**************
Devan melirik Kirana yang sudah tertidur pulas disebelahnya setelah menonton lima film horror selagi merasa bosan didalam pesawat.
Tinggal menghitung jam mereka semua sudah tiba di Indonesia. Ia meraih tangan Kirana dan menggenggamnya sambil menatap lekat cewek itu. "How lucky i'm." Ujarnya pelan dan membenarkan selimut Kirana ketika cewek itu menggeliat kecil.- - - - -
"I'm coming home... I'm coming home... Tell the world i'm coming home..."
Kirana tidak berhenti menyanyi sembari mendorong trolley mereka menuju pintu kedatangan. Sejak lepas landas, cewek itu sudah emosional memeluk Devan sambil berkata 'Bisa gak kita langsung skip tiba dirumah?' Katanya."Kak Claudia tau kita pulang?" Lirik Kirana ke Devan yang sedaritadi hanya diam selama menuju pintu keluar.
Perasaannya sekarang campur aduk. Senang ketika ia kembali ditanah kelahirannya, sedih karena harus meninggalkan New York yang perlahan membuatnya nyaman.Devan menoleh dan mengangguk. "Claudia sama Amira yang jemput." Jawabnya membuat senyum sumringah Kirana kembali mengembang.
"Asik! Kalau gitu kita langsung makan susi ya? Ya? Ya?" Sorak Kirana semangat.Charlote tertawa dan menggeleng. "Tidak sayang, hari ini kita semua istirahat dulu. Bi Vasti sudah masak-in kita dirumah." Jawabnya.
Keluar dari pintu kedatangan, mereka ber-empat dari jauh sudah melihat Claudia dan Amira yang tengah melambaikan tangannya dengan semangat. Tanpa pikir panjang Kirana langsung berlarian menghampiri keduanya kemudian berpelukan erat.
"Kangen banget!" Pekiknya semangat. Sementara Devan yang sudah mengambil alih trolley Kirana hanya bisa tersenyum melihat pemandangan itu sambil menggeleng maklum.Amira terisak dengan posisi mereka ber-tiga yang masih berpelukan. "Akhirnya gue gak bangkrut harus bolak-balik ke New York," Tukasnya.
Devan memalingkan wajahnya menatap seorang cowok yang menghampiri mereka semua sambil melambaikan tangannya. Ia tersenyum dan membalas lambaian tersebut.
"Gue kira lu gak datang," Devan tersenyum menatap Revon yang sudah berdiri disampingnya."Harusnya." Jawab Revon yang ikut menatap pemandangan antara Kirana, Amira, dan Claudia yang masih belum melepas pelukannya masing-masing. "Tapi sudah kewajiban gue buat jemput lu disini." Lanjutnya.
Akhirnya acara peluk-pelukannya berakhir juga. Kirana segera menghampiri trolley dan tidak sengaja melakukan eye contact bersama Revon yang sedaritadi masih menatapnya sambil tersenyum. "T-tunggu dulu.." Cewek itu memicingkan matanya sembari mengingat-ingat wajah Revon.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERANA [COMPLETED✔️]
Teen Fiction[MY PERFECT BOYFRIEND NEW VERSION] Perasaan terburuk ketika mengetahui telah dibohongi oleh seseorang yang kamu percaya. DERANA Copyright 2016 - amandrug