Twenty Seven

686 106 71
                                    

"Gue juga sayang sama lo."

Cassie langsung mencubit lengannya sendiri, tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

'Ini bukan mimpi, kan?'

"Se..serius?"

Thomas tersenyum, "Iya, gue sayang sama lo"

Cassie tersenyum lebar. Sementara Dylan sudah tidak menutup mata dan telinganya, ia kembali melanjutkan aksi mengintipnya.

"Lo itu udah kayak adek gue sendiri."

Detik itu juga, dunia Cassie serasa runtuh, hancur berkeping-keping. Bagai dibawa terbang tinggi ke angkasa, lalu seperti bumi yang tiba-tiba kehilangan gaya gravitasinya, ia langsung jatuh ke dasar bumi yang paling dalam. Cassie langsung menunduk, badannya bergetar, matanya mulai memanas.

"Oo..oohh.." hanya satu-satunya kata yang bisa dia ucapkan.

"Kenapa?"

"Ga..gapapa..cuma.., gue agak pusing.." ujar Cassie terbata-bata. Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.

"Yaudah ayo kita ma-" Cassie menepis tangan Thomas dari tangannya lalu menggeleng.

"Gu..gue mau pulang aja.." Cassie mulai berjalan dan tak sengaja menyenggol bahu Thomas.

"Mau gue antar--"

"Gak usah" Cassie berjalan di tengah hujan, pandangannya kabur.

"Cass!!" Dylan langsung keluar dari balik pohon dan memanggilnya.

"Biarin gue sendiri.." ujarnya lirih.

"Cassie, tunggu gue!" Dylan berlari mengejarnya.

"Gue bilang, BIARIN GUE SENDIRI!" Dylan langsung terdiam saat Cassie berteriak, lalu ia melihat Thomas yang berdiri mematung, kebingungan melihat gadis itu.

Cassie terus berjalan. semua sudah tak berarti lagi baginya. Mengapa ia begitu bodoh mengira Thomas akan menyukainya? Thomas adalah mantan kekasih dari kakaknya sendiri, Abby. Dan jelas, baik Abby maupun Thomas akan butuh waktu lama untuk melupakan masa lalu mereka.

'Bodoh, bodoh, bodoh.' kalimat itu terus terulang di pikirannya. Air mata mengalir semakin deras di pipinya.

"Cass!"

Cassie terus berjalan, tak mengindahkan Dylan yang sedari tadi memanggilnya.

Ia berjalan tanpa melihat keadaan sekitarnya. Pandangannya buram, ia memeluk tubuhnya yang sudah basah kuyup karena hujan. Sampai akhirnya..

"CASSIE AWASS!!!"

Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya sangat keras hingga ia jatuh terguling di aspal. Pandangannya yang tadinya buram makin meredup, dan nafasnya pun tersenggal.

"NO!!!! CASSIE!!!!" Dylan memekik histeris sambil terus berlari menghampiri Cassie yang tergeletak berlumuran darah.

"Cassie, Cass. Cassie." Dylan menarik gadis itu ke pangkuannya.

"Cassie, stay with me. Cass." sambil menangis, Dylan menepis rambut Cassie yang menutupi wajahnya.

"Dyl.." ucapnya sangat pelan, hampir tak terdengar.

"No, no, no. Stay with me. Stay with me, Cass. CASS!" Dylan menepuk pelan pipi Cassie yang sudah tak sadarkan diri.

"HEEELLP!! SOMEBODY!!" Dylan berteriak putus asa. Ia melihat ke arah sekitarnya, mobil itu sudah tidak ada di sana. Ia menoleh ke belakang, Thomas sama sekali tak bergeming dari tempatnya berdiri tadi, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang