Twenty Two

675 101 33
                                    

Cassie dan Dylan sedang berada di rumah Thomas. Disana ramai, kebanyakan dari mereka adalah para senior, beberapa teman Dylan, dan anggota klub basket. Cassie mencari-cari keberadaan Thomas sambil memegang erat kotak kado bergambar batman. Ia terus mencari, sampai akhirnya melihat Thomas yang juga sedang mencari seseorang.

"Thomas!"

"Aye, Cass! Lo datang juga."

Cassie berjalan ke arah Thomas, begitu juga Thomas.

"Happy birthdaayy!" ucap mereka bersamaan sambil saling menyodorkan kado, lalu tertawa. Thomas tertawa lepas melihat Cassie yang salah tingkah dan makin membuat gadis itu blushing.

"Ini buat gue?" tanya mereka bersamaan, lagi, dan kembali tertawa.

"Coba, deh, dibuka. Gue harap lo suka" Thomas tersenyum, membuat hati Cassie luluh untuk ke sekian kalinya.

Cassie mengangguk, "Lo juga buka kadonya, semoga lo suka sama apa yang gue kasih"

"Kita buka barengan, satu, dua, tiga!" Mereka langsung membuka kado mereka masing-masing.

"Sepatu basket? Wah, Cass, gue lagi butuh banget. Thank you so muchhh"

"Hehe, by the way, ini, kalung?" Cassie mengeluarkan kalung yang ada di dalam kotak tersebut. Kalung itu bergambar hati seperti milik Abby, namun sedikit lebih kecil.

"Iya. Lo suka?" Cassie tersenyum, lalu mengangguk.

"Sini, gue pakein" Thomas mengambil kalung itu dan Cassie berbalik menghadap Dylan, akan tetapi sudah tidak ada Dylan di sana.

***

'Sial, padahal gue baru aja mau ngasih kado, malah keduluan sama Thomas.' batin Dylan, ia sedang berdiri di balkon rumah Thomas.

"Woi, Dyl, lo kemana aja? Dari tadi dicariin" ucap Tyler sambil menyuguhkan minuman ke Dylan.

"Bete di dalem, jadi nyamuk mulu." jawab Dylan sambil menerima minuman dari Tyler.

"Oh iya tadi gue liat Cassi--"

"Dia sama Thomas? Tau gue. Makanya gue kesini."

"Lo kenapa jadi sensi gini, sih? Jangan gitu dong, kalau lo mau dapetin Cassie--"

"Kejar dia terus. Gue tau, Ty."

"Nah itu lo tau--"

"Ty, udah, gue tau apa yang lo maksud. Sekarang gue lagi pengen sendiri, okay?"

"Okay, then. Gue balik ke sana ya" Tyler menepuk bahu Dylan dan meninggalkannya, lalu ia kembali ke sofa dimana tempat Nash dkk duduk.

'Kalau gue kejar dia terus, tapi hati dia ada pada orang lain, apa gunanya?

Kalau cuma gue yang berjuang, tapi dia sendiri nggak, gue bisa apa?

Kalau perasaan dia gak bisa berubah, gue bisa apa?'

Dylan berdecak sebal dan tak sengaja menjatuhkan gelas yang ia pegang.

"Dylan? Hati-hati, astaga" Cassie menghampiri Dylan lalu membersihkan sisa-sisa minuman yang tumpah.

"Lo dari tadi disini? Gue sama Thomas udah nyariin loh"

Thomas, of course.

"Gue nyari udara segar, agak pengap di dalam"

Cassie mendongak melihat langit "Langitnya bagus, ya?"

Dylan mengangguk dan menatap wajah Cassie. Hatinya sedikit sakit mengetahui bahwa gadis itu tidak akan mungkin menaruh perasaan padanya. Dylan teringat kado yang belum dia berikan kepada Cassie. Ia meronggoh sakunya mencari gelang tersebut.

SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang