Keesokan harinya, VeOmi dan BatzNae sampai bersamaan ke sekolah.
Batz mendekati Ve dan meninggalkan Nae. "Kamu sama Nae duluan aja. Aku ada urusan sama Batz" ucap Ve menggenggam tangan Naomi, Naomi mengangguk mengerti.
Naomi mendekati Nae dan mengajaknya jalan terlebih dahulu. "Mereka ada urusan" ucap Naomi saat ia tahu Nae melihat ke arahnya.
"Ada apa, Ve?" tanya Batz langsung menghadang jalan Ve. "Lebay. Gpp, disuruh Papah aja. Jagain Naomi ya. Sedih gw, baru juga mulai, udah harus pergi" ucap Ve menghela napas.
"Kita bisa apa, Ve. Tenang aja, saingan terberat lo kan cuma Yona" Batz menaikkan kedua alisnya untuk menggoda Ve. "Kyaaaa! Itu yang gw maksud. Yona adalah.....saingan berat, Batz. Naomi ga acuh sama Yona" jawab Ve menghela napas.
"Lo juga ga acuh sama Kinal" Batz kembali berdiri di samping Ve. "Bedaaaaa" Ve merengek manja ke lengan Batz. "Ve.. Ini sekolahan. Ga usah manja deh" kesal Batz melepas tangan Ve di lengannya.
"Gw galau, Batz. Gimana dooong" lagi-lagi, Ve menghela napas. "Ga usah lebay. Gw punya pikiran lain" Batz menatap Ve dengan senyum penuh arti. Ve mendengar bisikan dari Batz dan keduanya sama-sama tersenyum yang tidak dapat diartikan. Lalu mereka berjalan bersama ke kelas.
Sesampainya di kelas.
"Dari mana kalian? Kok istri kalian dateng duluan?" tanya Jeje. "Lisan woy, lisaaaan! Banyak netizen disini dan seenak lo aja ngomongin status" ucap Ve memukul bahu Jeje."Ya maap sih, Ve. Ohya, bokap gw ngundang kalian makan siang" ucap Jeje menatap ketiga sahabatnya. "Hari ini?" tanya Aom. Jeje menganggukkan kepalanya.
Bel masuk berbunyi, mereka mengikuti pelajaran seperti biasa. "Jadi gimana?" tanya Jeje. "Iya. Nti Naomi gw chat aja" ucap Ve dan menatap AomBatz. Mereka menganggukkan kepalanya.
"Jessica Vania, berhenti mengajak temanmu mengobrol bisa?" tanya guru yang sedang mengajar. "Bisa, Pak. Maaf" ucap Jeje sopan. Guu tersebut mengangguk dan melanjutkan mengajar.
"Anak itu emang ga bisa ga ditegor ya? Ga bosen apa?" gumam Shania sambil mencatat. "Ciyeee perhatian ciyeee" goda Darin menatap Shania. "Apaan sih lo" dengus Shania acuh.
Bel istirahat berbunyi.
"Hai, Ve.."
"Kinal?" ucap The Eternal dan Frifor bersamaan namun suara Ve yang terdengar sangat jelas.
"Iya, Ve" jawab Kinal tersenyum manis menatap Ve. "Ada apa, Nal?" tanya Ve melirik ke arah Naomi. The Eternal melihat ke arah Ve, Kinal dan Naomi.
"Aku mau ngomong sesuatu ke kamu. Tapi ga disini. Ikut aku yuk" ajak Kinal yang daritadi tidak melepas pandangannya dari Ve. Ve melirik ke arah Naomi. Naomi hanya diam tanpa merespon apapun.
Ve menatap Kinal dan mengangguk.
Kinal mengajak Ve ke taman belakang sekolah. Ia mengajak Ve duduk di bangku taman tersebut.
"Ada apa, Nal?" tanya Ve melihat ke samping, ke arah Kinal.
"Ve.. "
----
Sementara itu di kelas.
"Ke kantin yuk" ajak Jeje berbalik menatap BatzAom. Mereka mengangguk dan berjalan ke arah kantin."Kita gamau ke kantin nih? Lapeeerrr" ucap Shania mengajak sahabatnya. "Yuk" ajak Naomi sudah berdiri dan berjalan. "Eh.. Dia kenapa?" tanya Shania heran karena biasanya Naomi tidak pernah seantusias ini. "Orang cemburu emang selalu beda" jawab Nae dan mengikuti Naomi berjalan.
Sesampainya di kantin.
"Mi.. Sayang loh mie nya lo aduk-aduk doang gitu" ucap Shania menatap mie Naomi yang tidak ia makan sedikitpun.Naomi menatap tajam ke arah Shania.
"Oke.. Oke.. Oke.. Gw ga ngomong lagi" ucap Shania mengangkat kedua tangannya."Aku ke kelas duluan ya, Ve" suara Kinal terdengar oleh The Eternal dan Frifor. Ia mengantarkan Ve ke kantin dan Ve mengangguk sebagai jawaban ucapan Kinal.
"Kok gw ga dipesenin sih, Je?" Tanya Ve begitu ia duduk di samping Aom dan menatap mejanya tidak ada makanan. "Gw gatau lo mau makan apa hari ini" jawab Jeje tengah mengunyah makanannya.
"Uhuk..uhuk.."
"Je.. Lo kenapa?" Tanya Ve memberikan minum dan Batz mengelus punggung Jeje yang tersedak tiba-tiba."Muka bini lo serem banget, Ve" gumam Jeje sedikit melirik Naomi yang menatap tajam ke arah mereka.
Ve menoleh dan mendapati Naomi tengah menatapnya tajam. Pandangan Ve beralih pada mangkuk mie di depan Naomi yang sedang ia aduk-aduk penuh emosi.
Glek!
"Cewe cemburu ternyata semenyeramkan itu ya" celetuk Aom yang tadi sempat berbalik melihat Naomi. "Kita gitu ga sih?" Tanya Batz menatap AomJeje. Sementara Ve masih mengatur napas melihat tatapan Naomi.
"Kita kan belum ada yang dicemburuin Batz. Lo ke Nae juga belum ada rasa" ucap Jeje menjelaskan. AomBatz mengangguk dan saat ini menatap Ve yang sudah berbalik ke arah mereka.
"Naomi.." Ucap Ve menghembuskan napasnya kasar. "Ajak ngomong berdua sana" Batz memberi pendapat. "Buat apa? Kalian kan belum ada status resmi. Ga ada yang perlu dijelasin. Belum ada hati yang perlu dijaga" ucap Jeje. Mereka bertiga mengangguk perlahan.
"Eh.. Gak.. Gak.. Kita juga pada tau lo lagi deket sama Naomi. Hati dia perlu dijaga. Ajak ngomong, Ve" ucap Aom tidak setuju dengan pendapat Jeje.
Bel istirahat berbunyi pertanda mereka harus kembali ke kelas.
"Yaudahlah, Ve. Seperti yang tadi kita bahas" Batz menatap Ve dan mendapat anggukan.
Sesampainya di kelas, Batz menahan tangan Nae. Nae menatap Batz seolah bertanya kenapa.
"Nanti siang, kami diundang Papah Jeje makan siang bareng. Aku ga bisa anter kamu pulang. Gpp kan? Kamu pulang sama siapa?" Tanya Batz yang masih menahan Nae di samping pintu kelas.
"Oh.. Gpp kok. Mungkin sama Darin. Nanti aku chat kamu langsung pulang apa ga nya" jawab Nae menatap Batz. "Oke. Kalo aku udah selesai dan kamu belum pulang, nanti aku jemput ya" ucap Batz tersenyum. Nae mengangguk. Batz mengacak pelan rambut Nae dan membiarkan Nae masuk ke kelas terlebih dahulu.
Nae masuk ke kelas sambil tersenyum.
"Yang satu lagi beraura angel.. Yang satunya lagi beraura devil" ucap Shania menatap NaeNaomi dan mendapat tatapan tajam dari ketiganya.
Pelajaran dimulai. Ujian dadakan. Siapa yang sudah selesai, diperbolehkan pulang.
Batz selesai mengerjakan dan membawa tasnya untuk keluar kelas, diikuti oleh Ve, Naomi, Nae, Aom dan Darin serta Jeje dan Shania yang keluar bersamaan.
"Ciyeee barengan lagi" goda Aom melihat JeShan. "Kebetulan" jawab Shania. "Kami ga percaya kebetulan, Nju. Semua pasti ada alasan. Iya ga, Je?" Tanya Ve yang sudah berdiri di depan mobilnya. "Hmm.." Jawab Jeje malas.
Mereka memang tidak percaya kebetulan. Tapi untuk saat ini, rasanya Jeje ingin mempercayainya.
"Yaudah yuk" ajak Jeje menatap sahabatnya. Semua mengangguk.
"Nanti chat aja" ucap Batz menghampiri Nae. Nae mengangguk dan tersenyum manis.
Berbeda dengan BatzNae, VeNaomi masih bersitegang.
"Aku mau ke rumah Jeje. Nanti aku chat kamu. Maaf soal yang tadi" ucap Ve menatap dalam mata Naomi. Naomi hanya diam menatap tajam Ve yang membuat Ve menghela napas dan berbalik berjalan meninggalkan Naomi menuju mobilnya.Sesaat setelah Frifor pergi meninggalkan sekolah, Naomi mendapat tatapan dari para sahabatnya.
"Udah deh, Mi. Jangan marah gaje gini. Minta penjelasan dulu. Kan ga ada yang tau apa yang terjadi. Kita karokean aja yuk" ajak Nae mengalihkan emosi Naomi.
Naomi menghela napas pasrah dan mengangguk.
Lalu Naomi bersama Shania dan Nae bersama Darin pergi meninggalkan sekolah menuju tempat karaoke.