Thirty

669 86 8
                                    

A few months later..

"Dyl, yakin lo?"

"Banget Ty. Kalo gak gini caranya, makin berat hati gue buat pergi."

Tyler menepuk bahu gue, "yaudah, good luck ya."

Gue cuma mengacungkan jempol sambil senyum tipis dan membawa paper bag kecil yang ada di meja belajar gue, lalu berangkat ke rumah sakit.

***

Sampai disana, gue gak berani masuk ke ruangan Cassie sama sekali. Dari tadi gue cuma mondar mandir di depan pintu sampai sampai perawat di sana mandang gue aneh.

"Dylan? Gak masuk?"

Gue membalikkan badan, "Eh, Ab. Ini gue mau masuk"

"Mau masuk tapi gue liatin dari tadi lo mondar mandir gak jelas"

"Eheheh, umm, gue mau bicara dulu sama lo, bisa gak?"

"Ya langsung bilang aja"

"Diluar aja, ya"

"Yaudah"

**

Setelah gue ngejelasin semuanya ke Abby, dia ngasih gue waktu untuk berdua sama Cassie. Gue masuk ke dalam ruangan Cassie, sementara Abby nunggu di luar.

Kata Abby kondisi Cassie mulai membaik, Gosh, udah berbulan-bulan gue gak liat senyunya, dan gue kangen. Gue duduk di samping Cassie, menggenggam tangannya dan menempelkannya di pipi gue. Gue mejamin mata dan kejadian malam itu terulang di benak gue. Hati gue mencelos mengingat itu dan cairan bening perlahan mengalir di pipi gue. Gue meremas tangan Cassie.

"Gue kangen lo, Cass. Banget." Ucap gue lirih.

"Kalau aja waktu gue ngelarang lo buat nyatain perasaan lo ke Thomas, kalau aja gue nyatain perasaan gue lebih dulu, lo gak bakal kaya gini—"

Gue berdeham, gak seharusnya gue mellow kaya gini. Gue udah ngelakuin yang terbaik buat Cassie. Kondisinya juga udah membaik. Sekarang bukan waktunya untuk sedih. Gue harus berdoa supaya Cassie cepet sembuh, supaya gue bisa denger ketawa dia lagi, liat senyumnya, denger omelannya, dan tentunya bisa liat dia bahagia walaupun nantinya bukan sama gue.

Gue menatap lekat wajah Cassie, lalu senyum.

"Lo harus sembuh, Cass."

***

"Dyl? Dylan" seseorang mengguncang guncang bahu gue.

"Hmm.. Cassie..?" Gue menguap sambil mengusap mata.

"Ini Abby. Sekarang udah malam, lo gak pulang?"

"Hoamm.. iya"

Gue menguap lagi. Ah, gue lupa. Paper bag.

Gue mengambil paper bag yang ada di samping tempat tidur Cassie dan mengeluarkan isinya, lalu meletakkannya di nakas.

"Kalau dia bangun trus nanya ini apa, lo suruh dia liat sendiri, ya."

Abby mengangguk.

Gue baru mengangkat bokong gue dari kursi, Abby tiba tiba meluk gue.

"A-ab?"

"Makasih lo udah jagain Cassie selama ini. Makasih udah selalu ada buat dia. Gu-gue minta maaf.."

"It's okay, Ab." Gue menepuk pundaknya pelan.

"Gue bakal jagain dia kok. Lo tenang aja."

Gue mengangguk.

"Lo hati-hati ya, disana."

SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang