"Ve.. Serius.. Gw iri sama lo" ucap Aom yang sedang duduk di sofa di kamar Ve sambil menonton TV.
"Gw juga"
"Jeje..." Ucap VeAom bersamaan ketika mereka berbalik badan dan melihat Jeje memasuki kamar Ve, melempar tasnya asal dan menaruh kepalanya di pangkuan Aom.
"Iri gimana?" Tanya Ve bingung sambil memencet remot TV guna mencari acara yang bagus menurutnya.
"Cantik, pinter, tajir parah, punya pacar idaman. Ga paham lagi gw sama kesuksesan lo" ucap Aom mengelus rambut Jeje yang hanya sebahu.
"Iya. Bisa sukses gitu. Bahkan dulu lo sangat payah dalam hal percintaan, tapi sekarang punya pacar idaman. Kalo lo ga bisa bahagiain Naomi, gw siap gantiin posisi lo di hati Naomi" ucap Jeje santai.
"Lo tau sendiri, Je, rekam jejak gw deketin Naomi gimana. Gak akan mungkin lagi gw lepas. Kalo bisa gw nikahin, saat ini juga bakal gw nikahin. Tapi kan BatzNae juga mantep tuh suksesnya" ucap Ve menjelaskan.
"Batz mah ga payah dalam percintaan. Udah iri duluan gw. Tapi lo yang payah ini yang bikin iri" timpal Jeje dan sukses mendapat jitakan dari Ve.
"Ve.." Naomi datang dan membawa empat minuman lalu menaruhnya di atas meja di depan mereka duduk kemudian Naomi duduk di samping Ve dimana Ve langsung merangkul pinggang Naomi.
"Tuh, Mi. Jahat banget pacar lo. Jangan mu, Mi, sama dia. Nti lo dijahatin juga" ucap Jeje mengelus kepalanya yang tadi dijitak Jeje.
"Ve ga akan begitu sama gw, Je" ucap Naomi yakin dan mendapat kecupan di pipi dari Ve.
"Pacaran teruuusss"
"Batz.." Ucap mereka semua berbalik dan mendapati Batz berjalan membawa minumannya sendiri.
"Kalian janjian?" Tanya Ve menatap para sahabatnya.
"Gaklah. Kan tadi gw mau curhat pas kesini" jawab Aom menatap Jeje dan Batz bergantian.
"Gw juga mau curhat" ucap Jeje dan Batz bersamaan. Lalu mereka tertawa bersama.
Batz duduk di samping Jeje namun berbeda sofa dan mengambil makanan ringan yang ada di meja depan mereka.
"Jadi gimana, Ve atas keirian kami tadi?" Tanya Jeje menatap Ve dengan tetap menonton TV.
"Sukses itu kaya hamil, Je. Semua orang memberi selamat tapi ga ada yang tau berapa kali kita bercinta" ucap Ve santai.
Mereka semua diam akan ucapan Ve.
"Aww.. Sakit, sayang. Kenapa ih" kesal Ve mengelus bekas cubitan Naomi di perutnya.
"Ga ada perumpamaan laen apa?" Tanya Naomi kesal.
"Tapi bener sih, Mi" ucap Aom dan dijawab anggukan oleh JejeBatz.
"Cuma ya kalimat dia aja yang kampret" ucap Bqtz menimpuk Be dengan bantal lalu mereka tertawa.
Tiga hari setelah hari dimana mereka berkumpul di rumah Ve, kali ini mereka kembali berkumpul di rumah Ve dengan tambahan Nae.
"Gw putus" ucap AomJeje bersamaan. "Eh.." Lalu mereka semua tertawa akan kompaknya AomJeje memulai curhatan mereka.
"Kapan?" Tanya Nae. "Kemarin" lagi.. AomJeje menjawab bersamaan dan membuat mereka lagi-lagi tertawa.
"Cerita dong.. Lo dulu Aom" ucap Ve yang sedang duduk di belakang Naomi dan memeluk Naomi dari belakang.
"Jadi gini..." Aom memulai ceritanya.
Flashback on.
Kemarin siang di sebuah cafe, Aom dan Kim sedang duduk berhadapan dengan green tea latte dan vanilla latte sebagai hidangannya.
"Kak.."
"Iya. Kenapa?"
"Aku mau kita putus" ucap Aom menatap Kim.
"Ada yang mau kamu omongin?" Tanya Kim tersenyum menatap Aom.
"Aku gatau, kak. Aku ga bisa bertahan. Kalau dipaksa, pasti menyakiti" ucap Aom menjelaskan.
Kim menganggukkan kepalanya tanda mengerti. "Baiklah. Aku mengerti. Tapi kita bisa temenan kan? Hanya sebagai kakak adik. Dan kumohon jangan menjadi jauh dengan Nae" ucap Kim menjelaskan.
"Iya, kak. Aku tahu. Makasih ya, kak. Kakak juga harus bahagia meski tanpa aku" ucap Aom, Kim tersenyum menanggapi.
"Jadi kamu mau kemana? Biar aku antar" ucap Kim menawarkan bantuan. "Aku mau pulang, kak" ucap Aom. Kim mengangguk dan mengantar pulang Aom.
Flashback off.
"Gitu deh. Kakak lo terlalu baik buat gw sakiti" jawab Aom tersenyum menatap para sahabatnya.
"Gw dukung apapun keputusan kalian" ucap Nae yang sedang menaruh kepalanya di pundak Batz.
Mereka semua mengangguk.
"Kalo lo, Je?" Tanya Naomi menatap Jeje. "Gw mah sederhana. Kak, kita putus ya. Oke. Tetep temenan kan, tanya dia. Woles kak. Udah, gitu aja" jawab Jeje santai.
Semua melongo tidak percaya.
"Udah?" Tanya Ve bengong. "Iya. Udah. Tapi kami masih chat, lebih kayak temen dan gw lebih nyaman. Dia juga. Gak ada jaim" ucap Jeje dan dijawab anggukan oleh semuanya.
"Nju sama Darin nganggur loh" goda Naomi dan mendapat timpukan kacang dari AomJeje.