Eight

939 133 18
                                    

- Cassie's pov

Gue agak kecewa karena udah mondar-mandir tapi buku yang gue cari gak kunjung ketemu.

Hmm. Kali aja di rak new arrival ada.

Gue pun jalan ke raknya dan mata gue langsung membulat ketika ngeliat setumpuk buku yang gue cari. Tanpa mikir dua kali, gue lari ngejar buku itu. Saking excitednya, gue kepeleset plus nabrak orang sampe nyenggol rak buku yang ada di depan gue dan otomatis buku-buku yang ada di rak itu berjatuhan di atas kepala gue.

"Aww" gue ngeringis sambil megangin kepala gue.

"Lho, Cassie?"

Gue menoleh, dan langsung diam saat tau orang yang gue tabrak itu adalah

"Thomas" ucap gue pelan.

Wait, Thomas?

"Lo gapapa?" Dia bantuin gue buat berdiri.

"Gapapa kok, cuma pusing aja kepalanya gara-gara ketiban buku"

Calm down, Cass. Calm down.

Gue berdiri dan hampir kehilangan keseimbangan. Untung Thomas megangin gue. Kalau nggak udah malu dua kali lipat gue.

"Hati-hati makanya" Thomas senyum sambil ngelus kepala gue.

Gue yakin 250% muka pasti gue merah banget kayak kepiting yang direbus kelamaan. Ditambah lagi jantung gue berdebar-debar. Astaga.

Gue cuma bisa nundukin kepala supaya Thomas gak bisa ngeliat muka gue yang merah ini.

"Cass, ini buk--unya" Dylan tiba-tiba dateng sambil bawa novel yang gue cari tadi.

"Ada lo juga ternyata" Thomas narik tangannya dari kepala gue.

Lalu dia ngambil buku-buku yang jatoh berserakan karena gue.

"Biar gue aja-"

"Shhh.. Udah gapapa, gue aja yang naruh, lagian raknya tinggi kan" Thomas motong ucapan gue sambil lanjutin aktivitasnya.

Gue kembali diam merhatiin Thomas yang sibuk ngeletakin buku-buku tersebut ke tempatnya.

Tangannya.

Rambutnya.

Senyumnya.

Semuanya.

Thomas, kenapa lo perfect banget sih?

"Umm, Cass" Dylan ngasih buku yang daritadi gue cari.

"Ini." Dia nunduk sambil mengusap tengkuknya.

"Eh iya, thanks, Dyl!" Gue senyum dan nerima buku itu dari tangan Dylan. Kemudian kembali ngarahin pandangan ke Thomas yang baru aja selesai nyusun buku tadi di rak.

"Nah, selesai." Thomas nyeka keringat yang ada di dahinya.

"Makasih ya, Thom"

"Iya. Lain kali hati-hati." Thomas nyubit hidung gue sambil ketawa kecil. Manisnya.

"By the way, itu buku apa?" Tanyanya.

"Uhm, ini. The Fever Code."

"Prequel The Maze Runner?"

"Iya"

"Wah, adek gue suka banget sama filmnya. Sampe-sampe gue bosen diajakin nonton filmnya berulang-ulang" Thomas ketawa lagi. Mungkin tertawa itu salah satu hobinya, and gue suka liatnya.

"Walaupun gue dulu gak begitu suka filmnya tapi ngerti jalan ceritanya. Hmm, yang berikutnya mau keluar, kan? Gue rencananya mau ngajak adek gue nonton, hehe"

SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang