Hari-hari berlalu, BatzNae masih dengan kemesraannya. Meski dengan keacuhannya, Batz selalu tahu bagaimana membuat Nae merasa dicintai.
"B.. Kamu bisa ga jangan terlalu cuek?" tanya Nae yang sedang memakan kentang gorengnya. Saat ini mereka sedang berada di cafe dan menunggu para sahabatnya untuk berkumpul.
Mereka sedang berkumpul setelah kemarin bagi raport dan akan membahas tentang liburan kenaikan kelas.
"Kenapa?" tanya Batz datar dan ikut memakan kentang goreng yang menurutnya tidak akan membuatnya kenyang.
"Kamu memang cuek, tapi cuekmu itu bisa bikin orang-orang suka" gerutu Nae dengan tetap memakan kentang goreng sebagai pelampiasan rasa cemburunya.
"Katanya kalori kentang goreng ini besar ya. Bikin gemuk juga? Lah aku makan ini gak gemuk-gemuk. Malah berasa makan kerupuk, kaya angin lalu doang" ucap Batz yang memakan kentang goreng sekaligus dua tiap suapnya.
"Ih.. Kok malah bahas kentang goreng sih" Nae memukul lengan Batz dengan ujung hp nya.
"Lah.. Aku cuek aja bikin orang suka, gimana aku ramah coba? Kamu tuh jangan ramah-ramah" ucap Batz menyesap tropical fruitnya yang menurutnya sedikit asam.
"Loh kok jadi aku?" tanya Nae heran dan menghentikan kunyahannya.
"Kamu emang ga bikin orang penasaran tapi kamu bisa bikin wajah orang bersemu merah" Batz mengeluarkan apa yang selama ini ia rasa. Batz tahu bahwa sikap Nae dapat membuat siapa saja menaruh hati padanya. Tidak jauh beda dengan sikap sahabatnya Ve.
"Ciyeee ada yang cemburu ciyeee" goda Nae mencolek lengan kiri Batz yang hanya tertutup asal oleh jaketnya.
"Aku berkali-kali nemuin orang-orang yang merona karena sikapmu dan Ve yang ramah meskipun ramah kalian hanya formalitas" ucap Batz membenarkan posisi jaketnya. Jaket yang minggu lalu diberikan oleh Nae dan saat ini menjadi jaket kesukaannya.
"Kenapa bawa-bawa nama gw?" ucap Ve yang baru datang dengan Naomi. Ve menarik kursi untuk Naomi tepat di depan Nae dan mendorongnya kembali saat Naomi sudah duduk. Lalu ia menarik kursi untuk dirinya di depan Batz tepat di samping kiri Naomi.
"Batz lagi ngeluh soal ramahnya kita, Ve. Katanya terlalu ramah" ucap Nae memberikan buku menu untuk Naomi dan Ve.
"Iya. Bener tuh. Sebel tau ga sih liat orang-orang salah tingkah sama sifat ramahnya kalian itu" ketus Naomi menatap VeNae.
"Loh.. Kamu ngeluh juga?" tanya Ve menghentikan membaca menu seakan tidak percaya.
Naomi tidak menjawab dan memilih untuk membolak-balikan menu guna memesan makanan.
"Iya, sayang. Nanti aku kurangin deh ramah-ramahnya" ucap Ve dan diikuti oleh Nae, "iya. Aku juga".
BatzNaomi mengangguk. Ve memesan makanan dan minuman untuk dirinya dan Naomi sementara NaomiBatzNae membahas tentang liburan mereka.
"Jadi gimana Perancis?" tanya Naomi menatap Batz yang sedang menyesap minumannya.
"Keren, Mi. Fix, gw mau ngajak Nae nikah disana aja" ucap Batz antusias. "Kamu yakin? Perancis itu mahal loh. Kenapa ga bulan madunya aja?" usul Nae menjelaskan kemauannya. "Oke.. Bisa kita pertimbangkan nanti" ucap Batz dan dijawab anggukan oleh Nae.
"Italia gimana, Mi?" tanya Nae menatap Naomi yang sedang sibuk membalas chat dari Shania. "Bentar.. Shania bilang udah sampe belokan depan. Jadi apa tadi?" tanya Naomi kurang fokus.
"Italia gimana, Mi?" tanya Nae terkekeh melihat ekspresi tidak fokusnya Nae.
"Oh.. Keren, Ne, Batz.. Mantap deh. Cewenya cantik-cantik.. Cowonya tampan-tampaaaannn.." ucap Naomi mengingat liburannya.
"Oh, gitu, Mi" ucap Ve yang mendengar ucapan Naomi dan duduk dengan wajah ditekuk.
"Mampus gue.." gumam Naomi sangat pelan. "Ga gitu, sayang. Sekalipun banyak yang cantik atau tampan, kan hatiku hanya memilihmu" ucap Naomi menggandeng lengan Ve.
"Sekarang jadi pandai merayu ya. Diajarin siapa kamu?" tanya Ve sedikit kesal. "Eh.. Itu bukan merayu ya, Ve. Itu kenyataan" decak Naomi kesal dan menghentakkan kakinya di lantai.
"Ada prahara rumah tangga tah ini?" tanya Shania yang baru saja datang dan Jeje di belakangnya.
"Kalian barengan?" tanya Batz menatap JeShan. Shania menengok ke belakangnya dan sedikit terkejut melihat Jeje sedang memainkan hp nya.
"Gak. Gw bareng kakak dia" ucap Jeje santai dan duduk di samping Naomi.
"Lo masih?" Tanya Batz menatap Jeje yang baru saja menaruh hp nya dan memakan kentang goreng di depan Nae. Jeje menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Shania yang duduk di samping Nae dan di depan Jeje hanya sedikit melirik dan menghela napas.
"Hai.. Maaf ya telat" ucap Darin dan duduk di samping Shania serta memandang datar ke kursi kosong di samping Jeje.
Tidak lama kemudian.
"Hai, semua. Maaf ya telat, macet. Gw duluan ya" ucap Kak Kim usai menarik kursi untuk Aom duduk. "Ya, kak" jawab semuanya bersamaan kecuali Darin.
"Kalian liburan mau kemana?" Tanya Ve menatap para sahabatnya yang sedang membaca buku menu.
"Belum tau, Ve. Kenapa?" Tanya Jeje yang sudah menulis pesanannya. "Gw sama Naomi mau ke Swiss. Kalian mau ikut?" Tanya Ve lagi.
"Enak betdah ngajaknya. Lo mau fasilitasi?" Ucap Jeje santai menaruh kepalanya di pundak Naomi.
"Fasilitasinya ga pake sender kepala berapa, Je?" Tanya Ve merangkul pinggang Naomi dan berpindah tempat duduk sehingga saat ini Ve duduk di samping Jeje dan Jeje hampir terjatuh kalau saja Aom tidak memegang lengannya.
"Astagaaa, Ve.. Kalo gw jatuh gimana coba?" Tanya Jeje sedikit kesal. "Cemburunya biasa aja, berapa, Ve?" Ketus Jeje kembali memakan kentang.
"Ya lo. Harus banget ya nyender di pundak pacar gw?" Ucap Ve datar menatap Jeje. "Udah, Ve. Cuma nyender doang. Jeje juga orangnya" ucap Naomi mengusap lengan Ve untuk meredakan emosinya.
"Maaf, Je" ucap Ve menyesal. "Belum gw terima kalo gw gw difasilitasi" ucap Jeje menaikkan kedua alisnya.
"Udah kaya, masih malak juga lo" ucap Ve kesal menatap Jeje. "Kan lo yang ngajak. Gw mah low profile, Ve" ucap Jeje menatap Ve dengan tatapan menggoda.
"Iya. Gw fasilitasi. Kita naik pesawat gw, tempat tinggal dan makan gw tanggung. Jalan-jalan pribadi ya" ucap Ve merangkul pinggang Naomi. Naomi menatap heran ke arah Ve, Ve malah mengusap pinggang Naomi.
"Kalian kenapa deh?" Tanya Shania heran dengan ekspresi VeNaomi. Naomi tersenyum dan menggeleng.
"Sayang.. Kamu ga cape ya?" Tanya Ve yang membuat semua yang ada di meja menatap Ve heran. "Cape kenapa?" Tanya Naomi tambah heran. "Makin cantik tiap harinya" ucap Ve menggombal dan sukses mendapat timpukan dari semuanya sementara Naomi mendekatkan wajahnya ke pundak Ve dan Ve menge up pelipis kanan Naomi.
"By.. Kamu kan udah banyak endorse ya" ucap Batz memulai gombalannya. "Iya, by, kenapa?" Tanya Nae sudah mengulum senyum. "Jadi gimana cara mengurangi macet?" Tanya Batz tertawa melihat ekspresi kesal Nae. Sontak saja mereka tertawa mendengar ucapan Batz yang mereka kira akan menggombal seperti Ve.
Lalu mereka berbincang untuk membahas liburan bersama.
