya Dylan, anaknya lagi jatuh cinta nih!" Thomas teriak-teriak kayak anak kecil.

"Diem lo, anjir"

Gue nangkep dia dan nutup mulutnya supaya gak bisa ngomong macem-macem lagi. Sampai akhirnya kita jatuh dan guling-gulingan di lantai.

"Ya ampun, kalian berdua ngapain?"

Gue sama Thomas langsung berdiri liat mom yang tiba-tiba muncul dari dapur. Gue menggaruk tengkuk gue yang gak gatal, dan si kampret Thomas malah ngomong,

"Itu mom, Dylan lagi jatuh cin-" sebelum dia selesai ngomong gue tutup mulutnya pake tangan gue terus gue seret dia ke kamar sambil ketawa cengengesan ke arah mom. Sedangkan mom cuma geleng-geleng kepala liatnya.

"Udah puas lo?" Tanya gue saat udah di kamar

"Haha iya, maaf maaf" Thomas masih ketawa cekikikan.

SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang