DERANA - 17

112K 4.4K 42
                                    

*********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*********

     Kirana menuruni anak tangga dan menghampiri Devan yang tengah duduk dimeja makan sambil melahap rotinya. "Good morning." Sapanya dan menarik kursi didepan Devan.

     "Morning," Balas Devan tersenyum.

     Cewek itu mengambil gelas berisi susu dan meneguknya hingga tersisa setengah. Ia kemudian mengambil sehelai roti dan mempolesnya menggunakan slay kacang dan coklat.

     "Mom and dad kapan pulang?" Tanya Kirana disela keheningan.

     Devan menyerup tehnya. "Seminggu lagi mereka pulang. Mau titip sesuatu?" Tanyanya yang diberi gelengan Kirana. Untuk sekarang ia hanya mau mom and dadnya pulang ke rumah, itu saja.

     "Kok lu gak punya pacar?" Tanya Kirana yang sukses membuat gerak Devan yang baru saja mau melahap suapan roti terakhirnya terhenti.

     Cowok itu tersenyum. "Siapa bilang gak punya, pacar gue kan lu." Jawab Devan kemudian tertawa.

     "Gue serius, padahal teman-teman lu kan udah pada punya pacar. Emang gak mau akhiri status jomblo lu itu? Rugi lho, udah mau lulus nih!" Tukas Kirana. Ia bahkan bingung cowok seganteng Devan samasekali tidak punya pacar. Bahkan gosip beredar tentang dirinya berkencan pun tidak pernah terdengar.

     "Gue masih mau menikmati masa-masa jomblo. Gue kadang suka risih lihat orang pacaran yang menurut gue udah kelewat batas, jijik pula." Jelas Devan.
     "Ya tapi hitung-hitung punya adik cewek gak apa-apa lah, dijadikan pacar sementara, hehehe." Sambungnya.

     "Yeuwh, kampret." Celetuk Kirana.

     "Tapi serius lho." Devan kembali menyerup tehnya sejenak dan kembali menatap Kirana.
     "Gue sih akhir-akhir ini lagi suka lihatin teman sekelas gue, Claudia namanya. Dia udah cantik, baik, trus sopan sama orang. Tapi gue masih mikir kira-kira dia suka gak ya cowok kayak gue?" Sambungnya.

     Kalau dipikir mana ada cewek yang mau tolak cowok seperti Devan?T_T jangankan cuma teman, dijadikan pacar aja mungkin cewek-cewek udah mati sambil kejang kali-_-

     "Gue sih gak masalah jomblo atau gak." Lamunan Kirana buyar ketika Devan kembali bersuara. "Yang penting gue bahagia. Cielah pagi-pagi gini gue udah bijak aja, lu sih make pancing sifat bijak gue. Jadi keluarkan sifatnya." Lanjutnya sambil tersenyum malu-malu.

     Oke-oke, Kirana tarik pemikirannya barusan. Siapa cewek yang mau terima cowok seperti Devan?:v visual saja yang tjakep! Tapi kalau sifat yaTuhan, suka bikin malu kadang-_-

     Devan berdiri dan memakai tasnya. "Yuk, berangkat."

- - - - - -

     "WEHHH MASIH PAGI NIH! PACARAN MULU LU BERDUA!" Seru Devan begitu masuk ke dalam kelas Kirana.

     Dua insan yang tengah tertawa itu sontak menoleh ke asal suara.
     "Diam lu, gue tau setan di aula gak menggoda makanya lu sirik kan lihat gue bahagia?" Timpal Jian.

     "Setan di aula congor mu, nama ada setan di aula." Jawab Devan dan mengambil kursi sembarang dan ikut bergabung bersama Amira dan Jian.

     "Kok lu bisa bersamaan gitu datangnya sama Kirana?" Tanya Jian.

     Devan berdecik. "Gini nih kalau di otaknya cuma pacaran, bokep, pacaran, bokep. Ya pake otaklah, gue ketemu Kirana di koridor trus barengan deh kesini." Jawabnya.

     "Susah emang punya pacar kayak Jian, omes mulu kerjaannya." Timpal Amira yang membuat Devan dan Kirana yang mendengar itu tertawa.

     "Malas bangetlah kalau ada Evan disini. Bisa-bisa gue yang terbully. Gue malas banget ikut Dareen main basket bareng adik kelas. Gila cuy masih pagi gini orang harusnya harum gitu ini malah bau keringat." Cerocos Jian.

     "Dareen mah emang dari lahir udah harum, jadi gak apa-apa mau main basket sesuka hati dia. Kalau lu, perlu mandi deodorant dulu kali biar gak bau." Jawab Amira.

     Tawa Devan pecah. "Eh mending lu keluar kelas deh, kasihan lu dibully mulu habisnya." Ucapnya yang masih saja ngakak.

     Jian berdecik kesal. "Parah banget nih, pacar gue pake ikut-ikutan ngebully gue segala. Gara-gara lu sih Van." Dumelnya.

     "Lah? kok gue?"

     KRIIINGGG!

     Bel masuk berbunyi bertepatan dengan kedatangan Dareen yang sudah mengganti pakaiannya menggunakan seragam. Ia menghampiri teman-temannya yang tengah asik mengobrol.

     Menyadari kehadiran Dareen membuat Devan berdiri dari tempat duduknya. "Gue cabut dulu ke kelas." Ujarnya.

     "Udah sana lu pergi! Ada lu gue dibully mulu! Gue titip salam sama setan aula ya, kemarin udah sampe mana pacarannya? Cipok-cipokan gak?" Sahut Jian yang sukses dihadiahi jitakan oleh Devan.

      "Gue tikung juga lu, dari Amira. Bye guys." Devan melenggang pergi keluar kelas.

     Selang beberapa menit Pak Bima masuk dengan senyum sumringahnya. Semua murid mengernyit bingung dengan tingkah Pak Bima.

     "Pak Bima kesambet apaan? Tumben banget cengar-cengir, biasanya galak kayak badak." Celetuk Jian.

     "Hari ini kita kedatangan murid baru yang sebelumnya pernah sekolah juga disini." Ucap Pak Bima yang sukses membuat seisi kelas penasaran.

     "Serius nih ada murid baru? Jangan-jangan kita semua di prank lagi sama Pak Bima!" Ucap Hendra. Ia masih ingat bagimana dulu mereka semua kena prank ulangan oleh pria itu. Wah kalau diingat nyesek sih:v

     Pak Bima menatap pintu sambil tersenyum hangat. Mempersilahkan murid baru itu untuk masuk ke dalam kelas.

     "Selamat datang kembali, Karin Trafelicia."

************

//

Part 17 revisi Done✔️

DERANA [COMPLETED✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang